• Rabu, 08 Oktober 2025

Pemprov Lampung Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca Hadapi Puncak Musim Hujan

Rabu, 08 Oktober 2025 - 13.10 WIB
15

Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, saat dimintai keterangan, Rabu (9/10/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, telah menyiapkan langkah antisipatif menghadapi potensi meningkatnya bencana hidrometeorologi pada akhir tahun ini. 

Kepala BPBD Provinsi Lampung, Rudy Sjawal Sugiarto, mengatakan jika salah satu langkah yang disiapkan dengan kembali mengupayakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

OMC dikenal juga sebagai rekayasa awan, adalah upaya untuk memanipulasi atau mengubah kondisi cuaca dengan tujuan tertentu, seperti meningkatkan atau menurunkan curah hujan, mengurangi bencana alam, atau mitigasi kabut asap. 

Menurut Rudy, penggunaan teknologi OMC menjadi salah satu strategi mitigasi dini untuk mengurangi risiko bencana akibat curah hujan ekstrem yang diprediksi terjadi pada November hingga Desember 2025.

"Alhamdulillah, dua minggu lalu kami sudah berkoordinasi dengan BNPB untuk persiapan OMC, melihat prediksi BMKG bahwa curah hujan tinggi akan melanda sebagian besar wilayah Lampung yang dimulai pada dasawarsa dua di bulan Oktober," ujarnya saat dimintai keterangan, Rabu (8/10/2025). 

Menurut Rudy, OMC akan dibiayai melalui dana siap pakai BNPB. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, operasi yang dilakukan selama lima hari mampu mencapai tingkat keberhasilan hingga 90 persen dalam mengendalikan intensitas hujan ekstrem. 

"Kriteria dilaksanakannya OMC adalah ketika hujan terjadi merata dengan intensitas tinggi di hampir seluruh kabupaten/kota dan berlangsung selama beberapa hari. Setelah itu baru kita lihat dampaknya," jelasnya.

Rudy mengungkapkan, hingga September tercatat 190 kejadian bencana di Lampung, meningkat signifikan dibanding tahun 2024. Dari jumlah tersebut, 97 di antaranya merupakan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung.

Sedikitnya 10 orang meninggal dunia akibat banjir di beberapa kabupaten, sementara total kerugian masih dalam tahap perhitungan.

"Tahun ini lebih banyak kejadian karena faktor iklim, curah hujan yang tinggi, serta berkurangnya daerah resapan air akibat alih fungsi lahan dan saluran irigasi yang tersumbat," ujar Rudy.

Selain itu pihaknya bersama BNPB juga telah menyiapkan bantuan logistik seperti beras, biskuit, susu, gula hingga alat-alat kebersihan yang akan didistribusikan secara bertahap ke kabupaten/kota. 

Daerah yang menjadi perhatian khusus antara lain Bandar Lampung, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Tulang Bawang sebagai wilayah yang kerap terdampak banjir setiap musim hujan.

"Tim BNPB juga telah menurunkan dua orang staf ahli ke Lampung untuk melakukan asesmen kesiapan menghadapi bencana hidrometeorologi," kata Rudy.

BMKG memprediksi curah hujan di Lampung mulai meningkat signifikan pada dasarian kedua Oktober. Karena itu, Rudy mengimbau seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk meningkatkan kesiapsiagaan. 

"Dimulai dari Oktober di prediksi curah hujan sudah mulai tinggi. Kita juga sudah sampaikan kepada kabupaten/kota untuk meningkatkan ke siapa siagaan nya dengan melihat potensi hidrometeorologi yang meningkat di bulan Oktober ini," tutupnya. (*)