• Rabu, 06 Agustus 2025

Bendera One Piece, Cermin Kegelisahan dan Harapan Generasi Z, Oleh: Dr. Koderi, M.Pd

Senin, 04 Agustus 2025 - 15.46 WIB
185

Dr. Koderi, M.Pd, Dosen dan Pengamat Pendidikan Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Agustus selalu identik dengan Merah Putih yang berkibar megah di langit Indonesia. Namun, tahun ini ada pemandangan lain yang menarik perhatian: bendera bergambar tengkorak bertopi jerami, ikon One Piece, turut berkibar di berbagai tempat.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: mengapa bendera bajak laut fiksi bisa hadir di tengah perayaan kemerdekaan bangsa?

Untuk memahami hal ini, kita perlu kembali ke makna One Piece itu sendiri. Bagi penggemarnya, One Piece bukan sekadar kisah bajak laut mencari harta karun.

Ia adalah perjalanan tentang kebebasan, persahabatan, dan keberanian melawan ketidakadilan. Harta karun legendaris One Piece sering dimaknai bukan sebagai emas dan permata semata, melainkan simbol kebebasan sejati.

Ketika sebagian orang menuliskannya sebagai One Peace, maknanya menjadi semakin dalam: dari pencarian pribadi menuju cita-cita bersama, yaitu perdamaian.

Filosofi ini sejalan dengan perjalanan bangsa yang merdeka bukan hanya untuk bebas dari penjajah, tetapi juga untuk hidup dalam damai dan keadilan.

Simbol tengkorak yang terpampang di bendera bajak laut pun bisa dibaca ulang. Secara historis, tengkorak adalah tanda ancaman kematian.

Tetapi dalam kacamata filosofis, tengkorak mengingatkan bahwa semua manusia pada akhirnya setara. Dari kesadaran ini lahirlah gagasan bahwa perdamaian lebih berharga daripada saling mengalahkan.

Maka, ketika bendera One Piece berkibar di hari kemerdekaan, ia bukan semata tanda 'keisengan' generasi muda. Justru di sana ada kegelisahan yang ingin diungkap.

Generasi Z menggunakan simbol budaya pop global untuk menyuarakan keresahan mereka atas ketidakadilan, sekaligus harapan akan kebebasan dan solidaritas. Ini adalah bentuk baru ekspresi nasionalisme: kreatif, damai, dan menyentuh.

Tentu, kita tetap perlu menegaskan: Merah Putih adalah simbol kedaulatan negara, tak tergantikan oleh bendera apa pun. Ia harus selalu berada di tempat terhormat. Namun, kehadiran bendera One Piece tidak harus dimaknai sebagai perlawanan terhadap Merah Putih.

Ia lebih tepat dibaca sebagai cermin sosial refleksi kegelisahan sekaligus ajakan untuk bersama memperbaiki keadaan.

Fenomena ini memberi pelajaran bahwa generasi muda tidak kehilangan rasa cinta tanah air. Mereka hanya sedang mencari cara baru untuk mengungkapkannya.

Dari layar bajak laut hingga bendera perdamaian, mereka sedang menulis bab baru tentang nasionalisme: sebuah nasionalisme yang terbuka, progresif, dan tetap berakar pada cita-cita kemerdekaan.

Alih-alih menolaknya dengan curiga, mari membaca fenomena ini dengan bijak. Barangkali di balik kibaran bendera bajak laut itu, tersimpan pesan yang sederhana namun kuat: bangsa ini masih punya harapan, selama kita mau mendengarkan suara generasi penerusnya. (*)