Golok di Tangan Begal, Trauma di Hati Pelajar
Golok di Tangan Begal, Trauma di Hati Pelajar. Foto: Ilustrasi_AI
Kupastuntas.co, Tulang Bawang - Di balik senyum seorang siswi SMA di Kabupaten Tulang Bawang, Lampung, tersimpan trauma yang tak akan mudah hilang.
DRD (17), pelajar asal Kampung Tri Karya, Kecamatan Penawar Tama, tak pernah menyangka perjalanan pulangnya dari sekolah pada Kamis sore, 2 Oktober 2025, akan berubah menjadi kisah mencekam antara hidup, takut, dan kehilangan.
Sore itu, jalan setapak yang membelah perkebunan sawit menjadi jalur yang biasa ia lewati setiap hari. Sunyi, lengang, dan hanya sesekali terdengar suara burung dari kejauhan.
Namun di balik kesunyian itu, dua sosok pria tak dikenal telah mengintai dari balik rimbun pohon sawit. Begitu motor Honda Beat Deluxe milik DRD mendekat, mereka pun menghadang.
Salah satu pelaku menodongkan golok ke arah remaja itu. Kilatan logam tajam di bawah cahaya matahari sore membuat darahnya seolah berhenti mengalir.
"Turun!” bentak salah satu pelaku. Tanpa berani melawan, DRD menuruti perintah itu, menyerahkan motor kesayangannya sambil menahan gemetar.
Dalam hitungan detik, kedua pelaku kabur meninggalkan debu dan ketakutan yang membekas di hati korban.
Kerugian materiil sekitar Rp13 juta memang bisa dihitung, tapi rasa trauma tak ternilai. Setelah mengumpulkan keberanian, DRD melapor ke Mapolsek Penawar Tama.
Laporan resmi diterima pada Senin, 6 Oktober 2025. Bagi keluarga korban, itu bukan sekadar laporan kehilangan motor, melainkan permintaan agar rasa aman dikembalikan di kampung mereka.
Kapolsek Penawar Tama, Iptu Harizal, langsung menurunkan tim untuk memburu para pelaku. Tak butuh waktu lama, satu hari kemudian, Selasa (7/10/2025), kedua pelaku berhasil ditangkap di area perkebunan sawit PT SIP, Desa Talang Batu, Mesuji Timur.
Mereka adalah H (24), warga Gunung Batin, Lampung Tengah, dan H (26), warga Lebuh Dalem, Menggala Timur.
"Iya benar, salah satu pelaku merupakan residivis kasus narkotika,” ungkap Iptu Harizal, Rabu (8/10/2025).
Dari tangan keduanya, polisi menyita motor korban, satu bilah golok, surat kendaraan, serta perlengkapan yang digunakan untuk menutupi identitas saat beraksi. Kini keduanya mendekam di sel tahanan Polsek Penawar Tama.
Kisah DRD menjadi pengingat bahwa keamanan di jalur pedesaan, terutama yang melintasi area perkebunan, masih menjadi pekerjaan rumah besar. Jalan sepi tanpa penerangan sering kali menjadi ruang bagi kejahatan berulang.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar jalur-jalur rawan patroli lebih intensif,” kata Harizal.
Bagi DRD, rasa takut itu masih ada setiap kali melewati jalan perkebunan. Namun keberanian aparat yang bergerak cepat memberinya sedikit kelegaan.
Di tengah sunyi perkebunan sawit itu, kini bukan hanya kenangan mencekam yang tersisa, tapi juga harapan, bahwa keadilan masih bekerja. (*)
Berita Lainnya
-
DPMPTSP Tulang Bawang Matangkan Persiapan Investment Award 2025, Dorong Iklim Investasi Daerah
Jumat, 07 November 2025 -
SGC Berbagi Ilmu Cara Menanam Tebu yang Baik dengan Petani
Selasa, 04 November 2025 -
Kesempatan Kedua Anak Pencuri Motor di Tuba
Selasa, 04 November 2025 -
Balai POM Tulang Bawang Mantapkan Langkah Menuju Zona Bebas Korupsi
Senin, 03 November 2025









