Transfer Pusat Turun, Pemkot Metro Pangkas Perjalanan Dinas, Rapat di Hotel dan Acara Seremonial
Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Metro - Wakil Wali Kota
Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana, meluruskan kabar soal adanya pemangkasan
besar-besaran dalam rancangan APBD 2026. Menurutnya, angka turun hingga sekitar
Rp161 miliar itu bukan karena Pemkot sengaja memotong, melainkan karena penurunan
pendapatan transfer dari Pemerintah Pusat.
Rafieq membeberkan sumber penurunan terbesar
dari Dana Alokasi Umum (DAU) sekitar Rp90,9 miliar. Kemudian Dana Alokasi
Khusus (DAK) Fisik minus Rp31 miliar karena beberapa paket sektor pendidikan,
kesehatan, air minum, dan infrastruktur hilang.
Lalu, insentif Fiskal jadi nol alias urun
Rp21,12 miliar. Berikutnya ialah DAK Non-Fisik yang turun Rp4,39 miliar,
terutama pada BOK, BOKB, BOP PAUD, dan perpustakaan
“Ini lebih ke penyesuaian. Bukan Metro yang memutuskan
memotong anggarannya sendiri. Jadi yang turun itu pendapatan. Dari situ kita
wajib melakukan penyesuaian belanja,” kata dia saat dikonfirmasi awak media,
Selasa (18/11/2025).
Rafieq memastikan bahwa Pemkot memegang
prinsip utama yaitu jangan sampai layanan publik terganggu. Kemudian ia
menegaskan sejumlah hal yang harus dilindungi.
"Yang dilindungi adalah Gaji dan
tunjangan melekat ASN, layanan pendidikan, layanan kesehatan, administrasi
dasar dan layanan masyarakat di Kelurahan dan Kecamatan," ujarnya.
Penyesuaian diarahkan ke pos yang kurang
prioritas seperti perjalanan dinas, seremonial, kegiatan yang bisa digabung,
hingga belanja modal yang tak mendesak.
Meski ruang gerak anggaran mengecil, Rafieq
menegaskan kinerja ASN tidak boleh berubah. Ia mengingatkan kemungkinan bahwa
ruang gerak terbatas, beban kerja meningkat, dan tuntutan efisiensi lebih
tinggi.
“Gaji aman. Tapi dukungan operasional akan
lebih ketat. Situasi ini sebagai momentum untuk bekerja lebih cerdas, bukan
lebih berat," ucapnya.
Wakil Walikota juga menerangkan sejumlah
skenario efisiensi yang bakal menyasar perjalanan dinas hingga kegiatan yang
bersifat seremonial.
"Jadi kedepannya, perjalanan dinas hanya
untuk urusan yang wajib. Rapat dan bimtek di hotel, digeser ke fasilitas
Pemkot. Honorarium panitia dan lembur akan diperketat dan kegiatan seremonial
akan disederhanakan," paparnya.
Sementara terkait dengan Tambahan Penghasilan
Pegawai (TPP) ASN, Rafieq mengatakan masih dalam kajian, dengan prinsip
perlindungan terhadap unit layanan dasar. Rafieq juga menegaskan pelayanan yang
berhubungan langsung dengan masyarakat harus tetap prima.
"Pemkot akan memperkuat anggaran
frontliner seperti puskesmas, sekolah, perizinan, dan disdukcapil. Kemudian
digitalisasi layanan untuk menekan biaya dan pengawasan layanan agar tak ada
penurunan kualitas yang dibiarkan," jelasnya.
Di tengah penyesuaian anggaran, dua perangkat
kunci justru punya peran lebih besar ialah Inspektorat untuk mencegah moral
hazard, mengawal layanan, memperkuat SPIP. Kemudian BKPSDM untuk memastikan
disiplin ASN, pengembangan kompetensi, hingga manajemen kinerja yang lebih objektif.
Menurut Rafieq, kondisi ini bukan hanya
beban, tetapi juga kesempatan merapikan banyak hal dalam birokrasi.
“Mengurangi kegiatan seremonial, menghapus
duplikasi program, memperkuat tata kelola berbasis data itu peluang besar.
Karena ruang fiskal berubah, indikator kinerja juga akan diselaraskan ulang.
Fokusnya bergeser ke mutu layanan dan outcome, bukan sekadar banyaknya
kegiatan," terangnya lagi.
Pemkot juga menyiapkan berbagai langkah untuk
menjaga semangat ASN, mulai dari dialog dan sosialisasi ke semua OPD, mendorong
inovasi sederhana di unit kerja serta memberi apresiasi untuk ASN inovatif dan
forum berbagi solusi antar-pegawai.
“Efisiensi bukan hukuman. Ini ujian untuk
bekerja lebih cerdas dan tetap adil. Hak dasar ASN kami jaga. Kami juga
pastikan layanan dasar tetap maksimal. Mohon dukungan, karena APBD 2026 masih
tahap proyeksi dan masih dibahas dengan DPRD. Pemkot akan mencari komposisi
terbaik antara efisiensi, pelayanan, dan perlindungan ASN," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Minim Penerangan, Warga Keluhkan Gelapnya Taman Merdeka Kota Metro
Minggu, 16 November 2025 -
Dorong Legalitas, Komisi VII DPR RI Minta Kementerian Dampingi Wirausaha Baru di Kota Metro
Sabtu, 15 November 2025 -
Warga Serbu Bazar Murah Metro, Harga Sembako Dipangkas Hingga Rp 5.000
Jumat, 14 November 2025 -
Curi Motor Saat Transaksi COD, Pemuda Metro Pusat Dibekuk Polisi di Hotel
Kamis, 13 November 2025









