• Senin, 24 November 2025

Cegah Kebocoran, Pembayaran Retribusi Pemprov Lampung Kini Pakai Aplikasi Saibara

Senin, 24 November 2025 - 13.22 WIB
28

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, saat meluncurkan aplikasi Saibara di Kolam Renang Pahoman, Senin (24/11/2025). Foto: Ria/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung meluncurkan Satu Aplikasi Belanja Retribusi Daerah (Saibara) sebuah platform digital yang menghimpun seluruh pembayaran retribusi daerah dalam satu sistem aplikasi.

Peluncuran berlangsung di Halaman Kolam Renang Stadion Pahoman, Kota Bandar Lampung, Senin (24/11/2025).

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal mengatakan, aplikasi Saibara dirancang mempermudah akses masyarakat terhadap berbagai layanan dan jasa milik Pemprov Lampung, sekaligus meningkatkan efektivitas pengelolaan pendapatan daerah.

"Digitalisasi adalah kunci untuk memperbaiki pelayanan. Dengan Saibara, transparansi, akuntabilitas, dan efisiensi dalam pengelolaan retribusi dapat ditingkatkan, dan masyarakat akan mendapatkan pelayanan yang lebih baik dan cepat," ujar Gubernur Mirza.

Menurutnya, potensi retribusi daerah selama ini belum tergali secara maksimal. Gubernur Mirza mencontohkan daerah yang setelah menerapkan digitalisasi pembayaran mengalami lonjakan pendapatan yang berlipat, tanpa peningkatan jumlah pengunjung.

Selain meningkatkan pendapatan daerah, lanjut Gubernur Mirza, Saibara diharapkan berdampak langsung pada kualitas pelayanan publik.

"Semakin tinggi aktivitas ekonomi masyarakat, semakin besar tuntutan terhadap pelayanan. Jika sistem retribusi kuat dan transparan, kemampuan pemerintah dalam memberikan layanan akan ikut meningkat," ujarnya.

Gubernur Mirza menegaskan bahwa digitalisasi retribusi tidak hanya berorientasi pada efisiensi administrasi, tetapi juga bagian dari penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di seluruh sektor.

Untuk itu, Gubernur Mirza  menginstruksikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) pengelola retribusi untuk segera melakukan migrasi layanan ke sistem digital secara bertahap dan terkontrol.

"Kemajuan Lampung tidak mungkin terjadi tanpa kolaborasi. Sinergi dengan seluruh pemangku kepentingan menjadi energi bagi Lampung untuk terus bergerak lebih cepat," ujarnya.

Sementara itu Kepala Bapenda Provinsi Lampung, Slamet Riadi melaporkan bahwa Saibara merupakan upaya menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik khususnya pada sektor pendapatan retribusi.

"Aplikasi ini akan memberikan kemudahan, kecepatan dan kepastian bagi masyarakat Lampung dalam melakukan transaksi sesuai kebutuhan dalam layanan, jasa dan perizinan yang disediakan oleh Pemerintah Provinsi Lampung," kata dia.

Sementara itu, Kabid Non Pajak Bapenda Lampung, Dona Pebiola, mengatakan bahwa seluruh layanan retribusi yang diselenggarakan perangkat daerah kini diarahkan untuk menggunakan transaksi non tunai.

"Semua retribusi yang diberikan layanannya oleh Pemerintah Provinsi Lampung melakukan transaksi lewat Saibara. Saat ini ada sekitar 21 perangkat daerah yang memberikan pelayanan retribusi," ujar Dona.

Dona menjelaskan, berbagai layanan kini sudah terintegrasi dengan Saibara. Mulai dari pembelian bibit di UPTD Dinas Pertanian, sertifikasi bibit dan benih, layanan museum, hingga kolam renang.

Seluruh tarif telah ditetapkan dan ditampilkan secara terbuka sehingga memudahkan masyarakat mengetahui biaya layanan.

"OPD kita arahkan untuk melakukan transaksi secara non-tunai. Petugas tidak lagi menerima pembayaran tunai. Seluruhnya langsung masuk ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD). Untuk layanan sewa-menyewa gedung juga sudah termasuk dalam sistem," jelasnya.

Ia menambahkan, Saibara dirancang untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat. Pengguna cukup melakukan registrasi satu kali, kemudian akun dapat digunakan seterusnya untuk melakukan berbagai transaksi.

"Akunnya berlaku terus. Registrasi hanya satu kali, setelah itu tinggal belanja layanan. Mau ke Museum Transmigrasi misalnya, cukup pesan tiket dan langsung bayar melalui aplikasi," kata Dona.

Lebih lanjut, ia mencontohkan fitur pengaturan jadwal operasional pada layanan tertentu. Misalnya, Museum Lampung yang tutup setiap hari Senin. Pada hari tersebut sistem otomatis melakukan blackout sehingga masyarakat tidak dapat memesan tiket. (*)