Metro Didorong Masuk Jejaring Kota Kreatif UNESCO Lewat Diplomasi Budaya
Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana saat melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan (Ditjen DPKSK) Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti di kantor Kementerian. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Metro – Pemerintah Kota (Pemkot)
Metro terus berupaya memperkuat posisi daerah sebagai pusat kebudayaan di
tingkat nasional dan global. Salah satu langkah strategis dilakukan melalui
audiensi dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (4/11/2025),
yang membahas peluang Metro masuk dalam jejaring kota kreatif UNESCO.
Wakil Wali Kota Metro, Rafieq Adi Pradana, yang
memimpin pertemuan tersebut menjelaskan bahwa audiensi membahas penguatan
identitas budaya sebagai bagian dari strategi pembangunan daerah.
“Metro memang tidak memiliki sumber daya alam
unggulan, tapi kami punya kekayaan sejarah dan budaya lokal yang kuat. Kota ini
berdiri di atas warisan kolonial, dengan masyarakat multietnis yang masih
menjaga tradisi seperti Piil Pesenggiri, upacara Adok, dan simbol Siger,” ujar
Rafieq, Kamis (6/11/2025).
Rafieq juga menyampaikan bahwa Metro memiliki
populasi sekitar 180 ribu jiwa dengan mayoritas usia produktif dan tingkat
harapan hidup tinggi. Menurutnya, potensi budaya dan karakter masyarakat
menjadi modal penting untuk mendorong Metro menjadi bagian dari diplomasi
budaya Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, jajaran Pemkot Metro
diterima oleh Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan
(Ditjen DPKSK), Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti. Pihak Kementerian
memaparkan mandat kerja yang mencakup pelestarian warisan budaya prasejarah
hingga pengembangan jejaring kota kreatif dan nominasi Warisan Budaya Takbenda
ke UNESCO.
“Kementerian juga telah memfasilitasi lebih dari
500 pelaku budaya Indonesia untuk tampil di 25 negara tahun ini melalui program
Dana Indonesiana,” jelas Rafieq.
Dalam diskusi tersebut, Kementerian menilai
pentingnya profesionalitas dan kurasi dalam setiap kolaborasi budaya lintas
daerah. Diplomasi budaya, kata Rafieq, meliputi seni pertunjukan, gastronomi,
publikasi populer, hingga liputan media internasional.
Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah daerah
tetap berkomitmen menjaga warisan budaya Lampung, terutama kebuayan nuban,
melalui penguatan sanggar, Dewan Kesenian, ruang arsip, galeri, dan festival
tahunan seperti Festival Putri Nuban.
Sementara itu, Dirjen DPKSK Kementerian
Kebudayaan, Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti, menyambut baik inisiatif Metro
dan menyebut kota ini berpotensi menjadi bagian dari jejaring kota kreatif
UNESCO.
“Kami telah memasukkan Metro dalam peta kerja
nasional untuk penguatan jejaring UNESCO, repatriasi benda budaya, dan promosi
lintas negara. Ada tiga fokus kerja sama yang disepakati: penguatan identitas
budaya, peningkatan partisipasi komunitas, dan pembangunan reputasi kebudayaan
di tingkat global,” ungkapnya.
Endah menegaskan, Pemerintah Kota Metro telah
menyatakan kesiapannya memenuhi data dan standar kuratorial yang dibutuhkan
untuk program kerja sama tersebut. (*)
Berita Lainnya
-
Kisah Pesantren Sampah, Ubah Limbah Jadi Rupiah
Kamis, 06 November 2025 -
165 Pelajar SMA Muhammadiyah Ahmad Dahlan Metro Tuntaskan TKA
Rabu, 05 November 2025 -
Ratusan Produk Industri di Metro Belum Bersertifikat Halal
Rabu, 05 November 2025 -
Luka Intelektual Kota, Saat Koneksi Mengalahkan Kompetensi, Oleh: Arby Pratama
Rabu, 05 November 2025









