Bandar Lampung Catat Angka Keracunan MBG Terbanyak dengan 503 Orang Terdampak
Ilustrasi
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kasus keracunan makanan
bergizi gratis (MBG) yang terjadi di Kota Bandar Lampung tercatat sebagai yang
tertinggi di Indonesia.
Data Badan Gizi Nasional (BGN) per 22 September 2025 mencatat sebanyak 4.711 orang mengalami keracunan di tujuh wilayah. Dari jumlah tersebut, Kota Bandar Lampung menempati posisi teratas dengan 503 orang terdampak. Disusul Kabupaten Lebong, Bengkulu sebanyak 467 orang, dan Kabupaten Bandung Barat 411 orang.
BGN mengidentifikasi sejumlah penyebab utama keracunan, di antaranya bakteri E. Coli dari air, nasi, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus dari tempe dan bakso; Salmonella dari ayam, telur, dan sayur; serta Bacillus cereus dari mie. Kontaminasi air juga memperparah penyebaran Coliform, Klebsiella, Proteus, hingga logam berat timbal (Pb).
Ketua Satgas MBG Kota Bandar Lampung, Wilson Faisol, menjelaskan bahwa dari 503 kasus tersebut, hanya sekitar 200 orang yang sempat dirawat di rumah sakit.
“Dari 503 itu tidak semua masuk rumah sakit, hanya sekitar 200 orang yang dirawat. Kejadiannya satu hari, dan tidak ada lagi setelah itu. Data kami berdasarkan estimasi terdampak,” ujar Wilson, Selasa (30/9/2025).
Ia menambahkan, tim kesehatan Puskesmas langsung diterjunkan untuk memberikan penanganan cepat. Pasca-kejadian, Wali Kota Bandar Lampung juga memerintahkan Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan BPOM dan meminta sekolah meningkatkan pengawasan makanan.
“Ibu Wali Kota memerintahkan sekolah melalui satgas sekolah untuk mengecek makanan sebelum dibagikan. Alhamdulillah sampai sekarang sudah aman,” tegas Wilson.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga menggelar sosialisasi, pembinaan, serta pelatihan kepada penyedia pangan penyelenggara gizi (SPPG) terkait standar kesehatan makanan.
“Sempat diminta dihentikan sementara oleh Dinas Pendidikan, sekarang program MBG sudah berjalan kembali. Bahkan mungkin hanya di Bandar Lampung yang melakukan pembinaan kesehatan ke setiap SPPG,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, menegaskan pihaknya pasca insiden keracunan massal menggelar pelatihan keamanan pangan siap saji bagi para penjamah makanan di seluruh SPPG.
“Pelatihan keamanan pangan siap saji bagi penjamah makanan di SPPG MBG ini sangat penting, karena mereka berada di garda terdepan dalam menjaga mutu dan keamanan makanan yang dikonsumsi penerima manfaat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang benar, risiko keracunan atau penyakit bawaan makanan dapat ditekan,” kata Muhtadi.
Muhtadi menjelaskan, program MBG tidak hanya bergantung pada kecukupan gizi, tetapi juga pada jaminan keamanan pangan.
“Makanan siap saji yang tidak memenuhi standar keamanan
berpotensi menimbulkan penyakit bawaan makanan (foodborne diseases) dan
mengancam kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, aspek keamanan pangan tidak
boleh diabaikan dalam penyelenggaraan program ini,” ujarnya. (*)
Berita Lainnya
-
Klasika Lampung Tolak Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Selasa, 11 November 2025 -
Jembatan di Rajabasa Makan Badan Sungai, DPRD Bandar Lampung Bakal Panggil Dinas PU
Selasa, 11 November 2025 -
[TIDAK UNTUK DITIRU] Pelajar SMK di Bandar Lampung Ditangkap Diduga Perkosa Teman di Toilet Sekolah
Selasa, 11 November 2025 -
Diberi Waktu Sebulan, BGN Ancam Tutup Dapur MBG Tak Punya Sertifikat Higiene
Selasa, 11 November 2025









