• Kamis, 04 September 2025

287 Siswa SD dan SMP Keracunan MBG, Terjadi di Bandar Lampung dan Lamtim

Rabu, 03 September 2025 - 08.10 WIB
699

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bandar Lampung, Mulyadi dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandar Lampung, Muhtadi A. Tumenggung. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sebanyak 287 siswa Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Bandar Lampung dan Lampung Timur (Lamtim) mengalami keracunan usai mengkonsumsi menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Disdikbud Bandar Lampung menghentikan sementara dapur penyedia MBG tersebut.

Kasus keracunan di Bandar Lampung menimpa 247 siswa dari SD Negeri 2 Sukabumi, SMP Negeri 31 Bandar Lampung, dan SD Negeri Campang Raya pada Jumat (29/8/2025). Sementara di Lampung Timur, 40 siswa SMP Al-Islah Kecamatan Mataram Baru mengalami keracunan pada Selasa (26/8/2025).

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Bandar Lampung, Mulyadi, membenarkan kejadian tersebut.

Mulyadi mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan sekolah dan puskesmas setempat setelah informasi menyebar.

"Kami juga menanyakan makanan itu berasal dari dapur mana, karena kami hanya sebagai penerima program tersebut,” kata Mulyadi, Selasa (2/9/2025).

Menurutnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) masih melakukan uji laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan.

“Seharusnya pihak penyedia MBG mencicipi terlebih dahulu sebelum didistribusikan ke sekolah. Itu penting supaya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan,” tegas Mulyadi.

Ia menambahkan, belum dapat dipastikan apakah keracunan benar-benar disebabkan oleh menu MBG.

"Benar atau tidaknya keracunan itu dari MBG, kita belum tahu. Yang pasti kami di Disdikbud terus berkoordinasi dengan semua pihak agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” ujarnya.

Sebagai langkah antisipasi, Disdikbud menghentikan sementara distribusi MBG dari dapur penyedia yang bersangkutan, sambil menunggu hasil pemeriksaan BPOM dan Dinas Kesehatan.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandar Lampung, Muhtadi A. Tumenggung, mengatakan pihaknya langsung turun ke lokasi bersama Disdikbud dan BPOM setelah menerima laporan dari sekolah.

"Langkah pertama kami adalah memberikan penanganan medis kepada siswa SDN 2 Sukabumi, SMPN 31 Bandar Lampung, serta SD di Campang Raya. Total ada 247 siswa mengalami gejala keracunan, 12 diantaranya harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas. Alhamdulillah, kondisi mereka saat ini membaik,” kata Muhtadi, Senin (1/9/2025).

Ia menjelaskan, sebagian besar siswa menjalani rawat jalan dengan keluhan mual, muntah, dan pusing, serta terus dipantau puskesmas bersama pihak sekolah.

"Kalau ada perkembangan kondisi siswa, langsung ditangani tenaga kesehatan di lapangan. Kami pantau terus melalui puskesmas,” ungkapnya.

Dalam inspeksi di dapur penyedia makanan MBG Bersama Gotong Royong di Tirtayasa, ditemukan sejumlah pelanggaran standar kebersihan. Antara lain, ruang penyimpanan dan area produksi makanan dinilai tidak memenuhi syarat higienitas.

"Temuan tersebut langsung kami sampaikan ke Ketua SPPG (Sekolah Penyedia Program Gizi). Mereka menyatakan akan menghentikan sementara kegiatan dapur hingga kondisi benar-benar steril dan sesuai standar sanitasi,” jelas Muhtadi.

Ia juga menegaskan bahwa seluruh korban mendapat pelayanan gratis.

"Bagi siswa yang tidak bisa mengklaim BPJS, biaya ditanggung pemerintah kota. Saat itu juga penanganan medis diberikan di fasilitas kesehatan Pemkot,” paparnya.

Muhtadi menambahkan, hasil laboratorium awal menunjukkan adanya kontaminasi bakteri E.coli. Namun pihaknya masih menunggu hasil resmi BPOM untuk memastikan sumber pencemaran.

"Uji awal positif E.coli, tetapi untuk kepastian lebih detail kami menunggu hasil BPOM. Kami sudah memberikan rekomendasi agar sanitasi diperbaiki dan standar keamanan pangan benar-benar dipenuhi,” tandasnya.

Sementara itu, Riyanto, orang tua siswa SMP Al-Islah Mataram Baru, mengatakan anaknya mendadak sakit perut usai makan di sekolah.

"Setelah makan tiba-tiba anak saya muntah-muntah. Peristiwanya terjadi pada Selasa (26/8/2025). Saat itu anak saya mengkonsumsi menu MBG saat jam makan siang. Menjelang sore, sebagian siswa juga mengeluhkan sakit perut lalu dibawa ke puskesmas,” ungkapnya.

Informasi yang dihimpun, total ada 40 siswa mengalami gejala keracunan. Sebanyak 31 siswa harus menjalani perawatan intensif, 25 dirawat di Puskesmas Sribhawono, 6 di Klinik Permata Keluarga, sementara lainnya dirawat di rumah masing-masing. (*)

Berita ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Rabu 03 September 2025 dengan judul “287 Siswa SD dan SMP Keracunan MBG”