• Jumat, 31 Oktober 2025

Pesta Sastra Warnai Pembukaan Tubaba Art Festival, Rayakan Ingatan dan Kebersamaan Lewat Seni

Kamis, 30 Oktober 2025 - 16.26 WIB
13

Tubaba Art Festival (TAF) ke-9 bakal digelar Sekolah Seni Tubaba di kawasan Ulluan Nughik, Jumat (31/10/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Tulang Bawang Barat – Pembukaan Tubaba Art Festival (TAF) ke-9 diwarnai kegiatan literasi unik bertajuk Pesta Sastra Tubaba, yang digelar Sekolah Seni Tubaba di kawasan Ulluan Nughik, Jumat (31/10/2025). Acara ini menjadi bagian dari rangkaian festival bertema “Machine of Memory”, hasil kolaborasi antara Sekolah Seni Tubaba dengan Kementerian Kebudayaan RI.

Semi Ikra Anggara, Direktur Sekolah Seni Tubaba sekaligus Direktur TAF ke-9, menjelaskan bahwa Pesta Sastra dirancang sebagai ruang literasi yang terbuka, hidup, dan dekat dengan masyarakat.

“Kami ingin menghadirkan sastra sebagai pengalaman hidup, bukan hanya teks di buku. Sastra bisa menjadi ruang pertemuan, permainan, dan keakraban antarwarga,” ujar Semi.

Salah satu atraksi pembuka adalah pembacaan “Puisi Mantra Ikan”, di mana para penyair mengajak masyarakat memancing bersama di sungai sebagai simbol keterhubungan manusia dengan alam dan ingatan lokal. Uniknya, ada juga lomba baca puisi berhadiah ayam jago, mencerminkan kearifan dan kehangatan budaya Tubaba.

Acara ini menghadirkan diskusi dua buku penting: Rahasia Kesaktian Raja Tua karya Zen Hae dan Empedu Tanah karya Inggit Putria Marga. Diskusi tersebut menghadirkan Arman Az, sejarawan Lampung, dan Hilmi Paiq, redaktur budaya Kompas, sebagai pembicara.

Tak hanya sastra, suasana festival juga dimeriahkan penampilan musik dari Trio Berdua (Bandung) dan Orkes Bada Isya (Bandar Lampung), serta pembagian ratusan buku gratis kepada masyarakat.

“Pesta Sastra adalah upaya kecil kami menumbuhkan kebiasaan membaca, menulis, dan mendengar. Dari kegiatan sederhana seperti ini, kita bisa menyalakan kembali imajinasi dan ingatan kolektif warga Tubaba,” tambah Semi.

Usai kegiatan literasi, TAF secara resmi dibuka dengan rangkaian penampilan seperti Tari Nenemo, Tari Tubuh Tapis, pameran seni rupa, bazar UMKM, serta lokakarya keramik dan sablon. Malam puncak festival akan menampilkan konser musik dari Orkes Gajah Duduk, Orkes Bada Isya, dan Banda Naira.

TAF, yang telah digelar sejak 2016, dikenal sebagai festival kesadaran yang tumbuh dari ruang belajar warga. Festival ini menjadi wadah refleksi dan kolaborasi lintas disiplin antara seniman nasional dan internasional, sekaligus bagian dari program Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI.

Menurut Semi Ikra, tema “Machine of Memory” menjadi simbol bagaimana ingatan dan masa depan saling terhubung melalui kebudayaan.

“Ingatan tidak pernah berhenti. Ia terus bergerak, merangkai masa lalu, masa kini, dan masa depan. Melalui seni, TAF ingin menjadi mesin pengingat yang menumbuhkan kehidupan yang setara, sederhana, dan lestari,” pungkasnya. (*)