• Minggu, 07 September 2025

Banjir Bandang Terjang Cukuh Balak Tanggamus, Ratusan Rumah Terendam

Sabtu, 06 September 2025 - 16.11 WIB
62

Kondisi banjir di Pekon Pekondoh, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, Sabtu (6/9/2025). Foto: Sayuti/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus - Ratusan rumah di Pekon Pekondoh, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus terdampak banjir bandang dengan ketinggian air mencapai satu meter, Sabtu (6/9/2025).

Bencana ini dipicu oleh luapan dua sungai besar dan diperparah oleh pasangnya air laut (ROB) setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak Jumat malam.

Hujan berintensitas tinggi memicu meluapnya Sungai Way Siring dan Sungai Way Putih yang berada dekat dengan permukiman warga. Debit air yang tidak tertampung meluber deras ke rumah-rumah penduduk.

Kondisi semakin parah karena air laut yang pasang mendorong banjir masuk lebih jauh ke daratan, sehingga mempercepat kenaikan tinggi air.

Akibatnya, aktivitas warga lumpuh total. Banyak warga panik dan berusaha menyelamatkan barang berharga, terutama peralatan elektronik dan perabot rumah tangga, ke tempat yang lebih tinggi. Namun, banyak pula harta benda yang tidak sempat diselamatkan dan diperkirakan mengalami kerusakan berat.

"Air tiba-tiba naik begitu cepat. Kami sangat kesulitan menyelamatkan barang-barang. Kami sangat membutuhkan bantuan dari BPBD Tanggamus,” ujar Muhsinin, salah satu warga setempat.

Selain rumah warga, banjir juga merendam Kantor Desa Pekondoh, sehingga aktivitas pemerintahan sementara dialihkan ke tenda darurat.

Kepala Pekon Pekondoh, Ahmad Zazani, mengatakan bahwa pihaknya masih fokus pada proses evakuasi dan pendataan kerugian.

"Setiap hujan turun, wilayah Pekon kami ini menjadi langganan banjir. Bukan hanya rumah warga yang terdampak, tapi juga kantor pekon, sekolah, dan fasilitas umum lainnya turut terendam," katanya.

Banjir juga membawa dampak buruk bagi SMPN 1 Cukuhbalak. Aliran air deras dari arah gunung di belakang sekolah tidak mampu terbendung, sehingga meluap masuk ke ruang-ruang kelas dan menggenangi sebagian besar halaman sekolah.

Peristiwa ini bukan yang pertama kali dialami sekolah tersebut. Hanya berselang lebih dari sebulan lalu, tepatnya pada 30 Juli 2025, hujan lebat juga menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Cukuh Balak. Saat itu, SMPN 1 Cukuhbalak menjadi salah satu fasilitas pendidikan yang terdampak cukup parah.

Kondisi tersebut kembali menimbulkan kekhawatiran, baik bagi pihak sekolah, orang tua murid, maupun masyarakat sekitar, mengingat sekolah ini menampung ratusan siswa dari berbagai pekon di sekitarnya.

Hingga Sabtu (6/9/2025) sore, curah hujan masih tinggi dan air belum juga surut. Akses jalan menuju beberapa desa terputus, menyebabkan sejumlah wilayah terisolasi.

Warga kini sangat membutuhkan bantuan mendesak berupa makanan pokok, air bersih, selimut, pakaian ganti, serta layanan medis.

Kerusakan hutan di wilayah hulu disebut sebagai faktor yang memperparah bencana, karena minimnya daya serap tanah membuat air hujan langsung mengalir deras ke hilir. Kondisi ini memicu banjir bandang besar yang belum pernah terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

"Kami mendesak Bupati Tanggamus dan Gubernur Lampung segera turun tangan dengan mengirimkan tim evakuasi, bantuan logistik, serta menyiapkan langkah tanggap darurat,” kata Tawandi, warga lainnya. (*)