• Kamis, 28 Agustus 2025

Geger Jejak Narkoba di Rusunawa Metro, Warga Keluhkan Minimnya Pengawasan Hingga Maraknya Curanmor

Kamis, 28 Agustus 2025 - 13.19 WIB
330

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana saat melakukan sidak dan berdiskusi dengan warga Rusunawa Metro Timur. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Temuan alat hisap sabu dan sisa klip narkoba di menara B lantai lima rumah susun sederhana sewa (rusunawa) Metro, Jalan Ki Hajar Dewantara, Kelurahan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur, Kamis (28/8/2025) membuat geger penghuni.

Apa yang awalnya sidak Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana, justru menyeret fakta mencengangkan bahwa rusunawa tak hanya dibelit tunggakan sewa ratusan juta, tapi juga minim pengawasan sehingga rawan jadi arena kejahatan.

Sejumlah warga penghuni rusunawa merasa geram. Mereka menilai temuan narkoba itu mencoreng nama baik penghuni yang selama ini berusaha menjaga lingkungan.

“Kami ini sudah berusaha jaga lingkungan rusun dengan baik. Tapi kenyataannya, pengawasan dari pihak pengelola sangat minim. Ada banyak pintu dan tangga yang dibiarkan terbuka, orang luar bisa leluasa masuk. Kami menduga aktivitas narkoba ini bukan dilakukan oleh penghuni, melainkan orang luar yang memanfaatkan celah itu,” ujar seorang tokoh warga Rusunawa.

Bagi warga, kasus ini menambah daftar panjang keresahan. Sebab selain narkoba, curanmor juga kerap menghantui mereka. Beberapa motor penghuni pernah raib, sementara pengamanan nyaris tidak ada.

“Sudah ada kejadian kehilangan motor beberapa kali. CCTV tidak ada, pintu masuk tidak dijaga, akhirnya siapa pun bisa keluar masuk sesuka hati. Sekarang ada narkoba, tentu ini lebih meresahkan lagi,” ucapnya.

Warga khawatir stempel negatif akan melekat kepada mereka. Padahal, mayoritas penghuni hanyalah keluarga sederhana yang ingin hidup tenang.

"Kalau begini, nanti orang luar mengira penghuni rusunawa yang narkoba, yang maling motor. Padahal kami juga jadi korban. Citra kami rusak gara-gara lemahnya pengawasan,” keluhnya.

Meski begitu, sejumlah tokoh warga tetap mengapresiasi langkah Wakil Wali Kota Metro yang berani turun langsung dan menemukan fakta lapangan. Mereka menilai sidak ini membuka mata publik tentang buruknya tata kelola rusunawa.

“Kami hargai Pak Wakil Wali Kota yang mau turun langsung. Tapi jangan berhenti di sidak saja. Harus ada evaluasi total. Pengawasan, keamanan, sampai administrasi harus dibenahi,” harapnya.

Menurut mereka, sudah saatnya pemerintah serius menjadikan rusunawa bukan hanya tempat tinggal murah, tapi juga lingkungan aman dan layak huni.

"Kalau pengawasan tidak diperkuat, kami warga hanya akan terus jadi korban. Pemerintah harus pasang CCTV, batasi pintu masuk, tambah penjagaan, dan evaluasi kinerja pengelola UPTD,” tambahnya.

Sidak yang diwarnai temuan narkoba itu juga menjadi tamparan keras bagi Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPKP) Kota Metro. Kepala DPKP, Robby Kurniawan, sebelumnya mengakui bahwa hanya ada 16 tenaga UPTD yang mengawasi dua gedung berisi 110 kamar, dengan jam kerja terbatas pagi hingga sore. Kondisi ini membuat banyak ruang kosong di lantai atas tak terawasi, hingga disalahgunakan untuk aktivitas gelap.

Polisi sendiri berjanji menindaklanjuti temuan tersebut. Waka Polsek Metro Timur, IPDA Joni Putra, memastikan barang bukti akan didalami, sekaligus patroli ditingkatkan di area rawan. Namun warga menilai penindakan hukum saja tidak cukup tanpa reformasi pengelolaan rusunawa.

Kasus ini menyingkap wajah buram rusunawa Metro, mulai dari tunggakan sewa menggunung, fasilitas rusak, curanmor marak, hingga narkoba bersarang di ruangan kosong. Ironinya, situasi ini terjadi di tengah gencarnya pemerintah mendengungkan kerja sama dengan BNN untuk memberantas narkoba.

Warga kini menunggu langkah nyata, bukan sekadar pernyataan. Mereka ingin rusunawa kembali pada fungsinya: rumah layak huni bagi keluarga kecil, bukan simbol kelalaian pemerintah.

“Kalau rusunawa terus begini, kami bukan hanya takut kehilangan motor, tapi juga takut anak-anak kami tumbuh di lingkungan yang dicap sarang narkoba,” ujar seorang tokoh warga dengan nada getir. (*)