• Senin, 24 November 2025

Pengamat: Ijtima Ulama Dunia Beri Energi Spiritual dan Peluang Ekonomi bagi Lampung

Senin, 24 November 2025 - 15.37 WIB
20

Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila), Asrian Hendy Caya. Foto: Ist.

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Gelaran Ijtima Ulama Dunia atau Tabligh Akbar Indonesia Berdoa akan berlangsung di Kota Baru, Lampung Selatan, pada 28–30 November 2025 mendatang. Selain menjadi momen spiritual besar, kegiatan ini diyakini membawa dampak positif bagi perekonomian daerah.

Pengamat Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila), Asrian Hendy Caya, menilai bahwa kegiatan keagamaan berskala besar seperti ini memiliki relevansi kuat dengan pembangunan nasional.

Menurutnya, sebagai bangsa yang berlandaskan Pancasila, aspek ketuhanan adalah unsur fundamental yang tidak terpisahkan dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Peran nilai-nilai agama sangat substansial sekaligus strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, termasuk dalam pembangunan nasional,” ujarnya, Senin (24/11/2025).

Secara spiritual, Ijtima Ulama ini diharapkan mampu memberi inspirasi dan energi positif untuk membangun daerah lebih baik dan produktif.

"Hal ini berkaitan langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta mengangkat derajat dan martabat kemanusiaan, baik dari aspek ekonomi, sosial, politik maupun kultural, " jelasnya. 

Asrian juga menekankan bahwa keberkahan yang muncul dari kegiatan keagamaan dapat membuka peluang untuk memanfaatkan sumber daya dengan lebih efektif dan efisien sehingga meningkatkan produktivitas. Iklim ekonomi dan politik yang ramah, menurutnya, akan memperluas akses masyarakat untuk mencapai kesejahteraan.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa konsep agama selalu berlandaskan pada keadilan, yang merupakan syarat utama dalam menciptakan kemakmuran.

“Tanpa keadilan, sulit bagi sebuah bangsa untuk mencapai kemakmuran. Karena itu pembangunan harus berpijak pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” tegasnya.

Di era digital saat ini, Asrian menilai fenomena viral menjadi kata kunci penting karena berperan sebagai algoritma yang memengaruhi pikiran dan pilihan masyarakat, baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

"Dengan demikian, berbagai potensi ekonomi, komoditas, dan aktivitas ekonomi dapat tersosialisasi secara luas melalui tayangan yang viral, maupun melalui kesan yang dibawa para peserta, termasuk yang berasal dari mancanegara, " katanya. 

Asrian menyebut, hal ini dapat menjadi logika baru dalam membangun jejaring ekonomi. 

"Karena salah satu kekuatan ekonomi modern adalah network, selain digitalisasi yang membuka akses lebih luas bagi seluruh pelaku ekonomi, " tandasnya. (*)