Kerja Sama dengan Bank Jatim Selamatkan Bank Lampung dari Risiko Kekurangan Modal

Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila) Asrian Hendi Caya. Foto: Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejak akhir
2024 Bank Lampung telah menjalin kerja sama dengan Bank Jawa Timur (Jatim)
melalui skema Kelompok Usaha Bank (KUB) untuk memenuhi ketentuan modal inti
minimal Rp3 triliun sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 12
Tahun 2020.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Universitas Lampung (Unila) Asrian Hendi Caya menilai langkah bergabungnya Bank Lampung dalam KUB bersama Bank Jatim merupakan keputusan strategis yang menyelamatkan bank dari kewajiban pemenuhan modal inti.
“Bergabung dalam KUB dengan Bank Jatim
pertama menyelamatkan Bank Lampung dari kewajiban pemenuhan modal. Pada saat
yang sama, hal ini menambah kapasitas Bank Lampung dalam melayani masyarakat
dan dunia usaha,” kata Asrian saat dimintai tanggapan, Selasa (21/10/25)
Menurutnya, peningkatan kapasitas tersebut
diharapkan tidak hanya memperluas akses keuangan masyarakat, tetapi juga mampu
menggerakkan perekonomian daerah melalui kegiatan konsumsi dan investasi.
“Harapannya Bank Lampung dapat meningkatkan
konsumsi dan investasi di Lampung sehingga perekonomian meningkat. Namun
demikian, yang sangat diutamakan adalah penyaluran dana melalui kredit
investasi dan modal kerja,” jelasnya.
Asrian menambahkan, penyaluran kredit
investasi berperan penting dalam membuka lapangan kerja dan menyerap hasil
produksi masyarakat sebagai bahan baku.
“Hal ini akan meningkatkan daya beli
masyarakat yang selanjutnya juga meningkatkan permintaan produk-produk
industri. Pada saat yang sama, penerimaan pajak juga meningkat sehingga
memperkuat kapasitas fiskal pemerintah daerah,” paparnya.
Menurut dia, kondisi ini akan berdampak pada
meningkatnya layanan publik, termasuk penyediaan infrastruktur, yang pada
akhirnya menciptakan iklim usaha yang lebih sehat di daerah.
Lebih lanjut, Asrian menekankan pentingnya
peningkatan kinerja Bank Lampung ke depan, khususnya dalam penyaluran kredit
produktif.
“Perekonomian Lampung masih didominasi sektor
pertanian. Karena itu, skim kredit pertanian harus diperbanyak dan ditingkatkan
penyalurannya. Begitu juga dengan sektor UMKM yang jumlahnya sangat besar,
banyak yang punya peluang bisnis bagus tapi tidak naik kelas karena
keterbatasan akses pembiayaan,” katanya.
Ia menilai kerja sama dengan Bank Jatim bisa
menjadi peluang bagi Bank Lampung untuk memperkuat manajemen risiko dan
mengembangkan produk pembiayaan yang lebih produktif.
“Pengalaman Bank Jatim dapat dijadikan
rujukan dan diminta membimbing peningkatan kapasitas dalam pembuatan skim
kredit produktif serta meminimalkan risikonya,” pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Cegah PMI Non-Prosedural, Imigrasi Lampung Perkuat Pelayanan Keimigrasian
Selasa, 21 Oktober 2025 -
Operasi Rekonstruksi Selamatkan Alat Kelamin Korban Penganiayaan di Bandar Lampung
Selasa, 21 Oktober 2025 -
[TIDAK UNTUK DITIRU] Alat Kelamin Pria di Bandar Lampung Nyaris Putus Dianiaya Kekasih Gelap
Selasa, 21 Oktober 2025 -
3.000 Pelajar Siap Guncang Lampung di Kejurnas Youth Band Indonesia 2025
Selasa, 21 Oktober 2025