Ketika Listrik Menjadi Nafas Baru Peradaban
Ilustrasi AI
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Di tengah lekuk pegunungan Bukit Barisan yang menjulang seperti tembok raksasa Negeri Seribu Bukit, Lampung Barat perlahan memasuki babak baru peradabannya. Bukan hanya tentang jaringan listrik yang merambat, tetapi tentang perubahan gaya hidup yang dituntun oleh energi masa depan: electrifying lifestyle.
Di masa lalu, kabupaten ini lebih dikenal sebagai wilayah yang gelap, terpencil, dan sulit dijangkau. Deretan desa di kaki bukit hidup dalam ritme tradisional tanpa aliran listrik PLN. Tetapi kini, angin perubahan sedang berhembus kuat hingga ke sudut-sudut pekon yang selama ini sunyi.
Perubahan itu bermula dari satu kata sederhana: listrik. Namun maknanya menjalar jauh lebih luas. Di Lampung Barat, listrik bukan hanya soal terang, tetapi tentang membuka pintu menuju masa depan berkelanjutan.
Bagi generasi muda di Suoh, misalnya, listrik berarti kesempatan untuk belajar menggunakan perangkat edukasi digital. Bagi para petani kopi, listrik berarti mesin pengolahan yang lebih efisien. Bagi para ibu rumah tangga, listrik berarti waktu yang lebih produktif.
Dan bagi daerah ini, listrik berarti akselerasi menuju electrifying lifestyle sebuah pola hidup hemat energi, berbasis teknologi, dan ramah lingkungan yang kini menjadi arah baru pembangunan nasional.
Namun perjalanan menuju masa depan itu tidak ditempuh dengan jalan mulus. Lampung Barat menghadirkan medan ekstrem: lereng licin, hutan lindung, sungai deras, dan jalur yang bahkan GPS pun enggan menampilkan.
Di balik tantangan itu, hadir para petugas PLN ULP Liwa yang menjadi ujung tombak perubahan. Mereka bekerja melampaui jam kerja, melampaui batas kenyamanan, dan bahkan melampaui jarak yang tampak mustahil dilalui kendaraan.
Mereka membawa bukan sekadar kabel dan trafo, tetapi membawa harapan: harapan bahwa Lampung Barat bisa menikmati gaya hidup modern layaknya kota lain meski berada di ujung provinsi.
Kepala ULP Liwa, Arie Renaldo Setiawan Gultom, menyebut perjuangan ini sebagai bagian dari transformasi besar PLN untuk mendorong masyarakat memasuki era elektrifikasi. “Electrifying lifestyle bukan jargon. Ia adalah masa depan. Dan Lampung Barat berhak mendapatkannya,” ujarnya.
Namun harapan itu masih menghadapi kenyataan pahit: sejumlah pekon di Lampung Barat masih belum teraliri listrik PLN hingga kini. Di Kecamatan Lumbok Seminung, Pekon Pancurmas dan Ujung Rembun masih hidup dalam gelap saat malam turun.
Di Kecamatan Pagar Dewa, Pekon Batu Api dan Sidodadi juga menantikan listrik seperti menantikan musim panen.
Di Kecamatan Batu Ketulis, Pekon Atar Kuwau masih bergantung pada sumber energi seadanya. Di Kecamatan Belalau, Pekon Suka Makmur terus menunggu kabar baik dari PLN.
Di Kecamatan Suoh, Pekon Sidorejo dan Roworejo masih berada di balik tirai gelap yang begitu panjang. Dari seluruh wilayah ini, tercatat ribuan rumah masih belum menikmati listrik PLN. Namun jumlah itu bukan angka pesimistis, melainkan cermin dari potensi besar yang akan berubah begitu listrik masuk.
Pemerintah Kabupaten Lampung Barat kini menaruh perhatian serius. Usulan pemasangan jaringan telah disampaikan, pertemuan koordinasi intensif terus dilakukan, dan dukungan dari masyarakat perlahan menguat.
