• Kamis, 21 Agustus 2025

Megawati Tutup Kongres ke-6 PDI Perjuangan dengan Janji Setia kepada Pancasila

Sabtu, 02 Agustus 2025 - 23.43 WIB
5

Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, dalam penutupan Kongres ke-6 PDI Perjuangan di Bali Nusa Dua Convention Center, Sabtu (2/8/2025). Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, secara resmi menutup Kongres ke-6 PDI Perjuangan yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center, Sabtu (2/8/2025).

Dalam pidato penutupnya yang penuh haru, Megawati mengajak seluruh kader partai untuk bersatu dan tetap setia memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dan Trisakti.

"Saya mengajak seluruh kader PDI Perjuangan, mari kita bergerak dalam satu rampak barisan. Mari kita satukan langkah, satukan suara, satukan hati. Mari kita menangkan kebenaran dengan keberanian, karena keberanian pasti, pasti, pasti, pasti menang,” seru Megawati, dengan suara bergetar.

Megawati tak kuasa menahan air mata saat menyampaikan janjinya untuk terus menjaga dan mengamalkan Pancasila, yang merupakan dasar negara sekaligus warisan perjuangan Presiden pertama RI, Soekarno.

"Kepada Bung Karno, izinkan kami berjanji di Kongres Keenam ini,” ujarnya sambil terisak.

"Kami akan terus setia pada Pancasila, pada Trisakti yang akan kami wujudkan melalui pola pembangunan nasional semesta berencana. Dan pada kebenaran yang selalu engkau ajarkan demi terwujudnya Indonesia Raya yang sejati,” lanjut Megawati.

Pidato emosional tersebut menjadi penutup resmi Kongres ke-6 PDI Perjuangan, yang berlangsung selama dua hari, mulai 1 hingga 2 Agustus 2025.

"Dengan berakhirnya pidato saya ini, maka dengan resmi Kongres ke-6 PDI Perjuangan secara resmi saya tutup,” kata Megawati mengakhiri pidatonya.

Kongres ke-6 ini menjadi momen penting bagi konsolidasi internal partai setelah Megawati kembali dikukuhkan sebagai Ketua Umum untuk periode 2025–2030.

Selain penetapan kepemimpinan, kongres juga menjadi wadah refleksi ideologis dan peneguhan arah perjuangan partai dalam menghadapi dinamika politik nasional ke depan. (*)