• Rabu, 13 Agustus 2025

Riyanto: Pringsewu Produksi 37 Ribu Ton Jagung dan 97.952 Ton Beras

Rabu, 13 Agustus 2025 - 10.58 WIB
28

Kejati Lampung Danang Suryo Wibowo melakukan pilot project penanaman jagung di Adiluwih, Pringsewu, Rabu (13/8/2025). Foto: Manalu/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu – Kabupaten Pringsewu terus menunjukkan perannya sebagai salah satu penopang ketahanan pangan nasional. Bupati Pringsewu, Riyanto Pamungkas, menyampaikan bahwa pada tahun 2024, daerahnya memproduksi sekitar 37 ribu ton jagung dan 97.952 ton beras.

Hal itu disampaikannya saat menghadiri peluncuran program Petani Mitra Adhyaksa dan UMKM Mitra Adhyaksa Kejari Pringsewu di Pekon Enggal Rejo, Kecamatan Adiluwih, Rabu (13/8/2025). Acara tersebut merupakan inisiatif Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung dalam rangka pendampingan terhadap petani dan pelaku UMKM.

Kepala Kejati Lampung, Danang Suryo Wibowo, dalam sambutannya menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pencitraan, melainkan memiliki makna nyata yang akan dilakukan secara berkelanjutan oleh kejaksaan.

“Pendampingan yang kami lakukan mencakup akses permodalan, kepastian legalitas usaha, hingga pencegahan praktik pungli. Kami juga mendukung ketersediaan bibit jagung dan alsintan agar tepat sasaran, termasuk penyerapan hasil panen dan antisipasi gagal panen,” jelas Danang.

Ia juga mengingatkan para kepala pekon di Kabupaten Pringsewu untuk berhati-hati dalam mengelola keuangan negara. “Tidak ada ruang bagi siapa pun yang bermain-main dengan uang negara. Bila ditemukan pelanggaran, akan kami tindak tegas,” tegasnya.

Sementara itu, Bupati Riyanto menjelaskan bahwa Pringsewu menargetkan produksi jagung mencapai 48 ribu ton pada 2025. “Di Kecamatan Adiluwih saja terdapat lahan jagung seluas 2.500 hektare. Sementara untuk padi, luas panen tahun 2024 mencapai 26.589 hektare dengan produksi 153.487 ton gabah atau setara 97.952 ton beras. Kita mengalami surplus 65.842 ton,” paparnya.

Ke depan, Pemkab Pringsewu menargetkan pengembangan lahan sawah hingga mencapai 25 ribu hektare sebagai langkah memperkuat ketahanan pangan daerah.

Dalam sesi dialog interaktif, Suripto dari Gapoktan Enggal Rejo menyampaikan aspirasi petani mengenai kebutuhan alat pengolah tanah dan keterbatasan air irigasi. “Selama ini kami hanya bisa meminjam atau menyewa alat dari desa tetangga,” ungkapnya.

Tasmawati, pelaku UMKM dari Pekon Sinar Waya, Kecamatan Adiluwih, juga berharap proses perizinan usaha dapat dipermudah. “Kami perlu sosialisasi yang jelas agar tidak bingung dalam mengurus legalitas,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Kajati Lampung menyatakan akan segera melakukan koordinasi dengan Gubernur Lampung, Bupati Pringsewu, serta pihak terkait lainnya untuk menindaklanjuti berbagai kebutuhan dan persoalan yang disampaikan. (*)