• Senin, 10 November 2025

Maknai Hari Pahlawan, Sejarawan: Generasi Muda Lampung Cenderung Lupa Akar Sejarah

Senin, 10 November 2025 - 14.39 WIB
12

Sejarawan Lampung, Arman AZ. Foto: Ist.

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Peringatan Hari Pahlawan semestinya menjadi momentum bagi generasi muda di Provinsi Lampung untuk meneladani semangat perjuangan para pahlawan.

Namun, di tengah derasnya arus teknologi dan media sosial, muncul pertanyaan besar: seberapa dalam anak muda Lampung memahami sejarah bangsanya?

Sejarawan Lampung, Arman AZ, menilai bahwa peringatan Hari Pahlawan saat ini cenderung bersifat seremonial dan kehilangan makna mendalam.

Ia menyebut fenomena ini sebagai 'demam tahunan' yang hanya ramai dibicarakan setiap November, namun minim tindak lanjut.

"Bicara pahlawan lebih condong ke kiprah seseorang di masa lalu. Tapi tidak dibicarakan apa nilai-nilai penting dari kisah kepahlawanannya, apalagi diaplikasikan untuk saat ini,” ujar Arman, Senin (10/11/2025).

Arman menyoroti pentingnya keberlanjutan nilai kepahlawanan, bukan sekadar pengakuan formal.

"Kalau istilah sekarang, yang banyak dipakai adalah sustainable atau berkelanjutan. Setelah ditetapkan pahlawan, lalu apa dan bagaimana selanjutnya? Nyaris minim, untuk tidak menyebutnya tidak ada,” tambahnya.

Ia juga menyoroti kurangnya sosialisasi mengenai pahlawan asal Lampung. Hingga kini hanya dua tokoh asal Lampung yang telah diakui sebagai pahlawan nasional. Namun, tidak semua generasi muda mengetahuinya.

"Pertanyaannya, apakah semua generasi muda Lampung sudah tahu siapa pahlawan dari daerahnya sendiri? Jangan-jangan belum tahu. Dan setelah mendapat gelar, apakah nilai perjuangan mereka disebarluaskan lewat dunia pendidikan? Nyatanya tidak,” kritiknya.

Arman menilai, tanpa integrasi nilai-nilai kepahlawanan dalam kurikulum dan kehidupan sosial, makna Hari Pahlawan akan terus menjadi seremoni tahunan tanpa dampak nyata.

"Seharusnya dunia pendidikan di Lampung menjadi garda depan dalam mengenalkan dan menanamkan semangat perjuangan lokal kepada siswa, agar mereka bukan hanya hafal nama pahlawan, tapi juga paham dan meneruskan nilai-nilainya,” tegasnya. (*)