• Rabu, 26 November 2025

Ribuan Ikan Nila di Danau Ranau Lambar Mati Mendadak, Ini Penyebabnya

Rabu, 26 November 2025 - 15.36 WIB
23

Ribuan Ikan Nila di Danau Ranau Lambar Mati Mendadak. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Sejumlah petani ikan air tawar di kawasan Danau Ranau, Teluktuba, Pekon Kagungan, Kecamatan Lumbok Seminung, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mengalami kerugian setelah ikan nila yang mereka budidayakan di keramba mati mendadak.

Peristiwa ini terjadi sejak dua hari terakhir dan semakin terlihat pada Rabu (26/11/2025).

Kematian ikan diduga akibat fenomena upwelling, yaitu naiknya sisa pakan dan kotoran dari dasar danau ke permukaan yang menyebabkan kadar oksigen dalam air turun drastis.

Kondisi tersebut membuat ikan mengalami sesak napas dan tidak mampu bertahan.

Salah satu petani ikan nila, Erwin mengatakan, kematian ikan berlangsung tiba-tiba dan dalam jumlah banyak.

Matinya ikan-ikan itu diduga akibat upwelling, sisa-sisa pakan dan kotoran naik ke permukaan sehingga kadar oksigen berkurang. Ikan jadi tidak kuat,” ujarnya.

Erwin menjelaskan bahwa sebagian keramba miliknya tidak terkena dampak karena baru dipanen dan dalam keadaan kosong.

"Alhamdulillah kalau punya kami aman. Dari enam unit keramba, hanya beberapa yang terisi bibit ikan kecil karena saya baru panen,” jelasnya.

Ia menyebut ikan-ikan yang mati milik petani lain langsung dikumpulkan dan dibuang agar tidak menyebabkan penurunan kualitas air lebih parah.

"Ikan yang mati langsung diangkut pakai karung dan dibuang supaya yang lain tidak ikut terdampak,” katanya.

Erwin menambahkan, para petani kini melakukan pembersihan dan penyesuaian padat tebar untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada ekosistem keramba. Ia berharap kondisi danau segera pulih agar aktivitas budidaya kembali normal.

Sementara itu, Camat Lumbok Seminung, Rusfel Gultom, membenarkan adanya kematian ikan jenis nila dan emas di sejumlah keramba milik petani.

"Itu terjadi sejak dua hari terakhir. Hari ini baru terlihat lebih banyak ikan yang mati,” ujarnya.

Menurut Rusfel, penyebab utama kematian ikan adalah rendahnya kadar oksigen dalam air danau. "Menurut keterangan para peternak, itu akibat kekurangan oksigen. Kondisi airnya sedang tidak stabil,” kata dia.

Ia menjelaskan fenomena ini tidak dialami seluruh petani. Hanya beberapa keramba yang berada di lokasi tertentu yang terdampak cukup berat.

"Tidak semua peternak mengalami kematian ikan. Ada beberapa yang terdampak, terutama yang kerambanya berada jauh dari bibir danau,” tuturnya.

Lokasi keramba yang terdampak berada di Teluktuba, Pekon Kagungan, yang dikenal memiliki kedalaman air lebih tinggi sehingga lebih rentan terhadap perubahan arus dan kualitas air.

Rusfel mengatakan pihaknya masih menunggu pendataan lebih lengkap dari para petani untuk memastikan jumlah kerugian.

"Untuk kerugian belum bisa dipastikan karena masih didata,” ujarnya.

Ia menegaskan pemerintah kecamatan akan terus memantau kondisi dan melakukan koordinasi dengan para petani untuk mengantisipasi kejadian serupa.

"Kami terus pantau agar tidak ada dampak lanjutan yang lebih besar,” tegasnya. (*)