• Sabtu, 20 September 2025

Anggota Komisi III DPR RI Sudin Tekankan Pentingnya 4 Pilar Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman

Sabtu, 20 September 2025 - 16.36 WIB
22

Anggota Komisi III DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Lampung, Fraksi PDI Perjuangan, H. Sudin, S.E., (baju putih tengah) dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang digelar di Desa Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (20/9/2025). Foto: Istimewa.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Anggota Komisi III DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) I Lampung, Fraksi PDI Perjuangan, H. Sudin, S.E., kembali menegaskan pentingnya pemahaman dan pengamalan Empat Pilar Kebangsaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang digelar di Desa Natar, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Sabtu (20/9/2025).

Kegiatan ini berlangsung di kediaman Hendri Gunawan, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Lampung Selatan.

Turut hadir pula anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Lampung Selatan, yakni Rosdiana, Asmara, dan Supriati, serta unsur aparat kepolisian. Narasumber kegiatan Dr. Donald Harris Sihotang, M.M., seorang akademisi dan praktisi pers.

Dalam sambutannya, Hendri Gunawan selaku tuan rumah menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di kediamannya. Ia menilai, kehadiran Pak Sudin membawa manfaat besar bagi masyarakat Natar.

"Pak Sudin ini adalah anggota DPR RI yang rajin turun ke masyarakat. Walaupun wilayah Dapil I Lampung sangat luas, bahkan tanggung jawabnya sebagai wakil rakyat mencakup persoalan nasional, beliau tetap menyempatkan diri datang ke Natar, bertemu dengan warga dan konstituennya. Kami sangat berterima kasih atas kepedulian beliau,” kata Hendri.

Dalam penyampaiannya, Pak Sudin menekankan bahwa di tengah derasnya arus globalisasi dan kemajuan teknologi, bangsa Indonesia menghadapi tantangan serius seperti maraknya narkoba, judi online, game online yang berlebihan, serta pinjaman online ilegal yang menggerus moral generasi muda.

“Indonesia ini beruntung punya Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Empat pilar inilah yang mempersatukan kita hingga saat ini. Kalau Uni Soviet yang begitu besar bisa pecah, Indonesia justru tetap utuh karena kita punya fondasi kuat,” ujar Sudin.

Ia juga menekankan pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, terutama semangat gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.

Sementara itu, Donald Harris Sihotang memaparkan sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia hingga meraih kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.

Menurutnya, kemerdekaan tidak datang begitu saja, melainkan melalui proses panjang penjajahan Belanda selama lebih dari 300 tahun, pendudukan Jepang, hingga akhirnya bangsa ini mampu memanfaatkan momentum kekosongan kekuasaan pasca-Jepang menyerah kepada Sekutu. 

"Dari sejarah itulah kita belajar betapa berharganya kemerdekaan ini. Empat pilar kebangsaan lahir sebagai komitmen bersama para pendiri bangsa untuk menjaga Indonesia yang majemuk, terdiri dari beragam suku, agama, ras, dan budaya. Tanpa empat pilar itu, mustahil bangsa ini bisa berdiri tegak hingga 80 tahun merdeka,” ujarnya.

Donald juga menambahkan pesan penting agar generasi bangsa tidak tercerabut dari akarnya.

"Jangan sampai kita lupa dengan asal-usul, jati diri, dan budaya kita. Boleh saja belajar budaya luar, tapi jangan sampai meninggalkan akar budaya sendiri, termasuk bahasa, yang menjadi identitas bangsa,” tegasnya.

Kegiatan ini juga membahas tantangan kebangsaan yang dihadapi Indonesia saat ini, mulai dari intoleransi, politik identitas, kesenjangan sosial, hingga disinformasi di media sosial.

Menurut Donald, masyarakat, khususnya generasi muda, harus lebih bijak menggunakan teknologi agar tidak terjebak dalam arus negatif yang bisa merusak persatuan bangsa.

Donald Harris Sihotang menyampaikan pesan khusus untuk generasi muda. Bahwa kemerdekaan yang sudah berusia 80 tahun harus diisi dengan karya nyata, semangat persatuan, dan pengamalan nilai-nilai 4 Pilar Kebangsaan.

“Generasi muda adalah penerus bangsa. Jangan hanya menjadi penonton, tapi jadilah pelaku perubahan. Jadikan Pancasila sebagai pedoman hidup, junjung tinggi persatuan dalam bingkai NKRI, dan jadikan perbedaan sebagai kekuatan, bukan kelemahan,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Iptu Darius Khan, Panit 1 Intel Polsek Natar, juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).

“Menjaga keamanan dan ketertiban adalah tanggung jawab kita bersama. Nilai-nilai dalam 4 Pilar Kebangsaan selaras dengan upaya menjaga Harkamtibmas. Kalau masyarakat rukun, saling menghormati, dan bergotong royong, otomatis keamanan akan terjaga, dan pembangunan bisa berjalan lancar,” ujarnya.

Melalui kegiatan ini, masyarakat kembali diingatkan bahwa Empat Pilar Kebangsaan bukan sekadar slogan, melainkan fondasi yang mengokohkan berdirinya negara Indonesia.

Pancasila memberikan arah moral, UUD 1945 menjadi aturan main, NKRI menegaskan bentuk negara yang final, dan Bhinneka Tunggal Ika memastikan keragaman tetap dalam persatuan.

Dengan penguatan pemahaman terhadap empat pilar, diharapkan rakyat Indonesia, terutama generasi muda, mampu menghadapi berbagai tantangan zaman sekaligus menjaga cita-cita para pendiri bangsa. (*)