• Rabu, 17 September 2025

Jasad Nelayan di Perairan Lamsel Ternyata Korban Kecelakaan Ditabrak Kapal Tongkang

Rabu, 17 September 2025 - 10.33 WIB
18

Jasad Nelayan di Perairan Lamsel Ternyata Korban Kecelakaan Ditabrak Kapal Tongkang. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Warga Dusun Regahan Lada, Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki yang terdampar di tepi pantai pada Selasa pagi, 16 September 2025.

Penemuan ini pertama kali dilaporkan oleh Saryamah (50), seorang warga yang tengah mencari kayu bakar di sekitar pantai. Dari kejauhan, ia melihat sosok tubuh manusia dalam posisi terlentang di bibir pantai.

Sontak ia panik dan segera memberitahukan temuan tersebut kepada aparat desa, yang kemudian menghubungi pihak kepolisian.

Tak berselang lama, tim gabungan dari Polsek Kalianda, Satpolairud Polres Lampung Selatan, Inafis, serta personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan tiba di lokasi untuk mengevakuasi jenazah.

Proses evakuasi berlangsung lancar dan jenazah langsung dibawa menggunakan ambulans menuju RSUD Bob Bazar Kalianda untuk dilakukan pemeriksaan medis.

Tubuh Rusak dan Tanpa Identitas

Saat ditemukan, kondisi jenazah sangat mengenaskan. Bagian kepala sudah tinggal tengkorak, kulit tubuh mengelupas, dan sama sekali tidak ditemukan identitas pribadi pada tubuh korban. Situasi ini membuat proses identifikasi cukup sulit di awal.

Namun, petugas tetap berupaya mencari petunjuk dengan mencermati pakaian korban, ciri-ciri fisik, serta mengumpulkan informasi dari warga sekitar.

Pihak kepolisian juga menyebarkan informasi temuan mayat tersebut ke sejumlah wilayah pesisir dan pelabuhan nelayan, berharap ada keluarga yang mengenali.

Terungkap! Korban Kecelakaan Laut Ditabrak Tongkang

Setelah dua hari tanpa kepastian, titik terang mulai terlihat ketika keluarga dari seorang nelayan asal Pandeglang, Banten, datang ke RSUD Bob Bazar pada Kamis (18/9/2025).

Mereka mencurigai bahwa jenazah tersebut adalah kerabat mereka yang hilang saat kecelakaan laut di perairan Pasauran, Banten.

Dari kecocokan pakaian, ciri khas fisik, serta kondisi gigi bagian depan yang ompong, identitas jenazah akhirnya terkonfirmasi sebagai Casmito (50), warga Desa Teluk, Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Baca kuga : Nelayan Asal Banten Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Pulau Sebesi Lamsel

Casmito diketahui menjadi salah satu korban kecelakaan laut tragis yang terjadi pada Jumat, 12 September 2025.

Saat itu, kapal nelayan KM Nanggul Sari yang ditumpanginya bersama empat awak lainnya ditabrak sebuah tongkang pengangkut batu bara.

Insiden tersebut menyebabkan kapal tenggelam secara tiba-tiba di tengah laut. Empat awak berhasil diselamatkan, namun Casmito dinyatakan hilang dan tidak ditemukan meski sudah dilakukan pencarian oleh tim SAR.

Polisi Serahkan Jenazah

Kasat Reskrim Polres Lampung Selatan, AKP Indik Rusmono, membenarkan bahwa identitas jenazah telah berhasil dipastikan melalui pemeriksaan medis luar dan pengakuan keluarga korban.

"Alhamdulillah, identitas korban berhasil dipastikan setelah pihak keluarga datang dan mengenali ciri-cirinya. Jenazah telah kami serahkan ke keluarga untuk dimakamkan secara layak,” ujar AKP Indik kepada awak media.

Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan proses identifikasi ini tidak terlepas dari kerja sama lintas instansi, mulai dari Polairud, BPBD, hingga koordinasi dengan pihak rumah sakit.

"Kami berkoordinasi dengan berbagai pihak agar proses evakuasi dan identifikasi berjalan cepat dan akurat. Kami juga mengimbau masyarakat pesisir agar segera melapor ke aparat atau kepolisian jika menemukan hal mencurigakan atau korban yang terdampar di pesisir, agar bisa segera ditangani sesuai prosedur,” imbuhnya.

Kisah tragis yang menimpa Casmito menambah daftar panjang kecelakaan laut yang melibatkan nelayan kecil.

Minimnya pengawasan terhadap jalur pelayaran tongkang dan kapal besar di perairan tradisional nelayan membuat risiko tabrakan di laut semakin tinggi.

Kini, jasad Casmito telah dipulangkan dan dimakamkan di kampung halamannya di Banten.

Sementara itu, pihak keluarga berharap pemerintah dan otoritas maritim memperketat pengawasan serta memberikan perlindungan lebih terhadap aktivitas nelayan kecil di tengah ancaman kapal-kapal besar yang melintas di jalur yang sama. (*)