Wirahadikusumah: Media Online Harus Jadi Benteng Informasi di Tengah Maraknya Media Sosial

Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, Wirahadikusumah. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung, Wirahadikusumah, menegaskan bahwa media online memiliki peran vital sebagai benteng informasi di tengah derasnya arus informasi dari media sosial.
Menurutnya, media massa tidak boleh sekadar mengikuti arus informasi, melainkan harus menjadi clearing house untuk memastikan kebenaran sebuah peristiwa yang tersebar di masyarakat luas.
"Informasi itu bisa benar atau salah, tetapi berita tidak boleh salah. Ada proses kerja jurnalistik yang dilakukan, mulai dari cek dan ricek, triple check, hingga wawancara sebelum akhirnya diolah menjadi berita," ujarnya saat dimintai keterangan, Selasa (16/9/2025).
Ia menekankan pentingnya membedakan antara informasi dan berita. Informasi belum tentu benar, sementara berita harus dipastikan kebenarannya karena ada proses jurnalistik di baliknya.
Oleh karena itu, wartawan dituntut untuk melakukan konfirmasi kepada narasumber yang terpercaya agar masyarakat tidak disuguhi dengan informasi yang menyesatkan.
"Di sinilah letak kepercayaan publik. Media massa harus memiliki tingkat kepercayaan lebih tinggi dibanding sekadar media online non-jurnalistik atau media sosial," tambahnya.
Wira juga menyoroti perubahan pola distribusi konten jurnalistik di era digital. Menurutnya, tiga elemen dasar jurnalistik yakni produksi, penyuntingan, dan publikasi masih dikuasai oleh perusahaan pers dan terikat dengan kode etik.
Namun, dalam proses distribusi saat ini tidak lagi sepenuhnya dikendalikan media, melainkan dikuasai oleh platform digital dengan algoritma.
"Elemen distribusi ini sekarang dikuasai oleh platform digital. Maka harus ada titik temu antara perusahaan pers, platform digital, dan Dewan Pers. Harus ada perubahan agar platform digital bisa memilah mana distribusi yang baik untuk masyarakat," imbuhnya.
Ia mengakui media sosial lebih unggul dalam hal kecepatan karena masyarakat bisa langsung mendokumentasikan dan membagikan peristiwa. Namun, media online tetap memiliki keunggulan dalam hal verifikasi dan kedalaman informasi.
"Media online harus bisa berkolaborasi dengan media sosial, bukan memusuhinya. Sekarang ukuran besar kecilnya media online tidak lagi dilihat dari kantor redaksinya, tetapi dari banyaknya pengikut di media sosial," kata dia.
Karena itu, ia menilai penting bagi media online untuk beradaptasi dengan pola distribusi konten melalui media sosial, tanpa mengabaikan esensi kerja jurnalistik yang berbasis fakta.
"Media online penting untuk memanfaatkan media sosial, jangan menjadikan media sosial sebagai musuh tapi dijadikan kolaborasi. Media sosial katanya dulu kompetitor nya media online, sekarang yang terjadi harus berdansa dengan kompetitor itu," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Dosen UIN Raden Intan Lampung Ikuti Program Blockchain Internasional di Bali
Selasa, 16 September 2025 -
Mahasiswa UT Bandar Lampung Raih Emas Kejuaraan Pencak Silat Piala Rektor III Unila 2025
Selasa, 16 September 2025 -
BNNP Lampung Kembali Digeruduk, Aliansi Anti Narkoba Tuntut Penahanan Pengurus HIPMI dalam Kasus Narkoba
Selasa, 16 September 2025 -
Stimulus Rp 16,23 Triliun: Menjaga Nafas Ekonomi, Menguji Ketepatan Eksekusi, Oleh: TB Alam Ganjar Jaya
Selasa, 16 September 2025