• Selasa, 30 September 2025

Bandar Lampung Catat Angka Keracunan MBG Terbanyak dengan 503 Orang Terdampak

Selasa, 30 September 2025 - 17.04 WIB
16

Ilustrasi

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang terjadi di Kota Bandar Lampung tercatat sebagai yang tertinggi di Indonesia.

Data Badan Gizi Nasional (BGN) per 22 September 2025 mencatat sebanyak 4.711 orang mengalami keracunan di tujuh wilayah. Dari jumlah tersebut, Kota Bandar Lampung menempati posisi teratas dengan 503 orang terdampak. Disusul Kabupaten Lebong, Bengkulu sebanyak 467 orang, dan Kabupaten Bandung Barat 411 orang.

BGN mengidentifikasi sejumlah penyebab utama keracunan, di antaranya bakteri E. Coli dari air, nasi, tahu, dan ayam; Staphylococcus aureus dari tempe dan bakso; Salmonella dari ayam, telur, dan sayur; serta Bacillus cereus dari mie. Kontaminasi air juga memperparah penyebaran Coliform, Klebsiella, Proteus, hingga logam berat timbal (Pb).

Ketua Satgas MBG Kota Bandar Lampung, Wilson Faisol, menjelaskan bahwa dari 503 kasus tersebut, hanya sekitar 200 orang yang sempat dirawat di rumah sakit.

“Dari 503 itu tidak semua masuk rumah sakit, hanya sekitar 200 orang yang dirawat. Kejadiannya satu hari, dan tidak ada lagi setelah itu. Data kami berdasarkan estimasi terdampak,” ujar Wilson, Selasa (30/9/2025).

Ia menambahkan, tim kesehatan Puskesmas langsung diterjunkan untuk memberikan penanganan cepat. Pasca-kejadian, Wali Kota Bandar Lampung juga memerintahkan Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan BPOM dan meminta sekolah meningkatkan pengawasan makanan.

“Ibu Wali Kota memerintahkan sekolah melalui satgas sekolah untuk mengecek makanan sebelum dibagikan. Alhamdulillah sampai sekarang sudah aman,” tegas Wilson.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga menggelar sosialisasi, pembinaan, serta pelatihan kepada penyedia pangan penyelenggara gizi (SPPG) terkait standar kesehatan makanan.

“Sempat diminta dihentikan sementara oleh Dinas Pendidikan, sekarang program MBG sudah berjalan kembali. Bahkan mungkin hanya di Bandar Lampung yang melakukan pembinaan kesehatan ke setiap SPPG,” pungkasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, menegaskan pihaknya pasca insiden keracunan massal menggelar pelatihan keamanan pangan siap saji bagi para penjamah makanan di seluruh SPPG.

“Pelatihan keamanan pangan siap saji bagi penjamah makanan di SPPG MBG ini sangat penting, karena mereka berada di garda terdepan dalam menjaga mutu dan keamanan makanan yang dikonsumsi penerima manfaat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang benar, risiko keracunan atau penyakit bawaan makanan dapat ditekan,” kata Muhtadi.

Muhtadi menjelaskan, program MBG tidak hanya bergantung pada kecukupan gizi, tetapi juga pada jaminan keamanan pangan.

“Makanan siap saji yang tidak memenuhi standar keamanan berpotensi menimbulkan penyakit bawaan makanan (foodborne diseases) dan mengancam kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, aspek keamanan pangan tidak boleh diabaikan dalam penyelenggaraan program ini,” ujarnya. (*)