• Rabu, 26 November 2025

Jejak Swasembada Energi dari Ujung Negeri Lampung

Rabu, 26 November 2025 - 16.19 WIB
12

Ilustrasi AI

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Di sebuah desa kecil di ujung Lampung Barat, malam kini tak lagi sepi. Langit yang dulu gelap perlahan dipenuhi cahaya dari rumah-rumah warga. Di balik perubahan sederhana itu, tersimpan cerita besar tentang bagaimana Indonesia tengah merajut masa depan energi yang lebih hijau, lebih mandiri, dan lebih adil.

Pergeseran ini tidak terjadi begitu saja. PLN, sebagai jantung sistem kelistrikan nasional, sedang menjalankan misi besar, mewujudkan swasembada energi, sebuah cita-cita agar bangsa ini tidak lagi bergantung pada bahan bakar fosil impor yang mahal dan rentan gejolak pasar global.

Bagi PLN, swasembada energi bukan sekadar soal listrik menyala. Ini adalah tentang menjamin setiap warga dari kota padat hingga pulau terpencil mendapat akses energi yang andal, terjangkau, dan berkelanjutan. Energi yang bukan hanya hadir, tetapi mengangkat kualitas hidup.

Untuk mencapai misi itu, PLN meluncurkan gerakan electrifying lifestyle sebuah ajakan untuk mengubah cara hidup: memasak, berkendara, bekerja, hingga menjalankan usaha dengan energi listrik yang bersih dan efisien.

Electrifying lifestyle bukan hanya tren modern. Ia adalah strategi negara. Dengan mengalihkan konsumsi energi dari minyak ke listrik, Indonesia memperkuat ketahanan energi dan mengurangi tekanan terhadap devisa. Semakin banyak perangkat beralih ke listrik, semakin kuat pula kemandirian energi bangsa.

Namun, perubahan perilaku bukan hal mudah. Karena itu PLN mengemasnya menjadi gerakan yang ramah, merakyat, dan penuh manfaat. Mulai dari kompor induksi yang lebih aman dan cepat, kendaraan listrik yang irit, hingga mesin-mesin usaha kecil yang bekerja tanpa polusi.

Setiap program dikerjakan dengan semangat: energi bersih harus dirasakan semua orang. Pembangunan pembangkit terbarukan dikebut. Elektrifikasi desa terpencil digenjot. SPKLU bermunculan sebagai penanda era baru transportasi Indonesia.

Dalam proses itu, wilayah 3T bukan lagi menjadi catatan kaki. PLN memprioritaskan daerah-daerah yang selama ini “gelap” dari perhatian. Mini-grid dibangun di pulau kecil, jaringan off-grid tenaga surya disiapkan di perbukitan terpencil, dan dukungan ke pemerintah daerah diperkuat agar tidak ada warga yang tertinggal.

Tantangan yang hadir bukan main. Infrastruktur harus diangkut menggunakan kapal kecil, bahkan melewati hutan dan sungai. Di beberapa lokasi, teknisi PLN bekerja dalam senyap malam, memanjat bukit berbatu untuk menyambung jaringan. Semua itu dilakukan demi satu tujuan, listrik yang adil untuk semua.

Di kota besar, teknologi smart grid mulai bergulir. Kabel, sensor, hingga sistem automasi disematkan dalam jaringan untuk memastikan listrik tidak hanya mengalir, tetapi juga cerdas. Smart grid menjadi tulang punggung masa depan, memastikan energi terbarukan dan listrik rumah tangga terkelola dengan presisi.

Sementara itu, kendaraan listrik pelan-pelan mengisi jalanan Indonesia. SPKLU di rest area Tol Trans-Sumatera, SPBKLU untuk kendaraan roda dua, hingga charging hub modern menjadi wajah baru transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Semua itu tentu membutuhkan pasokan terbarukan yang siap sedia. Pembangkit surya tumbuh di banyak wilayah, pembangkit angin berputar di kawasan tertentu, sementara hidro mini menopang daerah-daerah dengan aliran sungai yang stabil.

Bagi rumah tangga, elektrifikasi menghadirkan manfaat ekonomi nyata. Tanpa harus membeli BBM atau LPG, pengeluaran energi menjadi lebih rendah. Kompor induksi lebih efisien, pompa listrik lebih hemat, dan peralatan rumah tangga listrik lebih mudah dirawat.

UMKM pun mendapatkan nafas baru. Nelayan bisa menyimpan ikan lebih lama dengan cold storage listrik. Pengrajin mampu memproduksi lebih banyak dengan mesin yang stabil dayanya. Petani mengurangi biaya operasional dengan pompa listrik yang ramah kantong.

