Cahaya PLN dan Mimpi Baru dari Ujung Lampung Barat

Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus dan jajaran bersama Manager Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Lampung, Putu Kesuma, saat berfoto bersama menyepakati pemasangan jaringan listrik di Desa Sidorejo, Kecamatan Suoh, Lampung Barat. Foto: Echa/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Malam di Pekon Sidorejo, Kecamatan Suoh, terasa lebih panjang dari tempat lain. Saat matahari tenggelam di balik bukit hijau yang mengelilingi pekon itu, kegelapan langsung menyelimuti rumah-rumah sederhana di sepanjang jalan tanah.
Tidak ada cahaya lampu jalan, tidak ada suara mesin kulkas—hanya sinar redup dari lampu minyak yang bergetar tertiup angin.
Selama lebih dari dua dekade, warga Sidorejo hidup dalam keterbatasan. Tidak ada listrik PLN yang mengalir ke rumah mereka sejak wilayah itu terbentuk sebagai hasil pemekaran dari Pekon Banding Agung. Hidup di tengah kegelapan seolah menjadi takdir yang harus diterima dengan tabah oleh sekitar 500 kepala keluarga yang mendiami wilayah seluas 3.679 hektare itu.
Namun di balik keheningan malam dan lampu-lampu kecil yang berkelip lemah, tersimpan harapan besar yang tak pernah padam.
Harapan bahwa suatu hari cahaya listrik PLN benar-benar akan datang menerangi rumah, membuka peluang usaha, dan memberi masa depan baru bagi anak-anak Sidorejo.
"Ini seperti mimpi yang sebentar lagi akan jadi nyata. Selama ini, warga kami hanya bisa melihat cahaya dari desa sebelah. Tapi tahun depan, insya Allah, cahaya itu akan sampai ke rumah-rumah kami sendiri,” kata Hadi kepada Kupas Tuntas saat menceritakan kondisi masyarakat selama ini.
Ucapan itu menggambarkan betapa besar kerinduan masyarakat terhadap penerangan yang layak. Selama ini warga hanya mengandalkan listrik dari turbin mikrohidro yang mereka bangun sendiri secara gotong royong. Turbin kecil itu menjadi satu-satunya sumber penerangan di malam hari, namun daya yang dihasilkan sangat terbatas dan tidak stabil.
Saat debit air sungai menurun, turbin berhenti berputar. Malam pun kembali gelap gulita. Tidak ada cahaya untuk belajar, memasak, atau sekadar beraktivitas.
"Kadang bisa seminggu penuh gelap total. Anak-anak tidak bisa belajar, usaha kecil terhenti, dan kegiatan masyarakat lumpuh,” kenang Hadi lirih.
Bagi warga Sidorejo, kegelapan bukan hanya soal tidak adanya lampu, tapi juga lambang keterbatasan. Tanpa listrik, kehidupan mereka berjalan setengah hati. Di rumah, ibu-ibu kesulitan memasak malam hari karena penerangan minim.
Pompa air tidak bisa digunakan, kulkas tak berfungsi, dan makanan cepat basi. Anak-anak pun harus belajar di bawah cahaya lampu minyak yang remang dan berasap.
Di sekolah, para guru tak bisa memanfaatkan alat bantu belajar modern seperti komputer, proyektor, atau internet. Proses belajar mengajar berjalan sederhana, tapi dengan segala keterbatasan.
"Sering kali anak-anak tertidur di tengah belajar karena lampunya redup. Mereka memaksakan diri membaca dengan cahaya kecil yang nyaris padam,” tutur Hadi.
Kondisi itu bukan hanya menghambat pendidikan, tapi juga menahan laju ekonomi masyarakat. Usaha kecil yang membutuhkan listrik tak bisa berkembang.
Penjahit hanya mengandalkan mesin manual, pedagang makanan tidak bisa menyimpan bahan segar, dan pemilik warung tak dapat menjual es atau minuman dingin.
Namun semua itu akan segera berubah. Setelah melalui perjuangan panjang, Pekon Sidorejo dan Pekon Roworejo akhirnya dipastikan akan mendapatkan jaringan listrik PLN.
Kabar baik itu disampaikan oleh Manager Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan (UP2K) Lampung, Putu Kesuma, dalam kunjungannya ke Lampung Barat pada Juni 2025 lalu.
"Proses perizinan dan survei sudah dilakukan. Diperkirakan awal tahun 2026 sudah bisa dilakukan penyalaan awal,” kata Putu kala itu. Sebuah kabar yang seketika menyalakan kembali semangat dan optimisme warga Sidorejo.
Peratin Hadi mengungkapkan, pihak pekon telah menyiapkan langkah-langkah awal.
"Kami sudah mulai mendata rumah-rumah warga, menentukan titik pemasangan tiang, dan mempersiapkan lahan untuk gardu. PLN juga sudah melakukan survei awal beberapa waktu lalu,” jelasnya.
Mendengar kabar tersebut, warga menyambut dengan antusias. Mereka bahkan berinisiatif membuka akses jalan dan membersihkan jalur yang akan dilalui kabel listrik. Beberapa warga dengan sukarela merelakan sebagian lahannya untuk pemasangan tiang.
