Universitas Teknokrat Indonesia Pamerkan Produk Penelitian Unggulan di Konvensi Sains Teknologi dan Industri 2025

Universitas Teknokrat Indonesia Pamerkan Produk Penelitian Unggulan di Konvensi Sains Teknologi dan Industri 2025. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) kembali membuktikan diri sebagai salah satu perguruan tinggi swasta terbaik di Lampung dan Indonesia dengan menampilkan produk penelitian unggulannya di ajang Konvensi Sains Teknologi dan Industri (KSTI) 2025 yang berlangsung di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Kamis (7/8/2025).
Kegiatan yang digelar selama tiga hari, 7–9 Agustus 2025, ini menjadi magnet bagi peneliti, akademisi, pelaku industri, hingga pembuat kebijakan dari berbagai daerah. Tidak hanya menjadi ajang pamer teknologi mutakhir, KSTI juga berfungsi sebagai wadah kolaborasi lintas sektor untuk mendorong pemanfaatan hasil riset di dunia nyata.
Digital Smart Composter Jadi Primadona
UTI mencuri perhatian para pengunjung dengan inovasi Digital Smart Composter, sebuah teknologi berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mengolah limbah kotoran sapi menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi secara lebih cepat, higienis, dan ramah lingkungan.
Produk ini dirancang oleh dua mahasiswa Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Deka Ramadani dan Fadhlurohman Mergo Penateh, di bawah bimbingan Dr. Dedi Darwis, dosen yang dikenal aktif mengembangkan teknologi tepat guna bersama mahasiswa.
Deka mengungkapkan, ide ini lahir dari keprihatinan atas banyaknya limbah kotoran sapi di sentra peternakan yang tidak dikelola dengan baik.
"Kami melihat masalah ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tapi juga menghilangkan potensi ekonomi bagi peternak. Dengan alat ini, limbah bisa diubah menjadi pupuk kompos berkualitas yang punya nilai jual," ujarnya.
Fadhlurohman menambahkan, keunggulan Digital Smart Composter terletak pada sistem sensor pintar yang memantau suhu, kelembapan, dan pH secara real-time melalui aplikasi ponsel.
"Jika suhu mulai turun atau kelembapan berkurang, sistem langsung memberi notifikasi. Peternak bisa segera melakukan penyesuaian tanpa harus memeriksa secara manual. Proses jadi lebih singkat dan hasilnya optimal," jelasnya.
Fleksibel dari Desa hingga Industri
Menurut pembimbing, Dr. Dedi Darwis, desain alat ini dibuat fleksibel. Versi prototipe ditujukan untuk memudahkan peternak desa, sementara ke depan teknologi ini bisa dikembangkan untuk skala industri.
"Semua data dari sensor bisa disimpan di cloud untuk analisis jangka panjang. Dari situ, pola terbaik pengomposan bisa ditemukan dan direplikasi di berbagai lokasi," katanya.
Selain efisiensi, alat ini juga menekan bau tidak sedap, mengurangi potensi pencemaran, serta meningkatkan kualitas pupuk sesuai standar pertanian organik.
Dukungan Penuh dari Rektor
Kehadiran tim UTI di KSTI 2025 mendapatkan dukungan langsung dari Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Dr. HM. Nasrullah Yusuf, yang turut hadir di lokasi pameran.
"Mahasiswa Teknokrat selalu kami dorong untuk menghasilkan karya yang menjawab masalah nyata di lapangan. Digital Smart Composter ini adalah contoh inovasi yang lahir dari kepedulian terhadap lingkungan sekaligus mendukung produktivitas peternak," ungkapnya.
Rektor Nasrullah juga menegaskan bahwa potensi inovasi ini sangat besar untuk dihilirkan ke industri, mengingat Indonesia memiliki populasi sapi yang besar serta kebutuhan pupuk organik yang terus meningkat. Ia berharap teknologi ini dapat bermitra dengan pemerintah daerah, koperasi peternak, maupun sektor swasta untuk memperluas pemanfaatannya.
Potensi Kolaborasi dan Dampak Ekonomi
Melalui ajang seperti KSTI, UTI berharap dapat menjalin kemitraan strategis dengan investor dan pelaku industri yang tertarik mengembangkan teknologi ramah lingkungan ini. Apabila diproduksi massal, Digital Smart Composter diyakini mampu:
- Mengurangi pencemaran dari limbah peternakan
- Memberikan nilai tambah ekonomi bagi peternak
- Menyediakan pasokan pupuk organik berkualitas bagi sektor pertanian
Dengan langkah ini, UTI sekali lagi menunjukkan komitmennya sebagai kampus yang tidak hanya unggul dalam pendidikan, tetapi juga berkontribusi nyata bagi masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. (*)
Berita Lainnya
-
Sudin Kunjungi Gereja HKBP, Bahas Harkamtibmas, Toleransi dan Isu Sosial
Sabtu, 09 Agustus 2025 -
Bandar Lampung Pertahankan Predikat Kota Layak Anak 2025 Kategori Nindya
Sabtu, 09 Agustus 2025 -
Jalan Bypass Soekarno-hatta Dikeluhkan, BPJN Lampung: Kita Maksimalkan Pemeliharaan
Sabtu, 09 Agustus 2025 -
Sambut HUT RI ke-80, BPJN Lampung Gelar Pengecatan Kerb Jalan Nasional Lewat Program Padat Karya
Sabtu, 09 Agustus 2025