• Kamis, 06 November 2025

Metro Didorong Masuk Jejaring Kota Kreatif UNESCO Lewat Diplomasi Budaya

Kamis, 06 November 2025 - 14.25 WIB
18

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana saat melakukan audiensi dengan Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan (Ditjen DPKSK) Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti di kantor Kementerian. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Metro – Pemerintah Kota (Pemkot) Metro terus berupaya memperkuat posisi daerah sebagai pusat kebudayaan di tingkat nasional dan global. Salah satu langkah strategis dilakukan melalui audiensi dengan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (4/11/2025), yang membahas peluang Metro masuk dalam jejaring kota kreatif UNESCO.

Wakil Wali Kota Metro, Rafieq Adi Pradana, yang memimpin pertemuan tersebut menjelaskan bahwa audiensi membahas penguatan identitas budaya sebagai bagian dari strategi pembangunan daerah.

“Metro memang tidak memiliki sumber daya alam unggulan, tapi kami punya kekayaan sejarah dan budaya lokal yang kuat. Kota ini berdiri di atas warisan kolonial, dengan masyarakat multietnis yang masih menjaga tradisi seperti Piil Pesenggiri, upacara Adok, dan simbol Siger,” ujar Rafieq, Kamis (6/11/2025).

Rafieq juga menyampaikan bahwa Metro memiliki populasi sekitar 180 ribu jiwa dengan mayoritas usia produktif dan tingkat harapan hidup tinggi. Menurutnya, potensi budaya dan karakter masyarakat menjadi modal penting untuk mendorong Metro menjadi bagian dari diplomasi budaya Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, jajaran Pemkot Metro diterima oleh Direktur Jenderal Diplomasi, Promosi, dan Kerja Sama Kebudayaan (Ditjen DPKSK), Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti. Pihak Kementerian memaparkan mandat kerja yang mencakup pelestarian warisan budaya prasejarah hingga pengembangan jejaring kota kreatif dan nominasi Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO.

“Kementerian juga telah memfasilitasi lebih dari 500 pelaku budaya Indonesia untuk tampil di 25 negara tahun ini melalui program Dana Indonesiana,” jelas Rafieq.

Dalam diskusi tersebut, Kementerian menilai pentingnya profesionalitas dan kurasi dalam setiap kolaborasi budaya lintas daerah. Diplomasi budaya, kata Rafieq, meliputi seni pertunjukan, gastronomi, publikasi populer, hingga liputan media internasional.

Ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah daerah tetap berkomitmen menjaga warisan budaya Lampung, terutama kebuayan nuban, melalui penguatan sanggar, Dewan Kesenian, ruang arsip, galeri, dan festival tahunan seperti Festival Putri Nuban.

Sementara itu, Dirjen DPKSK Kementerian Kebudayaan, Endah Tjahjani Dwirini Retno Astuti, menyambut baik inisiatif Metro dan menyebut kota ini berpotensi menjadi bagian dari jejaring kota kreatif UNESCO.

“Kami telah memasukkan Metro dalam peta kerja nasional untuk penguatan jejaring UNESCO, repatriasi benda budaya, dan promosi lintas negara. Ada tiga fokus kerja sama yang disepakati: penguatan identitas budaya, peningkatan partisipasi komunitas, dan pembangunan reputasi kebudayaan di tingkat global,” ungkapnya.

Endah menegaskan, Pemerintah Kota Metro telah menyatakan kesiapannya memenuhi data dan standar kuratorial yang dibutuhkan untuk program kerja sama tersebut. (*)