Bupati Lampung Barat bersama PLN telah menyepakati percepatan pembangunan jaringan mulai dari perluasan JTM, pemasangan gardu distribusi baru, hingga jaringan tegangan rendah yang akan menjadi langkah awal menuju electrifying lifestyle.
Tidak semua daerah bisa dijangkau jaringan darat. Untuk wilayah paling terpencil, PLN menghadirkan SuperSun, perangkat listrik tenaga surya yang menjadi solusi masa kini bagi desa yang mustahil disentuh jaringan konvensional.
Hadirnya teknologi bersih ini bukan hanya solusi sesaat. Ia menjadi simbol perpindahan Lampung Barat menuju energi berkelanjutan. Energi yang tidak mencemari, tidak merusak, tetapi tetap memberi kehidupan.
Dalam banyak kesempatan, Arie menceritakan betapa listrik kecil saja mampu mengubah hidup warga. “Satu tombol lampu bisa mengubah masa depan satu keluarga,” katanya.
Transformasi itu kini mulai terlihat. UMKM tumbuh, pelajar semakin aktif belajar daring, informasi mengalir lebih cepat, dan masyarakat semakin akrab dengan teknologi seperti PLN Mobile. Electrifying lifestyle mendorong masyarakat mengenal kompor listrik, pompa air listrik, hingga perangkat digital yang membuat aktivitas harian semakin efisien dan aman.
Dalam jangka panjang, perubahan gaya hidup ini juga menekan penggunaan energi berbasis fosil, mengurangi polusi, dan menjaga kelestarian hutan Lampung Barat yang menjadi paru-paru Sumatra bagian selatan.
PLN dan Pemkab Lampung Barat juga terus memberikan edukasi ke masyarakat tentang bahaya pencurian listrik, pentingnya pemangkasan pohon, serta keselamatan jaringan. Semua dilakukan demi memastikan lampu yang sudah menyala tetap bertahan.
Tantangan terbesar kini tinggal satu: percepatan perizinan dari kementerian terkait agar pembangunan jaringan tidak terhambat. Termasuk di wilayah hutan lindung yang selama ini menjadi jalur wajib bagi tiang dan kabel.
Namun semangat itu tidak surut. Baik PLN maupun pemerintah daerah sepakat bahwa listrik bukan hanya layanan, melainkan hak dasar. Hak untuk hidup lebih baik, lebih sehat, lebih produktif.
Di desa-desa yang dulu tenggelam dalam gelap, kini mulai terlihat perubahan. Malam tidak lagi membungkus pekon dalam sunyi lampu-lampu mulai menyala, meski pelan, tetapi pasti.
Dari ujung Lumbok Seminung hingga lembah Suoh, Lampung Barat perlahan menjelma menjadi wilayah yang siap memasuki masa depan energi bersih. Masa depan yang di dalamnya seluruh masyarakat memahami bahwa gaya hidup elektrik bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan.
Karena pada akhirnya, electrifying lifestyle bukan hanya tentang penggunaan listrik modern ia adalah tentang bagaimana Lampung Barat mengubah cara hidupnya. Dari gelap menuju terang. Dari ketertinggalan menuju keberlanjutan. Dari keterbatasan menuju peradaban baru yang penuh harapan. (*)
Berita Lainnya
-
Jejak Swasembada Energi dari Ujung Negeri Lampung
Rabu, 26 November 2025 -
Disiplin Rendah, Sejumlah Guru di Lampung Barat Dikeluhkan Tidak Masuk Kelas
Rabu, 26 November 2025 -
Ribuan Ikan Nila di Danau Ranau Lambar Mati Mendadak, Ini Penyebabnya
Rabu, 26 November 2025 -
Kasus Penipuan Revitalisasi Sekolah, Sosok yang Dibawa Sekda ke Hadapan Kepsek Lambar Ternyata Eks Cawabup Poso
Rabu, 26 November 2025









