• Minggu, 14 September 2025

Hingga Oktober 2025, Produksi Gabah di Lampung Diprediksi Capai 2,9 Juta Ton

Minggu, 14 September 2025 - 12.01 WIB
10

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Elvira Umihanni. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Provinsi Lampung masuk dalam lima wilayah utama di Indonesia yang ditetapkan sebagai lumbung swasembada pangan nasional, dengan target produksi gabah pada tahun 2025 sebesar 3,5 juta ton.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, mengatakan bahwa hingga Oktober 2025, produksi gabah kering giling (GKG) diprediksi mencapai 2.989.978 ton.

Sementara itu, luas panen juga diprediksi mencapai 569.054 hektare, angka yang sudah melampaui total luas panen padi pada tahun 2024, yakni 531.000 hektare.

"Lampung targetnya 3,5 juta ton di tahun 2025. BPS sudah bisa memperkirakan kira-kira berapa panen di Oktober. Untuk produksi gabah kering hingga Oktober mencapai 2.989.978 ton, sudah lebih tinggi dari total produksi tahun 2024 yang mencapai 2.791.348 ton,” kata Elvira saat dimintai keterangan, Minggu (14/9/2025).

Ia menjelaskan bahwa pihaknya bersama Kementerian Pertanian terus mendorong percepatan tanam padi untuk Musim Tanam (MT) 3 pada September 2025.

Langkah ini dilakukan agar panen dapat berlangsung pada Desember dan tetap tercatat dalam produksi tahun 2025.

"Kalau tanam di September, maka diperkirakan panen di Desember. Jadi masih masuk ke 2025. Ini yang sedang dikejar oleh Kementan dan Pemprov Lampung bersama kabupaten/kota, supaya tetap masuk ke dalam produksi tahun ini,” ujar Elvira.

Meski demikian, Elvira mengakui bahwa bencana banjir yang merendam areal persawahan di beberapa kabupaten memberi dampak pada jadwal tanam. Sebagian lahan yang seharusnya sudah berusia sebulan terpaksa ditanam ulang karena tergenang.

"Yang terendam banjir otomatis hilang. Nanti kita lakukan percepatan tanam lagi. Bantuan benih juga akan diberikan agar petani bisa segera menanam ulang. Harapannya, tidak terlalu banyak lahan yang terdampak, karena di Oktober sudah mulai masuk peralihan musim,” jelasnya.

Elvira menambahkan, Kementerian Pertanian menjamin ketersediaan benih bagi petani. Petani yang lahannya terendam banjir akan mendapat bantuan bibit dari pemerintah.

"Kalau benih padi, berapa pun yang kita minta akan disiapkan oleh Kementerian Pertanian. Sehingga petani yang gagal panen akan kami bantu dengan pemberian bibit,” pungkasnya. (*)