Birokrasi di Pemkab Tanggamus Lesu Menunggu Mutasi, Disiplin ASN Kian Longgar
Gedung pusat pemerintahan Kabupaten Tanggamus. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus – Dari luar,
gedung-gedung dinas di kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Tanggamus
tampak tenang. Namun di dalamnya, suasana jauh dari produktif.
Para pejabat eselon duduk di balik meja, sebagian
sibuk mengobrol, bermain ponsel, atau sekadar melirik jam dinding. Tak banyak
berkas yang bergerak, tak ada keputusan penting yang diambil.
“Sekarang ini semua orang menahan napas,” ujar
seorang kepala bidang di salah satu dinas teknis dengan nada rendah, Kamis
(6/11/2025). “Semua sedang menunggu badai mutasi dari bupati.”
Ia tak sendirian. Hampir seluruh pejabat di
lingkungan Pemkab Tanggamus, dari kepala dinas, sekretaris, kepala bagian,
hingga kepala seksi dan staf mengaku resah menghadapi rencana rolling dan
demosi besar-besaran yang kabarnya akan diumumkan Jumat (7/11/2025) atau paling
lambat pekan depan.
Kabar itu sudah beredar dari mulut ke mulut sejak
akhir Oktober lalu. Tak ada surat resmi, tak ada jadwal yang pasti. Tapi rumor
yang berhembus cukup untuk mengguncang semangat kerja aparatur sipil negara
(ASN).
“Kalau kabar rolling sudah sampai ke bawah,
otomatis kerja orang jadi tidak fokus. Semua was-was,” kata seorang sekretaris
dinas yang meminta identitasnya dirahasiakan.
Dari pengamatan Kupastuntas.Co, di sejumlah OPD,
jam masuk pegawai kini molor hingga pukul 09.00 WIB, bahkan ada yang baru
terlihat di kantor setelah pukul 10.00.
Saat siang menjelang, suasana kantor berubah
seperti ruang tunggu, tenang tapi tanpa produktivitas.
Banyak pegawai pulang lebih cepat sekitar pukul
14.00 WIB, padahal jam kerja resmi berakhir pukul 16.00.
Dari penelusuran, sedikitnya 12 satuan kerja
(satker) kini dijabat oleh pelaksana tugas (Plt), tanpa pemimpin definitif.
Situasi ini menciptakan kekosongan kendali dan melemahkan kedisiplinan.
"Kalau pimpinan masih Plt, bawahan juga
setengah hati bekerja. Tidak ada yang ditakuti,” ujar seorang kepala seksi dari
Dinas Bapenda.
Wakil Bupati Agus Suranto disebut beberapa kali
melakukan inspeksi mendadak (sidak). Namun, sidak itu dinilai sebatas
formalitas.
“Datang sebentar, keliling, lalu foto-foto. Tidak
ada tindakan tegas atau sanksi bagi yang bolos,” ujar Nita, seorang staf di
salah satu dinas
Kelonggaran disiplin ini kontras dengan instruksi
nasional yang ditekankan Kementerian PAN-RB soal peningkatan kinerja ASN
daerah.
Dalam laporan terakhir Badan Kepegawaian Negara
(BKN) tahun 2024, disiplin kerja ASN menjadi salah satu indikator utama kinerja
daerah, dan Lampung termasuk provinsi dengan tingkat ketidakhadiran ASN
tertinggi di Sumatera bagian selatan.
Menurut pengamat administrasi publik, Panroyen,
fenomena seperti ini lazim muncul menjelang mutasi besar.
“ASN di daerah sering kali tidak menilai kinerja
sebagai faktor utama mutasi. Mereka lebih menilai kedekatan dengan kekuasaan.
Akibatnya, rasa takut menggantikan etos kerja,” jelasnya.
Ia menilai kondisi di Tanggamus sebagai bentuk
“ketakutan kolektif birokrasi.” Para pejabat lebih sibuk menjaga posisi
ketimbang bekerja untuk publik.
“Jika situasi ini dibiarkan, pelayanan publik
akan stagnan, bahkan bisa lumpuh,” katanya menegaskan.
Dari informasi yang diperoleh, Bupati Mohammad
Saleh Asnawi memang tengah menyiapkan evaluasi besar terhadap struktur pejabat
Pemkab Tanggamus.
Sumber di lingkaran dalam menyebutkan, bupati
menilai masih banyak pejabat “tidak perform” dan perlu diganti untuk
mempercepat agenda reformasi birokrasi.
Namun di sisi lain, kebijakan ini menimbulkan
kegelisahan. Banyak pejabat takut dijatuhkan ke posisi lebih rendah (demosi)
atau dipindahkan jauh dari pusat pemerintahan.
“Kami tidak menolak mutasi, asal transparan dan
sesuai kompetensi. Tapi kalau berdasarkan kedekatan pribadi, itu yang membuat
kami khawatir,” ujar salah seorang kepala dinas senior.
Sementara itu, masyarakat berharap perombakan
yang akan dilakukan benar-benar berorientasi pada pelayanan.
Sejumlah tokoh masyarakat di Kotaagung menilai
Bupati Saleh Asnawi perlu turun langsung menertibkan ASN yang malas dan
memperkuat budaya disiplin kerja.
“Kalau birokrasi lemah, rakyat yang rugi. Kami
ingin bupati tegas,” kata Mas Anom, tokoh masyarakat asal Kecamatan Kotaagung
Timur.
Kini, seluruh kantor di lingkungan Pemkab
Tanggamus bagai menunggu ketukan palu. Jumat (7/11/2025) disebut-sebut sebagai
hari di mana surat keputusan mutasi akan keluar. Namun hingga Kamis
(6/11/2025), belum ada pengumuman resmi.
Sementara waktu terus berjalan, pelayanan publik
berjalan lamban, dan semangat ASN masih tertahan dalam ketidakpastian.
Tanggamus menanti arah baru birokrasi, apakah
akan bergerak ke arah profesionalisme, atau kembali terperangkap dalam siklus
politik jabatan. (*)
Berita Lainnya
-
Waspada Megathrust, Polres Tanggamus dan BPBD Gelar Simulasi Tanggap Bencana
Rabu, 05 November 2025 -
Tak Perlu Antre Lagi, Polres Tanggamus Resmi Berlakukan SKCK Full Online
Senin, 03 November 2025 -
Tiga Pekon Baru di Tanggamus Resmi Dimekarkan, Pemkab Janjikan Layanan Lebih Efisien
Senin, 03 November 2025 -
Di Balik Ngobarmas, Cerita Perjuangan Warga di Daerah Terisolasi Tanggamus
Sabtu, 01 November 2025









