• Rabu, 01 Oktober 2025

Harimau Diduga Masuki Permukiman Warga di Pesisir Barat, Polisi dan BKSDA Turun Tangan

Senin, 29 September 2025 - 14.18 WIB
34

Aparat gabungan memasang imbauan waspada terhadap keberadaan harimau di Pekon Sukamulya, Kecamatan Lemong, Pesisir Barat. Foto: Dok.Polres Pesisir Barat

Kupastuntas.co, Pesisir Barat - Suasana mencekam menyelimuti warga Pekon Sukamulya, Kecamatan Lemong, Kabupaten Pesisir Barat, setelah adanya laporan kemunculan seekor harimau yang diduga berkeliaran tak jauh dari permukiman, pada Sabtu (27/09/2025).

Kabar tersebut membuat masyarakat resah dan memicu respons cepat dari aparat penegak hukum dan lembaga konservasi.

Kapolsek Pesisir Utara, Iptu Imam Sanuwan, membenarkan laporan tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya langsung menurunkan tim ke lokasi untuk memastikan kebenaran informasi serta menjamin keamanan warga.

"Kami anggap ini situasi serius. Tim segera kami kerahkan untuk menyisir area dan mengamankan lingkungan sekitar,” ujarnya.

Setibanya di lokasi, petugas menemukan sejumlah bukti kuat yang mengindikasikan keberadaan satwa liar tersebut. Di antaranya, jejak kaki dengan panjang 10 cm dan lebar 6 cm yang sesuai dengan ukuran tapak harimau.

Temuan lain yang mengkhawatirkan adalah sisa potongan kaki kambing yang ditemukan hanya 30 meter dari kandang warga.

Menindaklanjuti situasi ini, pihak kepolisian bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan aparatur pekon untuk melakukan peninjauan menyeluruh.

BKSDA segera mengambil langkah taktis dengan memasang kamera pemantau (CCTV) di tiga titik strategis di sekitar lokasi penemuan jejak.

Selain pemasangan kamera, spanduk peringatan juga disebar di beberapa area untuk meningkatkan kewaspadaan warga.

Pihak berwenang berharap dengan adanya pengawasan ini, keberadaan dan pergerakan harimau dapat terpantau jelas, sehingga langkah penanganan bisa lebih cepat dan tepat.

"Kami imbau masyarakat tetap waspada, terutama saat beraktivitas di kebun atau hutan. Jika menemukan tanda-tanda mencurigakan, segera laporkan ke pihak berwenang,” tegas Iptu Imam Sanuwan.

Ia juga meminta warga tidak melakukan tindakan sendiri yang bisa membahayakan diri maupun satwa.

Meski belum ada laporan korban jiwa atau luka, kehadiran predator di dekat pemukiman jelas menjadi ancaman serius. Warga diminta tidak panik, namun tetap siaga sambil menunggu perkembangan lebih lanjut dari hasil pemantauan dan investigasi lapangan.

Kehadiran harimau di wilayah tersebut diduga akibat terganggunya habitat alami atau menipisnya sumber makanan di hutan.

Pemerintah daerah bersama BKSDA kini fokus memastikan keselamatan warga tanpa mengganggu ekosistem satwa dilindungi tersebut. (*)