Ekonomi Lampung Diprediksi Melambat di Akhir 2025 Dibanding Triwulan Awal

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Lampung sekaligus akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Usep Syaipudin. Foto: Dok.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung pada triwulan III dan IV tahun 2025 diprediksi tidak akan sekuat di paruh pertama tahun ini.
Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Lampung sekaligus akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Usep Syaipudin, menilai laju pertumbuhan kemungkinan tetap mencatatkan angka positif secara tahunan (year on year), namun dengan kecenderungan lebih moderat.
"Jika dibandingkan dengan triwulan I atau II 2025, ada potensi sedikit penurunan laju pertumbuhan di triwulan III maupun IV. Namun jika dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2024, pertumbuhan ekonomi Lampung masih berpeluang tumbuh positif, walaupun tidak setinggi sebelumnya,” ujar Usep, Kamis (2/10/2025).
Menurutnya, Lampung sebenarnya memiliki modal yang kuat untuk menjaga momentum pertumbuhan, mulai dari basis pertanian yang luas, sektor pariwisata yang terus berkembang, potensi energi, hingga peran UMKM yang cukup dominan dalam menopang perekonomian daerah. Namun, berbagai kendala masih membatasi akselerasi ekonomi di daerah ini.
Beberapa faktor yang dinilai menjadi penghambat antara lain struktur ekonomi Lampung yang masih terlalu bergantung pada sektor agraris dengan nilai tambah rendah, serta infrastruktur logistik dan energi yang belum sepenuhnya mendukung aktivitas industri dan perdagangan.
"Keterbatasan pada dua aspek itu membuat daya saing Lampung masih tertinggal dibanding provinsi lain di Sumatera,” jelasnya.
Selain hambatan struktural, risiko eksternal juga berpotensi menekan pertumbuhan, seperti perlambatan ekspor akibat gangguan rantai pasok global, serta fluktuasi harga komoditas unggulan seperti kopi dan sawit yang sangat mempengaruhi pendapatan petani dan devisa daerah.
Tidak hanya itu, tekanan inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi daya beli masyarakat, sehingga konsumsi rumah tangga sebagai motor utama pertumbuhan ekonomi ikut tergerus.
Dari sisi tren musiman, Usep menambahkan bahwa triwulan IV biasanya memang cenderung melemah. Hal ini dipengaruhi oleh pola investasi yang menyusut menjelang akhir tahun serta adanya penyesuaian belanja pemerintah untuk memenuhi target fiskal.
"Secara historis, Lampung mengalami pola serupa, di mana pertumbuhan di awal tahun lebih kuat, lalu melemah pada penghujung tahun,” imbuhnya.
Faktor lain yang turut menentukan adalah peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Lampung. Menurut Usep, efektivitas APBD dalam mendukung pertumbuhan ekonomi masih terbatas karena porsi belanja pembangunan relatif kecil dibandingkan belanja rutin.
Realisasi belanja modal juga kerap terlambat sehingga dampaknya tidak optimal terhadap sektor produktif seperti pertanian, industri, maupun UMKM.
"Kalau kita lihat, belanja modal daerah sering kali baru berjalan optimal di akhir tahun. Hal ini membuat multiplier effect ke perekonomian kurang terasa pada saat dibutuhkan untuk mendorong daya saing dan pertumbuhan berkelanjutan,” katanya.
Dengan kondisi tersebut, Usep menekankan perlunya strategi yang lebih agresif dalam mempercepat pembangunan infrastruktur logistik, hilirisasi komoditas pertanian, serta memperbesar alokasi APBD untuk sektor produktif.
Selain itu, stabilisasi harga kebutuhan pokok dan pengendalian inflasi juga menjadi kunci menjaga konsumsi rumah tangga tetap kuat di tengah ketidakpastian global.
"Lampung punya potensi besar, tapi perlu langkah konkret agar potensi itu bisa benar-benar menjadi kekuatan ekonomi yang berkelanjutan,” tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Tuntaskan Masalah Jalan, Pemprov Lampung Targetkan Perbaikan Gunakan Beton
Kamis, 02 Oktober 2025 -
Lampung Kirim 139 Atlet-Official ke Pornas Korpri XVII di Palembang
Kamis, 02 Oktober 2025 -
Gubernur Mirza Dorong Hilirisasi Komoditas Pertanian untuk Perkuat Ekonomi Lampung
Kamis, 02 Oktober 2025 -
Menteri Agama Paling Konsisten dengan Citra Positif dari Publik
Kamis, 02 Oktober 2025