• Selasa, 21 Oktober 2025

Pemprov Lampung Beri Pendampingan Psikologis untuk Anak di Mesuji yang Dirantai Orangtuanya

Selasa, 21 Oktober 2025 - 08.52 WIB
25

Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela saat mengunjungi keluarga di Mesuji yang viral karena merantai anaknya, Senin (20/10/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memberikan perhatian khusus terhadap keluarga pra-sejahtera di kawasan Register 45, Pemukiman Karya Jaya, Sungai Buaya, Kabupaten Mesuji, yang viral karena merantai anaknya.

Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela pada, Senin (20/10/2025), turun langsung mengunjungi rumah keluarga tersebut untuk memastikan adanya pendampingan intensif dan penanganan menyeluruh dari berbagai aspek, mulai dari hukum, kesehatan, psikologis, hingga ekonomi.

Kasus ini bermula ketika sang ibu dilaporkan ke Polres Mesuji karena mengikat anaknya dengan rantai dan meninggalkannya sendirian di rumah.

Namun, hasil penelusuran di lapangan menunjukkan bahwa perbuatan tersebut dilakukan bukan karena kekerasan, melainkan karena kondisi ekonomi dan sosial keluarga yang sangat sulit.

BACA JUGA: Miris, Seorang Anak di Mesuji Dirantai Orangtuanya, Polisi Turun Tangan

Keluarga ini memiliki dua anak, S (6) dan T (2). Dimana T diketahui menderita penyakit jantung bawaan dan labiopalatoskizis (bibir sumbing), yang menyebabkan stunting serta membutuhkan pemeriksaan rutin setiap bulan.

Karena keterbatasan ekonomi dan harus mengurus anak yang sakit, sang ibu terpaksa meninggalkan S di rumah saat membawa T berobat.

"Karena tidak memungkinkan membawa dua anak sekaligus dengan sepeda motor, sementara suaminya bekerja sebagai buruh tani harian, keputusan itu diambil agar anak tidak bermain ke sungai atau jalan raya. Tapi tetap, tindakan itu salah dan tidak bisa dibenarkan," ujar Wagub Jihan.

Menurut Jihan, kasus ini tidak bisa dipandang hanya dari sisi hukum. Pemerintah perlu hadir secara komprehensif karena persoalan yang dihadapi keluarga ini saling berkaitan kemiskinan, kesehatan, dan kondisi psikologis anak.

"Kita harus melihat dari berbagai sisi. Ini bukan hanya soal hukum, tapi juga kesehatan, psikologis, dan ekonomi. Mereka termasuk masyarakat desil 1, sangat miskin, bahkan tidak memiliki rumah tinggal tetap," tegasnya.

Sebagai tindak lanjut, Pemprov Lampung bersama Pemkab Mesuji telah menurunkan tim lintas sektor untuk memberikan pendampingan menyeluruh.

Upaya yang dilakukan meliputi intervensi gizi, pemeriksaan kesehatan, serta pendampingan psikologis bagi kedua anak.

Jihan menambahkan, rumah sakit telah diminta untuk melakukan asesmen lengkap terhadap kondisi S dan T.

"Insya Allah besok dokter akan menjemput mereka untuk pemeriksaan lanjutan dan persiapan tindakan medis, termasuk kemungkinan operasi untuk penyakit bawaan anak T," ujarnya.

Ia menegaskan, seluruh aspek kehidupan keluarga ini harus ditangani bersama agar tidak terulang kasus serupa di kemudian hari.

"Kita tidak bisa hanya menyelesaikan satu masalah dan mengabaikan yang lain. Semua harus diselesaikan bersama kesehatan, psikologis, dan ekonomi agar mereka bisa keluar dari lingkaran kemiskinan," tutup Jihan. (*)