Pemkot Metro Minta DTSEN Digarap Akurat Agar Bantuan Sosial Tepat Sasaran

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Pemerintah Kota Metro
menunjukkan keseriusannya dalam memperkuat tata kelola pembangunan yang
berbasis bukti dan berpihak pada masyarakat. Ketegangan itu disampaikan Wakil Wali
Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana menanggapi penggunaan Data Tunggal Sosial
dan Ekonomi Nasional (DTSEN).
Rafieq mengaku telah memimpin langsung rapat
Koordinasi dan menyampaikan bahwa DTSEN bukan sekadar basis data statistik
biasa. Dirinya menilai bahwa DTSEN sebagai pondasi kritis dalam menyusun
kebijakan sosial dan ekonomi yang benar-benar menyentuh kebutuhan warga.
"Kita tidak lagi bisa bekerja
berdasarkan asumsi dan data parsial. DTSEN adalah alat utama untuk memastikan
bahwa setiap kebijakan yang dibuat benar-benar berbasis data, presisi, dan
menyasar warga yang memang membutuhkan,” kata dia kepada awak media, Jum'at
(1/8/2025).
Rafieq menyebutkan bahwa selama ini,
ketidaksinkronan data antarinstansi seringkali menjadi penghambat utama dalam
efektivitas program sosial. Mulai dari penyaluran bantuan sosial yang tumpang
tindih, hingga tidak terdatanya kelompok rentan yang seharusnya mendapatkan
perhatian.
“Kami ingin menghentikan praktik yang tidak
efisien. DTSEN harus digarap akurat, detail, dan konsisten oleh semua lini agar
manfaatnya nyata di lapangan,” imbuhnya.
Ia menjelaskan bahwa dalam rapat koordinasi
yang sebelumnya digelar telah dihadiri oleh berbagai perangkat daerah, termasuk
Dinas Sosial, Bappeda, Dinas Kominfo, Disdukcapil, Dinas Pendidikan, hingga
instansi vertikal seperti BPS dan Kantor Kementerian Agama, serta para pemangku
kepentingan lainnya.
"Salah satu fokus utama adalah
sinkronisasi dan integrasi data antarinstansi agar tidak ada lagi celah dalam
penyaluran program kesejahteraan," jelasnya.
Dengan DTSEN yang akurat, alokasi anggaran
tidak lagi akan bersifat merata tanpa perhitungan. Sebaliknya, anggaran akan
diarahkan pada wilayah dan kelompok masyarakat yang paling membutuhkan
intervensi pemerintah.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap
rupiah yang dikeluarkan pemerintah benar-benar berdampak. Tidak ada lagi
kebijakan yang meleset dari sasaran. DTSEN adalah instrumen utama untuk itu.
Kami tidak sekadar ingin bekerja cepat, tapi juga tepat. DTSEN adalah pondasi
keadilan sosial. Dan Metro siap menjadi pelopornya,” pungkasnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Metro, AC Yuliwati
menyebut bahwa DTSEN akan menjadi game changer dalam reformasi perlindungan
sosial. Ia menjelaskan bahwa dengan data tunggal, pemerintah bisa melakukan pemetaan
kelompok sasaran yang lebih akurat, menghindari tumpang tindih, dan
menghilangkan praktik distribusi bantuan yang tidak adil.
"DTSEN akan memberikan peta
sosial-ekonomi yang lengkap. Kita bisa tahu siapa yang berhak menerima bantuan,
siapa yang sudah dapat, dan siapa yang belum tersentuh. Ini akan mempercepat
respon dan mencegah kebocoran,” jelas Yuliwati.
Ia menegaskan bahwa Dinas Sosial telah
melakukan verifikasi dan validasi data terpadu bersama Bappeda dan Dinas
Kominfo agar data yang masuk ke dalam DTSEN benar-benar valid, terkini, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
"Ini bukan pekerjaan instan. Tapi jika
semua pihak kompak, hasilnya akan luar biasa. Data yang baik akan menghasilkan
kebijakan yang baik pula,” tegasnya.
Penguatan DTSEN tidak hanya untuk keperluan
bantuan sosial, tetapi juga akan digunakan sebagai basis perencanaan
pembangunan daerah, termasuk dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) dan penganggaran tahunan.
Pemerintah Kota Metro menargetkan agar
seluruh data sosial dan ekonomi warga dapat terintegrasi sepenuhnya dalam
sistem DTSEN sebelum akhir tahun anggaran 2025. Dengan sistem ini, Metro
berharap menjadi daerah percontohan dalam pengelolaan kebijakan sosial-ekonomi
berbasis data tunggal.
Dengan langkah strategis ini, Kota Metro
bukan hanya membangun data, tapi juga membangun harapan dan masa depan yang
lebih adil dan merata untuk seluruh warganya. Sebuah langkah konkret menuju
transformasi birokrasi digital yang berdampak nyata di akar rumput. (*)
Berita Lainnya
-
Menilik Potensi Cuan dalam Bisnis Breeding Kambing di Metro
Jumat, 01 Agustus 2025 -
Diduga Tak Berizin, Satpol-PP Segel Bangunan Ruko di Metro Utara
Kamis, 31 Juli 2025 -
Bambang Soroti Ancaman Penyalahgunaan Teknologi Digital bagi Anak
Kamis, 31 Juli 2025 -
Industri Tapioka Lampung Terancam Mati, PPTTI Desak Penghentikan Impor dan Penetapan Harga Nasional
Rabu, 30 Juli 2025