• Sabtu, 20 September 2025

‎Pasca Kasus Keracunan MBG, Dinkes Bandar Lampung Gelar Pelatihan Keamanan Pangan Siap Saji

Sabtu, 20 September 2025 - 17.35 WIB
29

‎Dinkes Kota Bandar Lampung saat menggelar pelatihan keamanan pangan siap saji bagi para penjamah makanan di seluruh SPPG, Sabtu (20/9/2025). Foto: Sri/kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pasca insiden keracunan massal yang menimpa ratusan anak sekolah, diduga akibat mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandar Lampung menggelar pelatihan keamanan pangan siap saji bagi para penjamah makanan, di seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Sabtu (20/9/2025).

‎Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung, menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi langkah strategis untuk memperkuat pengawasan, sekaligus meningkatkan kapasitas para penjamah makanan yang menjadi ujung tombak dalam menjaga kualitas pangan di lapangan.

‎“Pelatihan keamanan pangan siap saji bagi penjamah makanan di SPPG MBG ini sangat penting, karena mereka berada di garda terdepan dalam menjaga mutu dan keamanan makanan yang dikonsumsi penerima manfaat. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang benar, risiko keracunan atau penyakit bawaan makanan dapat ditekan,” kata Muhtadi.

‎Muhtadi menjelaskan, program MBG merupakan salah satu agenda strategis pemerintah pusat maupun daerah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini.

‎Namun, ia mengingatkan bahwa keberhasilan program tersebut tidak hanya bergantung pada kecukupan gizi, tetapi juga pada jaminan keamanan pangan.

‎“Makanan siap saji yang tidak memenuhi standar keamanan berpotensi menimbulkan penyakit bawaan makanan (foodborne diseases) dan mengancam kesehatan masyarakat. Oleh sebab itu, aspek keamanan pangan tidak boleh diabaikan dalam penyelenggaraan program ini,” ujarnya.

‎Dalam pelatihan tersebut, para penjamah makanan diberikan pemahaman mendalam mengenai pentingnya penerapan higiene dan sanitasi pangan secara konsisten.

‎"Mulai dari proses penerimaan bahan baku, penyimpanan, pengolahan, penyajian, hingga distribusi makanan kepada siswa harus mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, " jelasnya.

‎Para peserta juga dibekali prinsip Good Hygiene Practices (GHP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) yang meliputi personal higiene, kebersihan lingkungan, serta tata cara pengolahan makanan yang benar.

‎Melalui praktik langsung dan simulasi, diharapkan mereka dapat memahami sekaligus mengimplementasikan pengetahuan tersebut di lapangan.

‎“Dengan pelatihan ini, kami ingin para penjamah makanan mampu melaksanakan SOP dengan konsisten, menjaga kebersihan pribadi maupun lingkungan kerja, serta berperan sebagai agen perubahan dalam menumbuhkan budaya keamanan pangan di lingkungan SPPG masing-masing,” tambah Muhtadi.

‎Dinkes Kota Bandar Lampung menargetkan, melalui pelatihan berkelanjutan, kualitas penyelenggaraan program MBG semakin meningkat dan kasus keracunan tidak lagi terulang.

‎"Kita juga akan memperkuat sistem monitoring, termasuk melakukan inspeksi rutin ke SPPG untuk memastikan standar keamanan pangan benar-benar diterapkan, " ucapnya.

‎Muhtadi berharap, dengan adanya sinergi antara pemerintah, tenaga penjamah makanan, sekolah, dan masyarakat, program MBG dapat berjalan optimal.

‎“Kami ingin anak-anak kita bukan hanya mendapat makanan gratis, tetapi juga makanan yang sehat, bergizi, dan aman. Dengan begitu, generasi mendatang dapat tumbuh lebih sehat, cerdas, dan produktif,” pungkasnya. (*)