• Rabu, 10 September 2025

15 Desa Adat Disiapkan Jadi Ikon Wisata Budaya di Lampung

Rabu, 10 September 2025 - 13.23 WIB
31

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Bobby Irawan saat dimintai keterangan, Rabu (10/9/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung tengah menyusun rencana pengembangan 15 desa adat menjadi destinasi wisata budaya unggulan.

Langkah tersebut merupakan bagian dari program strategis Desa Ku Maju yang diinisiasi oleh Gubernur Lampung sebagai upaya memajukan Lampung dari desa dan memperkuat desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, menjelaskan bahwa pengembangan desa adat menjadi desa wisata budaya masih dalam tahap pembahasan internal.

Sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Transmigrasi, turut dilibatkan dalam perumusan konsep ini.

"Program ini menjadi bagian dari strategi besar Gubernur Mirza untuk percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya di desa. Desa harus menjadi tulang punggung perekonomian Lampung," ujarnya saat dimintai keterangan, Rabu (10/9/2025).

Menurutnya, sejumlah desa telah berhasil dalam mengembangkan potensi budaya dengan menjadikan tapis sebagai budaya lokal yang bernilai ekonomi dan mampu menarik minat wisatawan.

Desa tapis tersebut adalah Pekon Lugusari di Pringsewu, Pekon Way Sindi di Pesisir Barat, dan Desa Wisata Sailing di Tanggamus.

Selain itu, beberapa desa adat yang mempertahankan nilai-nilai tradisional juga menjadi perhatian, seperti Desa Wana dan Desa Melinting di Lampung Timur.

Kedua desa ini memiliki kekuatan pada adat dan budaya yang masih lestari dan telah menjadi magnet bagi wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara.

"Segmentasi wisata budaya memang banyak diminati oleh turis asing. Desa seperti Melinting dan Wana memiliki daya tarik khas karena kekayaan adat istiadatnya," tambah Bobby.

Sementara itu guna memperkuat ekosistem desa wisata, Pemprov Lampung juga telah meluncurkan strategi Siger Madani atau Sinergi Gerakan Membangun Desa Wisata Inklusif.

Program ini menempatkan desa wisata dan kelompok sadar wisata sebagai penggerak utama pembangunan berbasis potensi lokal.

Meskipun telah diluncurkan pada tahun lalu, Bobby menyebutkan bahwa program ini masih memerlukan penguatan, baik dari sisi kebijakan, pelaku dan penggiat wisata, hingga dukungan anggaran.

"Lampung telah memiliki sekitar 144 desa wisata yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota. Banyak di antaranya telah mengintegrasikan unsur adat istiadat lokal sebagai bagian dari atraksi wisata yang berkelanjutan dan berdaya saing," katanya.

Selain sebagai strategi pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata, program desa wisata ini juga ditujukan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya kelompok masyarakat miskin pada desil 1 dan 2.

"Kami ingin desa wisata ini juga menjadi jalan keluar dari persoalan pengangguran dan kemiskinan. Lapangan kerja terbuka, masyarakat bisa mandiri, dan budaya tetap lestari," pungkas Bobby Irawan. (*)