• Rabu, 20 Agustus 2025

Cegah Curanmor, Warga Enggal Bandar Lampung Buat Portal dengan Sistem Sidik Jari

Rabu, 20 Agustus 2025 - 13.34 WIB
32

Portal dengan sistem akses berbasis sidik jari atau fingerprint di RT 011, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Enggal, Kota Bandar Lampung. Foto: Yudi/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Guna mencegah kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor), warga RT 011, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Enggal, Kota Bandar Lampung, berinisiatif membangun portal dengan sistem akses berbasis sidik jari atau fingerprint.

Inovasi ini merupakan hasil gotong royong warga bersama kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila).

Ketua RT 011, Edi Herwanto mengungkapkan, langkah tersebut dilatarbelakangi oleh peristiwa kehilangan sepeda motor yang sempat menimpa warganya.

Ia menyebut jika kejadian itu membuat masyarakat merasa resah sehingga diperlukan sistem keamanan tambahan.

"Ini berawal dari kasus kehilangan motor, kemudian saya bersama warga berinisiatif gotong royong membeli alat untuk memasang portal keamanan motor menggunakan fingerprint. Proses pembuatan portal berlangsung selama satu minggu dengan melibatkan mahasiswa KKN,” kata Edi, saat ditemui di lokasi, Rabu (20/8/2025).

Sebelum menggunakan teknologi sidik jari, portal di lingkungan tersebut hanya ditutup dengan gembok biasa. Namun, setelah dilakukan diskusi bersama mahasiswa, warga akhirnya bisa memanfaatkan teknologi fingerprint yang lebih aman dan praktis.

"Awalnya portal hanya digembok, lalu kami berinovasi menggunakan fingerprint. Sempat kami buat sendiri, tapi kurang maksimal. Setelah berdiskusi dengan anak-anak KKN, yang kebetulan jurusannya ada yang menguasai, akhirnya bisa terwujud,” jelasnya.

Mengenai biaya, seluruh warga sepakat untuk urunan. Dari empat titik akses jalan yang ada, tiga di antaranya sudah terpasang portal sidik jari, sementara satu titik lagi masih dalam rencana. Selain itu, beberapa kamera CCTV juga dipasang di sudut-sudut strategis untuk memperkuat pengawasan lingkungan.

Perwakilan mahasiswa KKN Unila, Satriawan, menjelaskan bahwa keterlibatan mereka berawal dari diskusi dengan warga mengenai permasalahan di lingkungan. Dari situ diketahui bahwa kasus kehilangan motor pernah terjadi, bahkan pernah dua kendaraan hilang sekaligus dalam satu malam.

"Saat minggu pertama KKN, kami menanyakan perihal kendala di wilayah ini, khususnya RT 11, bahwasanya pernah kehilangan motor dalam semalam sekaligus dua. Kemudian kami berinisiatif dan berkolaborasi bersama Pak RT untuk menyempurnakan portal fingerprint tersebut,” ungkap Satriawan.

Sistem portal sidik jari ini hanya bisa diakses oleh warga yang sudah mendaftarkan sidik jarinya melalui Ketua RT. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan keamanan sehingga hanya warga yang terdata yang dapat membuka portal secara otomatis.

Marsidi, warga setempat, menyambut baik langkah tersebut. Ia menilai sistem ini mampu meningkatkan rasa aman masyarakat.

"Ini sangat bagus ya, karena sebelumnya sempat kehilangan motor. Jadi dengan adanya fingerprint ini bisa membantu agar tidak ada tindakan pencurian lagi,” kata Marsidi.

Sementara Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Lampung, Kombes Pol Indra Hermawan, mengapresiasi langkah kreatif warga yang menggandeng lurah, Bhabinkamtibmas, hingga mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Lampung.

Menurutnya, sinergi ini menunjukkan adanya kesadaran bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dari tindak pencurian kendaraan bermotor.

"Saya senang sekali ini kreatif dari pak lurah, Bhabinkamtibmas hingga RT dan mahasiswa KKN dari Universitas Lampung ingin menciptakan suatu komunitas yang ingin di RT 011 ini menjadi kampung anti curanmor,” kata kombes Indra, saat berkunjung melihat program portal sidik jari di RT 011, Enggal.

Indra menjelaskan, sebelum adanya portal, sejumlah akses masuk ke wilayah tersebut belum memiliki pintu.

Namun, berkat inisiatif warga dan bantuan mahasiswa, kini telah terpasang portal berbasis fingerprint yang hanya bisa diakses oleh warga setempat.

Fasilitas tersebut juga dilengkapi kamera pengawas (CCTV) untuk memastikan keamanan lingkungan.

"Ini cukup kreatif, saya pribadi bangga dengan keinginan pak lurah, RT dibantu oleh mahasiswa yang ingin menciptakan lingkungan yang aman,” kata dia.

Ia juga menegaskan, inovasi yang dilakukan warga RT 011 bisa menjadi role model bagi daerah lain.

"Lingkungan ini bisa dicontoh oleh lingkungan lain, harapan besarnya jika ini diterapkan berarti Lampung akan aman dan tindakan curanmor akan turun secara drastis. Saya akan mencoba berdiskusi dengan Ditbimas, mungkin nantinya ini bisa menjadi percontohan kampung anti curanmor,” ungkapnya.

Sementara itu, Lurah Gunung Sari, Uun SW, menyampaikan bahwa program portal berbasis fingerprint tersebut merupakan penyempurnaan dari upaya sebelumnya.

"Bertepatan dengan adanya mahasiswa KKN dari Unila akhirnya bersama masyarakat disempurnakan menjadi lebih baik,” jelasnya.

Menurut Uun, program ini akan terus disosialisasikan agar dapat diterapkan di lingkungan lain di wilayah Kelurahan Gunung Sari.

Ia menilai langkah ini efektif dalam mengantisipasi potensi kejahatan curanmor sekaligus memperkuat partisipasi warga dalam menjaga keamanan lingkungan. (*)