Seni dan Budaya Lampung Bantu Bangun Ekonomi Daerah

Diskusi Kebudayaan PWI Lampung yang berlangsung di Hotel Emersia, Senin (11/8/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung menggelar diskusi kebudayaan dengan
tema Budaya Daerah Sebagai Identitas Nasional yang berlangsung di Hotel
Emersia, Senin (11/8/2025).
Diskusi tersebut menghadirkan tiga narasumber
yakni Tokoh Budaya Lampung Anshori Djausal, Tokoh Adat Lampung Mawardi Harirama
dan Ketua Dewan Kesenian Lampung Satria Bangsawan.
Dalam paparan nya Ketua Dewan Kesenian
Lampung, Satria Bangsawan, mengatakan pentingnya pelestarian dan juga pemanfaatan
budaya daerah, khususnya budaya Lampung.
"Budaya adalah harta, bahkan bisa
menjadi investasi. Seperti perusahaan yang menanamkan modal, suatu saat akan
memberikan keuntungan. Begitu pula jika negara menanamkan investasi pada
kebudayaan dan para budayawan," katanya.
Ia mengatakan, mengacu pada Undang-Undang
Pemajuan Kebudayaan Tahun 2017, menekankan bahwa budaya perlu dilindungi,
dikembangkan, dimanfaatkan, dan dilakukan pembinaan secara berkelanjutan.
Ia menyebutkan bahwa budaya tidak bisa berdiri
sendiri, melainkan membutuhkan sinergi dari berbagai pihak.
"Budaya itu tidak bisa jalan sendiri.
Harus ada ekosistem yang mendukung, mulai dari pemerintah, seniman, pelaku
UMKM, hingga masyarakat. Jika ini terbangun, budaya akan menjadi kekuatan besar
bagi pembangunan bangsa," tambahnya.
Satria mencontohkan tradisi masyarakat
Lampung Pesisir saat Idul Fitri, di mana anak-anak berkeliling ke rumah-rumah
untuk bersilaturahmi dan menerima hidangan khas seperti lemak dan tape.
Tradisi ini, menurutnya, mencerminkan
nilai-nilai berbagi, gotong royong, dan kebersamaan yang kuat dalam budaya
Lampung.
"Seni dan budaya harus dikembangkan
dalam ekosistem yang sehat. Kalau ini berjalan, maka wisatawan akan datang,
ekonomi tumbuh, dan budaya tetap lestari," ujarnya.
Sementara itu Tokoh Budaya Lampung, Anshori
Djausal, mengatakan jika menjaga budaya berarti menyiapkan masa depan, bukan
sekadar bernostalgia pada masa lalu.
"Ketika anak-anak kita berinteraksi
dengan bangsa lain, mereka harus punya jati diri. Budaya itu bukan hanya
warisan, tapi modal untuk tampil percaya diri di kancah dunia. Kita harus
berani berinovasi tanpa meninggalkan akar tradisi," ujarnya.
Ia menambahkan, pemerintah memiliki kewajiban
menciptakan ekosistem yang mendukung, namun peran masyarakat tak kalah penting.
Dukungan bisa dilakukan melalui partisipasi
aktif dalam kegiatan budaya, memperkenalkan seni dan tradisi Lampung kepada
generasi muda, serta memanfaatkan teknologi untuk promosi ke tingkat global.
"Dalam kebudayaan Lampung terdapat 10
unsur penting seperti adat istiadat, bahasa daerah, manuskrip, olahraga
tradisional, pengetahuan tradisional, permainan rakyat, situs budaya, seni,
teknologi tradisional, dan tradisi lisan," kata dia.
Unsur-unsur ini menjadi kekayaan yang bila
dikelola dengan baik dapat menjadi daya tarik wisata, mendorong kerja sama
internasional, dan memperkuat pembangunan daerah.
"Budaya itu adalah cita rasa dalam seni
dan kemanusiaan. Ia memadukan pengetahuan, kepercayaan, dan perilaku yang
membentuk karakter masyarakat. Kalau kita tidak memajukannya, kita akan
kehilangan jati diri," jelas Anshori.
Sementara itu Kepala Dinas Kominfo Provinsi
Lampung, Ganjar Jationo, mengatakan jika Pemprov Lampung menempatkan kebudayaan
sebagai pilar utama dalam visi pembangunan daerah.
Melalui berbagai kebijakan dan program,
pemprov terus mendorong pelestarian cagar budaya, penguatan bahasa dan seni
daerah, pengembangan museum, festival, serta ekosistem ekonomi kreatif berbasis
budaya.
"Semua ini diarahkan untuk memperkokoh
identitas lokal, membina karakter generasi muda, dan mendorong pertumbuhan
ekonomi rakyat secara berkeadilan," sebutnya. (*)
Berita Lainnya
-
Itera Sambut 4.929 Mahasiswa Baru, Rektor Tekankan Bangun Karakter dan Kolaborasi
Senin, 11 Agustus 2025 -
Dukung Pembayaran Royalti Musik, Munir Usul Kolaborasi dengan Musisi Lokal
Senin, 11 Agustus 2025 -
Cafe di Bandar Lampung Kurangi Pemutaran Lagu Usai Ada Kewajiban Bayar Royalti
Senin, 11 Agustus 2025 -
PHRI Lampung Protes Kebijakan Royalti Lagu untuk TV di Kamar Hotel
Senin, 11 Agustus 2025