Masuknya listrik PLN bukan hanya berarti lampu-lampu menyala, tapi juga simbol kemajuan dan keadilan bagi masyarakat pelosok.
"Listrik dari PLN punya arti yang sangat besar bagi warga kami. Sudah puluhan tahun hidup dalam gelap, usaha sulit berkembang, anak-anak kesulitan belajar, bahkan informasi pun terbatas,” ujar Hadi.
Ia menegaskan, kehadiran listrik akan membawa perubahan besar dalam banyak aspek kehidupan. Dalam bidang pendidikan, anak-anak akan lebih leluasa belajar di malam hari, bisa mengakses internet, dan memanfaatkan teknologi modern. Di bidang ekonomi, usaha kecil dan menengah akan tumbuh lebih cepat karena warga bisa menggunakan peralatan listrik.
"UMKM bisa berjalan lebih lancar, penjahit bisa pakai mesin, toko bisa buka sampai malam, dan warung bisa jual es. Ini akan memacu roda ekonomi pekon,” tambahnya dengan penuh harap.
Dalam bidang sosial dan keagamaan, listrik juga akan membawa kenyamanan baru. Masjid dan tempat ibadah bisa terang benderang saat malam hari, pengeras suara berfungsi dengan baik, dan kegiatan pengajian serta gotong royong bisa dilakukan tanpa rasa takut di jalan gelap.
"Kalau malam-malam kami adakan kegiatan, suasananya akan lebih hidup. Tidak lagi gelap atau takut berjalan jauh,” ujar Hadi.
Pemerintah Pekon Sidorejo terus mengawal proses ini. Hadi mengatakan, komunikasi dengan PLN dan pemerintah daerah dilakukan secara intensif untuk memastikan proyek berjalan tepat waktu dan tanpa hambatan.
"Kami tidak ingin warga kecewa lagi. Karena itu, kami pastikan semuanya berjalan transparan dan terbuka,” tegasnya.
Meski begitu, masyarakat tetap berhati-hati. Pengalaman pahit dengan janji-janji yang tak kunjung terealisasi membuat mereka lebih realistis.
"Kami senang, tapi tidak mau terlalu berharap dulu. Takut kecewa lagi,” kata Rahmat, warga lain.
Namun kali ini berbeda. Tanda-tanda nyata sudah terlihat survei telah dilakukan, data warga dikumpulkan, dan sosialisasi terus berjalan. Optimisme tumbuh di tengah masyarakat, menggantikan rasa ragu yang dulu menghantui.
Pekon Sidorejo pun menyiapkan strategi agar semangat warga tetap terjaga. Pemerintah pekon secara rutin memberikan informasi terbaru melalui pertemuan warga dan grup komunikasi.
Anak-anak tetap diberi motivasi untuk belajar walau listrik belum masuk, agar mereka siap memanfaatkan cahaya nanti dengan sebaik-baiknya.
"Listrik bukan hanya soal penerangan. Ini tentang masa depan generasi kami,” kata Rahmat penuh keyakinan. Ia berharap masuknya listrik PLN akan menjadi awal dari kebangkitan Sidorejo, sebuah desa yang telah lama menanti keadilan energi.
Hadi juga tak lupa mengapresiasi semangat masyarakat yang mandiri membangun turbin mikrohidro selama ini.
"Itu bukti bahwa warga kami pantang menyerah. Mereka tidak menunggu belas kasihan, tapi berusaha memenuhi kebutuhan sendiri,” ujarnya bangga.
Kini, perjuangan panjang itu hampir mencapai garis akhir. Sebentar lagi, Sidorejo akan terang. Dan ketika lampu-lampu PLN benar-benar menyala nanti, bukan hanya rumah-rumah yang akan diterangi, tetapi juga hati dan masa depan setiap warganya.
"Insya Allah, tahun depan malam-malam di Sidorejo tidak lagi gelap,” kata Hadi menutup pembicaraan dengan senyum lega. “Yang menyala nanti bukan cuma lampu, tapi harapan kami semua,” ujarnya.
Malam pun turun perlahan di atas pekon itu. Namun kali ini, ada cahaya baru yang tumbuh di mata setiap warganya. Cahaya yang bukan datang dari bohlam, tapi dari keyakinan bahwa setelah 25 tahun hidup dalam gelap, Sidorejo akhirnya akan benar-benar bersinar. (*)
Berita Lainnya
-
Festival Kolaboratif Wujud Sinergi Guru, Siswa dan Orang Tua Bangun Generasi Emas di Lampung Barat
Senin, 20 Oktober 2025 -
Belasan Gajah Liar Dekati Pemukiman, Warga Suoh Diminta Waspada
Senin, 20 Oktober 2025 -
Tiga SPPG Resmi Beroperasi, 120 Koperasi Lampung Barat Sudah Tersambung Digital
Senin, 20 Oktober 2025 -
HUT ke-14, NasDem Lampung Barat Fokus Kegiatan Sosial dan Kepedulian Masyarakat
Sabtu, 18 Oktober 2025