• Rabu, 06 Agustus 2025

Dialog Moderasi Beragama, Bupati Lampung Tengah: Kunci Penting Menjaga Stabilitas Sosial

Rabu, 06 Agustus 2025 - 13.21 WIB
1.7k

Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya, dalam sambutan di Aula Rumah Makan Prambanan, Kecamatan Terbanggi Besar. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Tengah - Dialog moderasi beragama dengan tema 'Harmoni dalam Keberagaman: Memperkuat Kerukunan, Mencegah dan Menangani Konflik Antar Umat Beragama' digelar pada Rabu (6/8/2025), di Aula Rumah Makan Prambanan, Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah.

Kegiatan yang diinisiasi oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Lampung Tengah ini menjadi ruang bersama bagi tokoh lintas agama, unsur pemerintah, dan masyarakat untuk bertukar pandangan tentang pentingnya hidup rukun di tengah keberagaman keyakinan, budaya, dan suku bangsa.

Bupati Lampung Tengah, Ardito Wijaya, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya dialog tersebut.

Ia menegaskan bahwa moderasi beragama adalah salah satu kunci penting dalam menjaga stabilitas sosial di tengah masyarakat yang majemuk.

Menurutnya, keberagaman merupakan kekayaan yang harus dirawat dengan semangat saling menghormati dan gotong royong.

Bupati juga menekankan bahwa tanggung jawab menjaga kerukunan bukan hanya berada di tangan pemerintah atau tokoh agama, tetapi merupakan kewajiban bersama seluruh masyarakat.

Ia juga berharap kegiatan semacam ini dapat memperkuat kesadaran kolektif tentang pentingnya hidup damai dan saling menghargai perbedaan.

Kegiatan ini juga menjadi pengingat bahwa keberagaman bukanlah ancaman, melainkan kekayaan yang harus dirawat bersama. Apabila semua pihak terlibat aktif, maka kehidupan yang harmonis bukan sekadar harapan, tetapi sebuah kenyataan yang bisa diwujudkan.

Melalui forum seperti ini, Lampung Tengah terus meneguhkan diri sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan dan menjadikan toleransi sebagai fondasi utama dalam membangun masyarakat yang damai, inklusif, dan berdaya.

Hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh dari Kementerian Agama, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), serta perwakilan organisasi keagamaan, pemuda, dan tokoh masyarakat.

Kolaborasi antar unsur ini menunjukkan komitmen bersama dalam menciptakan suasana yang aman, inklusif, dan penuh toleransi. (*)