• Kamis, 16 Oktober 2025

Soal Kontaminasi Radioaktif Cs-137 pada Cengkih, Ini Kata Kadis Kominfotik Lampung

Kamis, 16 Oktober 2025 - 13.10 WIB
25

Kepala Diskominfotik Provinsi Lampung, Ganjar Jationo, saat dimintai keterangan, Kamis (16/10/2025). Foto: Ria/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Satuan Tugas Penanganan Kerawanan Bahaya Radiasi Radionuklida Cesium-137 mengonfirmasi bahwa produk cengkih yang terkontaminasi zat radioaktif Cesium-137 (Cs-137) berasal dari Provinsi Lampung.

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Kadis Kominfotik) Provinsi Lampung, Ganjar Jationo, menegaskan jika pihaknya menunggu arahan resmi dari pemerintah pusat terkait langkah-langkah penanganan kasus tersebut.

"Pemerintah pusat memiliki prioritas dalam penanganan ini. Kita ketahui bersama, sebelumnya mereka sudah menangani kasus serupa di Banten. Saya berkeyakinan, pemerintah pusat juga telah mengambil langkah-langkah," ujar Ganjar, Kamis (16/10/2025).

Ia menjelaskan, Satgas Penanganan Cs-137 yang dibentuk oleh Kementerian Koordinator Bidang Pangan melibatkan berbagai unsur lintas sektor, termasuk beberapa kementerian dan para pakar.

Hal ini karena zat radioaktif seperti Cesium-137 memerlukan penanganan khusus dan pendekatan ilmiah (scientific approach) yang dikoordinasikan langsung oleh pemerintah pusat.

"Oleh karena itu, daerah bersifat menunggu arahan dan rekomendasi dari Satgas pemerintah pusat. Apalagi hal ini juga berkaitan dengan diplomasi ekonomi di luar negeri, jadi langkah daerah harus selaras dengan kebijakan pusat," jelasnya.

Ganjar menambahkan, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak berspekulasi atau menyebarkan informasi yang belum terverifikasi terkait kasus ini.

Pemerintah Provinsi Lampung memilih menunggu hasil resmi dari Satgas agar informasi yang disampaikan kepada publik akurat dan tidak menimbulkan simpang siur.

"Tentu pusat sudah mengambil langkah-langkah mitigasi. Jadi, lebih baik kita menunggu informasi yang otoritatif dari tim Satgas yang memang memiliki kewenangan dan kapasitas dalam hal ini," terangnya.

Sebelumnya, Satgas Penanganan Cs-137 melaporkan temuan kandungan radioaktif Cesium-137 pada sampel cengkih yang ditelusuri hingga ke wilayah Lampung.

Zat radioaktif tersebut merupakan isotop buatan yang dapat menimbulkan dampak kesehatan jika terpapar dalam dosis tinggi dan jangka panjang.

Ketua Bidang Diplomasi dan Komunikasi Satgas Cs-137 yang juga Staf Ahli Bidang Transformasi Digital dan Hubungan Antar Lembaga di Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Bara Krishna Hasibuan, mengatakan, pemerintah telah mengirim tim khusus untuk meninjau tiga lokasi pengolahan cengkih di Surabaya, Jawa Timur.

"Dari hasil peninjauan, tempat pengolahan tersebut mengambil cengkih dari dua perkebunan yang berbeda, yakni di Pati, Jawa Tengah, dan Lampung. Kami bisa memberikan konfirmasi bahwa ditemukan kontaminasi di perkebunan di Lampung," ujar Bara.

Bara menegaskan bahwa kontaminasi Cs-137 pada cengkih asal Lampung masih ditemukan dalam jumlah terbatas dan belum meluas ke wilayah atau komoditas lain.

Kasus ini mencuat setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menemukan zat radioaktif Cesium-137 pada produk cengkih asal Indonesia yang dikirim oleh PT NJS.

Dalam laporan resminya, FDA menyebutkan adanya paparan Cs-137 pada cengkih impor dari Indonesia, sehingga lembaga tersebut memblokir seluruh impor rempah dari perusahaan terkait. (*)