Antrean Solar Menumpuk di SPBU, DPRD Lampung Desak Pertamina dan Aparat Telusuri Dugaan Penyelewengan

Tampak antrean kendaraan di SPBU Way Dadi Sukarame mengular hingga ke jalan raya. Foto: Sandi/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Antrean
panjang kendaraan bermuatan solar di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum (SPBU) di Provinsi Lampung terus menjadi pemandangan sehari-hari selama
sebulan terakhir. Barisan kendaraan yang mengular hingga ke badan jalan
menimbulkan kemacetan di berbagai titik dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Kondisi ini memicu keprihatinan Anggota
Komisi I DPRD Provinsi Lampung, Budiman AS. Ia mendesak Pertamina dan aparat
penegak hukum (APH) untuk segera menelusuri kemungkinan adanya penyimpangan
distribusi bahan bakar bersubsidi.
“Kami sangat prihatin melihat antrean panjang
di SPBU yang sudah mengganggu aktivitas masyarakat. Dampaknya paling dirasakan
oleh petani dan nelayan yang kesulitan mendapatkan solar untuk beraktivitas.
Petani butuh solar untuk mesin pertanian, nelayan pun kesulitan melaut,” ujar
Budiman saat diwawancarai, Jumat (17/10/2025).
Menurutnya, antrean solar bukan hanya
menghambat kegiatan ekonomi masyarakat, tetapi juga mengganggu arus
transportasi dan distribusi barang. Jika dibiarkan, situasi ini dikhawatirkan
akan berujung pada kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Antrean kendaraan yang memakan badan jalan
menyebabkan kemacetan panjang. Supir angkutan barang juga mengeluh karena harus
menunggu berjam-jam. Kalau masalah ini tidak segera diatasi, bukan tidak
mungkin berdampak pada harga barang di pasaran,” tegas Budiman.
Ia juga menyoroti lemahnya antisipasi dari
pihak Pertamina dan instansi terkait. Padahal, Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) sebelumnya menyatakan bahwa pasokan BBM untuk tahun 2025 masih
dalam kondisi aman.
“Kalau memang pasokan aman, mengapa di
lapangan justru terjadi kelangkaan dan antrean panjang? Ini harus diselidiki.
Apakah karena pengurangan stok, distribusi yang tidak merata, atau bahkan ada
praktik penyelewengan?” ungkapnya.
Budiman meminta Pertamina untuk segera
melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pola distribusi solar, sekaligus
berkoordinasi dengan aparat keamanan guna memastikan tidak ada penyimpangan di
tingkat SPBU.
“Pertamina bersama aparat harus turun
langsung. Lakukan sidak di lapangan agar tahu kondisi sebenarnya. Karena
selisih harga antara solar subsidi dan non-subsidi cukup besar, potensi
penyelewengan pasti ada. Pengawasan harus diperketat agar subsidi benar-benar
sampai ke yang berhak,” tandasnya.
Dengan maraknya antrean dan kelangkaan solar,
DPRD meminta langkah cepat dan konkret dari Pertamina agar kondisi tidak
semakin memperburuk ekonomi masyarakat yang bergantung pada bahan bakar
tersebut. (*)
Berita Lainnya
-
Perkuat Sinergi dan Kesiapsiagaan, Polresta Bandar Lampung Gelar Simulasi Sispamkota
Jumat, 17 Oktober 2025 -
Supron Ridisno, Difabel dengan Keterbatasan Penglihatan Raih Disertasi Terbaik di Wisuda UIN RIL
Jumat, 17 Oktober 2025 -
Kukuhkan 1.587 Wisudawan, Rektor UIN Raden Intan Lampung Pesan Alumni Menjadi Intelektual yang Adaptif dan Inovatif
Jumat, 17 Oktober 2025 -
Rektor UIN Raden Intan Lampung Terima Kunjungan Pelajar dari Thailand
Jumat, 17 Oktober 2025