Studi-studi yang dilakukan PLN menunjukkan tren yang konsisten: beralih ke listrik membuat biaya hidup menurun. Di tengah harga BBM dan LPG yang tak menentu, listrik menjadi sahabat baru masyarakat kecil.

Di balik layar, laboratorium riset PLN bekerja merumuskan masa depan. Virtual power plant, digital energy management, hingga teknologi penyimpanan energi skala besar menjadi daftar inovasi yang sedang diuji. Masa depan energi Indonesia tidak hanya dibangun, tetapi juga dirancang dengan cermat.

PLN mengajak banyak pihak dalam perjalanan ini: kampus, swasta, startup energi, hingga komunitas lokal. Pelatihan, workshop, dan program inkubasi digelar agar semua warga merasa menjadi bagian dari ekosistem energi baru.

Tidak kalah penting, PLN mengubah cara berinteraksi dengan pelanggan melalui digitalisasi. Aplikasi layanan menghadirkan kemudahan, beli token, cek konsumsi, bayar tagihan, hingga mencari SPKLU semua dalam genggaman.

Di sisi lingkungan, elektrifikasi terbukti menurunkan emisi karbon. Penggunaan energi terbarukan yang makin besar menjadi pondasi kuat komitmen Indonesia menuju target emisi nol bersih.

PLN pun memastikan pembangkit eksisting tidak menjadi ancaman lingkungan. Teknologi rendah-emisi diterapkan, efisiensi energi ditingkatkan, dan sistem pengendalian beban diperkuat agar tidak ada energi terbuang sia-sia.

Ekonomi sirkular menjadi pendekatan baru. Komponen pembangkit dimanfaatkan kembali, limbah elektronik diolah, dan baterai yang sudah tidak terpakai didaur ulang. Semua demi memastikan energi bersih tidak meninggalkan jejak kotor.

Di Lampung Barat, cerita-cerita kecil bermunculan. Usaha kuliner yang tadinya bergantung pada LPG kini ramai pelanggan karena masakan lebih cepat tersaji menggunakan kompor induksi. Warga desa lebih aman berkendara motor listrik di jalan menanjak. Lampu jalan tenaga surya membuat malam semakin hidup.

Meski begitu, PLN tidak menutup mata terhadap kekhawatiran warga. Keluhan mengenai tegangan rendah atau pemadaman ditangani cepat, jaringan diperkuat, hingga regulator dipasang agar kualitas listrik stabil sejak hari pertama.

Literasi energi menjadi fondasi penting. Di sekolah-sekolah, anak-anak belajar tentang energi terbarukan. Di kampung, warga mendapat pelatihan mengoperasikan peralatan listrik. Di media sosial, kampanye hemat energi membanjiri linimasa.

PLN percaya, generasi muda adalah pemegang kunci masa depan energi. Mereka yang kini aktif berinovasi, bereksperimen, dan berkreasi di bidang teknologi akan menjadi penggerak transisi energi di tahun-tahun mendatang.

Tujuan besar pun sudah tergambar jelas. Pada 2030–2045, Indonesia ingin memastikan seluruh wilayah telah teraliri listrik dengan kualitas tinggi, porsi energi terbarukan meningkat drastis, dan jaringan pintar menjadi standar baru kelistrikan nasional.

Jika ada satu hal yang ingin dipercepat PLN, jawabannya sederhana: pembangunan energi terbarukan dan teknologi penyimpanan. Karena dari sinilah semua masa depan bermula keandalan sistem, elektrifikasi penuh, hingga bebas dari jeratan energi fosil.

Komitmen transisi energi berkeadilan semakin kuat. Program ISLE, PLTS untuk pulau kecil, mini-grid hybrid di daerah pegunungan, hingga baterai terpadu menjadi bagian dari upaya memastikan saudara-saudara di 3T merasakan energi bersih tanpa syarat.

Pemerintah turut mempercepat langkah dengan rencana pembangunan 100 GW tenaga surya. Sementara itu, Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN menjadi bukti resmi bagi industri bahwa energi yang mereka gunakan benar-benar berasal dari sumber hijau.

Dan dari semua itu, lahirlah sebuah harapan baru, energi bersih bukan lagi wacana, tetapi kenyataan yang mulai tumbuh dari desa ke desa, kota ke kota. PLN, bersama seluruh rakyat Indonesia, menyalakan masa depan yang lebih cerah masa depan yang mandiri, inklusif, dan berkelanjutan. (*)