Jalan Alternatif Menuju Perkantoran Pemkab Tanggamus Rusak Parah

Tampak warga dengan inisiatif sendiri menguras air dari lubang di jalan Jalan AMS di Pedukuhan Tulung Langok, Pekon Kota Agung, Kecamatan Kotaagung. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus – Ruas jalan
alternatif menuju komplek perkantoran Pemkab Tanggamus sepanjang lebih kurang
3,5 kilometer, mengalami kerusakan
parah.
Jalan yang membentang dari Jalan AMS di
Pedukuhan Tulung Langok, Pekon Kota Agung, Kecamatan Kotaagung, lalu berlanjut
ke Jalan Pekon Campang Tiga – Tanjung Anom – Pekon Talang Rejo – hingga Pekon
Kampung Baru di Kecamatan Kota Agung Timur ini, selama lima tahun menjadi
keluhan banyak warga, karena dipenuhi lubang, dan berubah menjadi kubangan saat
hujan turun.
Ruas jalan milik Kabupaten Tanggamus ini
sejatinya menjadi nadi aktivitas warga, karena setiap hari dilalui ratusan
pelajar, ASN, petani, pedagang, hingga warga yang menuju Pasar Kota Agung,
mencari ikan ke Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kotaagung, berobat ke RSUD Batin
Mangunang atau bayar pajak kendaraan bermotor di SAMSAT.
Pantauan Kupastuntas.co, di lapangan
menunjukkan kerusakan terparah di ruas ini dimulai dari samping Makodim
0424/Tanggamus, melewati pabrik es “Salju Tanggamus”, GOR Ratu, Gardu Induk
(GI), tanjakan depan TPQ Tulung Langok, lalu berlanjut ke area Pura Tirtha
Amertha dan Pasraman Widya Ananta.
Tidak berhenti sampai di situ, kerusakan
serupa bersambung di tanjakan perbatasan Pekon Kota Agung dengan Pekon Campang
Tiga, lalu melintasi Pekon Tanjung Anom, Talang Rejo, hingga Kampung Baru.
“Asal hujan sebentar saja, jalan sudah penuh
genangan dan licin. Lubangnya besar-besar dan berbahaya, apalagi bagi
pengendara motor yang tidak hafal kondisi,” kata Aswadi (47), warga Jalan AMS
Pedukuhan Tulung Langok, Selasa (26/8/2025).
Aswadi menambahkan, kecelakaan kerap terjadi
akibat kondisi jalan yang semakin parah.
“Bukan sekali dua kali ada yang jatuh,
apalagi anak sekolah dan ibu-ibu yang bawa belanjaan. Kalau malam lebih
berbahaya lagi karena minim penerangan,” ujarnya.
Retno (16), siswi SMA di Kota Agung, mengaku
hampir setiap hari melalui jalur ini untuk ke sekolah, karena jarak tempuh
pendek dan menghemat waktu. Sebab jika lewat jalan besar (jalan lintas barat)
selain padat kendaraan terlebih jam sibuk, juga khawatir dengan kendaraan
bertonase besar.
"Tapi resikonya lewat jalur alternatif
ini, kalau hujan sepatu dan seragam kotor kena lumpur, kalau panas debunya
masuk ke mata. Sering sekali jatuh karena banyak lubang,” ujarnya.
Keluhan juga datang dari petani di Pekon
Tanjung Anom, Subur (53), misalnya menceritakan jika membawa hasil panen seperti
sayuran, singkong, jagung atau mantang ke Pasar Kota Agung tantangannya hanya
satu, yaitu jalan rusak.
“Kalau bawa sayuran, singkong pakai motor,
banyak rusak, jatuh, dan nilai jual di pasar jadi murah," keluhnya.
Sementara Sri (45) pedagang sayur keliling
menuturkan sepeda motornya sering tergelincir di lobang besar di tengah jalan.
"Walau tiap hari lewat, ya hari apes ada saja, terutama kalau musim
penghujan, lobang di jalan dipenuhi air keruh yang membuat motor jatuh,"
katanya.
Bagi ASN dan pegawai Pemkab Tanggamus,
kerusakan jalan ini justru menjadi ironi. Jalur yang mestinya mempermudah akses
ke kantor malah justru menyulitkan bahkan membahayakan.
“Kalau lewat Jalinbar macet sekali, jadi
tetap lewat sini. Tapi motor sering kena masalah, shockbreaker jebol. Kami
kerja melayani masyarakat, tapi jalan ke kantor saja penuh perjuangan,” keluh
Risa, seorang pegawai Pemkab.
Meski jalur alternatif ini sangat penting
untuk mengurai kepadatan di Jalan Lintas Barat (Jalinbar), perbaikan menyeluruh
belum pernah dilakukan. Selama ini hanya pengerjaan tambal sulam seadanya, atau
perbaikan tersepot-sepot yang tak bertahan lama.
“Sudah bertahun-tahun dibiarkan. Pemerintah
seolah tutup mata. Apakah harus ada korban jiwa dulu baru diperbaiki?” tanya
Roni, seorang guru yang mengajar di Kota Agung.
Syarif (65), warga Pekon Campang Tiga,
memohon langsung kepada Bupati Tanggamus, Mohammad Saleh Asnawi, agar segera
membangun jalan ini.
“Kerusakan jalan tepat di depan rumah saya.
Kalau hujan air melimpah karena drainase tidak ada, lubang makin dalam. Jalan
ini juga akses ke rumah sakit, berbagai sekolah, Samsat, kecamatan, sampai bank
di Kota Agung. Jadi jangan dianggap sepele,” tegasnya.
Warga, pelajar, petani, pedagang, hingga ASN
sama-sama berharap Pemkab Tanggamus segera mengambil langkah nyata. Jalan ini
bukan sekadar jalur alternatif, melainkan denyut kehidupan masyarakat.
"Jangan sampai jalan rusak jadi wajah
buruk Tanggamus. Kami ingin bisa bekerja, sekolah, dan berdagang tanpa dihantui
rasa takut setiap kali melintas,” ujar Maryati (34), warga setempat. (*)
Berita Lainnya
-
Kabupaten Tanggamus Jadi Lokasi Kajian Nasional Dampak Panas Bumi
Selasa, 26 Agustus 2025 -
Lapor Pak Bupati! Jembatan Gantung di Desa Tampang Muda Tanggamus Rusak, Anak-anak Bertaruh Nyawa ke Sekolah
Selasa, 26 Agustus 2025 -
Satroni Posko KKN Mahasiswa, Paman dan Ponakan di Tanggamus Gasak 4 HP
Senin, 25 Agustus 2025 -
Pemkab Tanggamus Akan Bangun Rumah Sakit Baru di Talangpadang
Senin, 25 Agustus 2025