• Jumat, 15 Agustus 2025

Jalan Rusak Parah dan Jembatan Jebol, Warga Tanjung Harapan Desak Pemkab Lampura Bertindak

Jumat, 15 Agustus 2025 - 09.43 WIB
35

Penampakan jalan yang rusak dan jembatan jebol di Desa Tanjung Harapan. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Utara – Warga Desa Tanjung Harapan dan Lubuk Rukam, Kecamatan Hulu Sungkai, Kabupaten Lampung Utara, mendesak pemerintah kabupaten segera memperbaiki jembatan penghubung antar desa yang sudah jebol sejak beberapa tahun terakhir.

Akibat kerusakan tersebut, aktivitas distribusi hasil pertanian warga lumpuh. Kendaraan besar seperti truk tidak dapat melintas, sehingga warga terpaksa menempuh jalur memutar melalui Kabupaten Way Kanan untuk menjual hasil bumi mereka.

Salah satu warga, Ipan (47), menyebut kondisi jembatan dan jalan di desa mereka sudah rusak parah sejak empat tahun lalu. Ia mengatakan, warga hanya bisa pasrah karena perbaikan tidak bisa dilakukan melalui dana desa, mengingat jalan tersebut merupakan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Lampung Utara.

"Pengajuan perbaikan sudah beberapa kali kami sampaikan, baik ke Pemkab Lampura maupun lewat proposal ke Pemprov. Tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Pemerintah desa pun tak bisa membangun karena ini masuk jalan kabupaten," ujar Ipan, tokoh masyarakat Tanjung Harapan, Jumat (15/8/2025).

Ia menambahkan, jalan tersebut merupakan akses utama satu-satunya menuju desa, dan sangat vital bagi perekonomian warga.

"Kami mohon kepada Dinas Pekerjaan Umum Lampura agar menjadikan perbaikan jalan dan jembatan ini sebagai prioritas utama. Saat ini kami harus memutar jauh lewat Way Kanan untuk mengangkut hasil panen," imbuhnya.

Pantauan di lapangan menunjukkan kondisi jembatan sangat memprihatinkan. Bagian tengah jembatan telah amblas, sehingga hanya bisa dilalui kendaraan ringan seperti motor dan pick-up. Sementara kendaraan besar tidak bisa melintas karena dikhawatirkan jembatan akan ambrol total.

Kerusakan juga terlihat pada jalan menanjak di kedua sisi jembatan. Struktur onderlagh yang sudah hancur dan terkikis air menyulitkan kendaraan roda dua melintas, terutama saat musim hujan.

Warga berharap agar pemerintah segera turun tangan sebelum akses transportasi benar-benar lumpuh total dan berdampak lebih besar terhadap kehidupan masyarakat desa. (*)