Kupastuntas.co, Lampung Barat - Muhammad Nazir (45), Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas sebagai staf di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Lampung Barat, dilaporkan hilang sejak Minggu, 3 Agustus 2025. Hingga saat ini, keberadaan Nazir belum diketahui dan tidak dapat dihubungi.

Laporan resmi atas hilangnya Nazir disampaikan oleh istrinya, Neli Kusuma, ke Polres Lampung Barat pada Kamis (7/8/2025). Laporan tercatat dengan nomor B/01/VIII/2025/SPKT/POLRES LAMPUNG BARAT/POLDA LAMPUNG.

Menurut keterangan Neli dalam laporan tersebut, Nazir berpamitan sekitar pukul 10.23 WIB untuk pergi ke Kecamatan Muara Dua, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, bersama seorang rekannya bernama Wahyu. Namun, sejak saat itu Nazir tidak pernah kembali dan tidak ada kabar sama sekali.

Neli mengatakan bahwa ia sempat menemui Wahyu untuk memastikan keberadaan suaminya, namun Wahyu menyatakan bahwa mereka tidak pernah bertemu pada hari yang dimaksud. Hingga kini, ponsel Nazir juga tidak bisa dihubungi.

Kepala Bappeda Lampung Barat, Tri Umaryani, membenarkan bahwa Muhammad Nazir merupakan staf di kantornya. Ia mengatakan bahwa Nazir tidak masuk kerja dalam beberapa hari terakhir tanpa kabar.

“Iya, benar. Saudara Nazir memang staf kami dan sudah beberapa hari ini tidak masuk kantor. Kami ikut berharap yang terbaik agar beliau segera ditemukan,” ujar Tri saat dikonfirmasi.

Nazir diketahui lahir di Tanjung Agung pada 5 Juni 1980 dan berdomisili di Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat. Ia memiliki ciri-ciri tinggi badan sekitar 170 cm, rambut lurus pendek dan tipis, mata hitam, serta kulit sawo matang.

Polres Lampung Barat mengimbau kepada masyarakat yang memiliki informasi mengenai keberadaan Muhammad Nazir untuk segera menghubungi pihak kepolisian melalui nomor darurat 110 atau (0728) 21148, atau langsung menghubungi pihak keluarga.

Hingga berita ini diterbitkan, pencarian masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian bersama keluarga. Belum ada perkembangan terbaru terkait keberadaan ASN tersebut. (*)