Kadin: Banyak Tenaga Kerja Unggul Lampung Pilih Bekerja ke Luar Daerah

Wakil Ketua Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung, Romi Junanto Utama. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Wakil Ketua Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung,
Romi Junanto Utama, mengungkapkan tantangan serius yang tengah dihadapi dunia
usaha di Provinsi Lampung.
Menurutnya, tenaga
kerja asli Lampung dengan latar belakang pendidikan D3 maupun sarjana yang
memiliki kompetensi unggul lebih memilih bekerja di wilayah Jabodetabek dan
Banten.
Alasannya, selain
banyaknya alternatif industri, tingkat upah minimum regional (UMR) di daerah
tersebut dinilai jauh lebih menarik dibandingkan di Lampung.
“Problem ini cukup
sulit dan menjadi dilema bagi sektor usaha di Lampung. Para lulusan terbaik
justru mencari peluang di luar daerah, sehingga sektor usaha di Lampung agak
kesulitan merekrut tenaga kerja dengan kompetensi unggul,” ujar Romi, Jumat
(12/9/2025).
Ia menambahkan,
fenomena serupa juga terjadi pada sektor tenaga kerja informal. Pekerja rumah
tangga, pelayan warung, hingga buruh harian lebih memilih merantau ke
Jabodetabek dan Banten dengan alasan upah yang lebih tinggi dibandingkan di
daerah asalnya.
“Akibatnya,
ketersediaan tenaga kerja di Lampung sebagian besar diisi oleh mereka yang
kurang kompetitif. Kondisi ini berdampak pada produktivitas dan perkembangan
dunia usaha di daerah,” jelasnya.
Romi berharap ke
depan pemerintah daerah bersama pelaku usaha dapat merumuskan kebijakan yang
mampu meningkatkan daya tarik kerja di Lampung.
"Yaitu baik
dari sisi kesejahteraan maupun ketersediaan lapangan kerja yang lebih beragam,
" ungkapnya.
Diketahui, jumlah
lulusan perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di
Provinsi Lampung mencapai 30 ribu orang per tahun. Dari jumlah itu, hanya 800
lulusan yang terserap industri lokal, sementara 29.200 sisanya menjadi
pengangguran.
Jumlah lulusan PTN
dan PTS di Provinsi Lampung yang bisa langsung mendapatkan pekerjaan masih
sangat minim. Sementara setiap tahun, kampus-kampus di Lampung rutin mewisuda
lulusan dari program sarjana (S1) maupun diploma. Akibatnya, angka pengangguran
sarjana dan diploma terus bertambah setiap tahun.
Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution, mengungkapkan pada
Februari 2025 terdapat 4.879.000 penduduk Lampung yang bekerja dan 206 ribu
orang pengangguran.
Ia menjelaskan,
tingkat pengangguran terbuka (TPT) tamatan SMA masih yang tertinggi
dibandingkan jenjang pendidikan lainnya, yakni 6,88 persen. Adapun TPT tamatan
perguruan tinggi sebesar 3,60 persen. (*)
Berita Lainnya
-
Universitas Teknokrat Indonesia Masuk 15 Besar Kampus Terbaik Nasional versi AD Scientific Index 2025
Jumat, 12 September 2025 -
Lonjakan Pemohon SKCK di Polresta Bandar Lampung Didominasi Tenaga Honorer PPPK
Jumat, 12 September 2025 -
Apindo: Dunia Usaha Lampung Masih Kesulitan Cari Tenaga Kerja Terampil
Jumat, 12 September 2025 -
Ribuan Jemaah Salat Jumat Perdana di Masjid Raya Al Bakrie
Jumat, 12 September 2025