• Sabtu, 02 Agustus 2025

Menilik Potensi Cuan dalam Bisnis Breeding Kambing di Metro

Jumat, 01 Agustus 2025 - 13.18 WIB
113

Fadliq, Peternak kambing asal Kecamatan Metro Utara saat menunjukkan kambing-kambing breedingnya. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Dibalik hiruk pikuk perkembangan kota Metro sebagai pusat pendidikan dan pertumbuhan ekonomi di Lampung, ada geliat bisnis peternakan yang tak banyak disorot namun menyimpan potensi cuan luar biasa.

Salah satunya adalah bisnis breeding kambing atau pembiakan kambing, yang kini semakin dilirik kaum milenial. Salah satu nama yang muncul sebagai pemain muda potensial adalah Fadliq pemilik Tim Artem Farm di Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Metro Utara.

Berawal dari hobi memelihara hewan ternak sejak sekolah, Fadliq menjadikan lahan kosong di sekitar rumahnya sebagai kandang pertama. Kini, Tim Artem Farm telah berkembang menjadi salah satu sentra peternakan kambing unggulan di wilayah Metro Utara yang melayani permintaan lokal hingga luar daerah.

Fadliq menyebut bahwa salah satu daya tarik bisnis breeding kambing adalah stabilnya permintaan daging kambing, khususnya dari sektor kuliner. Warung sate, gulai, tongseng, dan berbagai usaha rumah makan di Metro secara konsisten membutuhkan pasokan daging kambing berkualitas.

“Kalau untuk daging, stabil terus. Banyak pemilik warung makan di Metro ambil dari saya, karena mereka perlu pasokan segar tiap pekan. Kadang saya juga supply ke hajatan, kurban dan aqiqah,” kata Fadliq saat dikonfirmasi awak media, Jum'at (1/8/2025).

Tak hanya permintaan dari Metro, menjelang momen besar seperti HUT RI bulan Agustus, permintaan dari luar kota seperti Bandar Lampung, Pringsewu, dan Tulang Bawang bahkan Provinsi Jambi bisa melonjak dua kali lipat.

“Biasanya permintaan keluar kota tinggi di bulan Agustus, untuk lomba kurban mini, acara resmi, dan konsumsi massal. Itu momen panen buat peternak,” imbuhnya.

Tak hanya daging, kini susu kambing juga mulai naik daun. Di Metro, kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat turut mendorong tren konsumsi susu kambing segar dan olahan seperti yoghurt serta kefir.

Tim Artem Farm menangkap peluang ini dengan mengembangkan lini produksi susu kambing perah, terutama dari jenis Etawa.

"Dulu orang Metro belum banyak yang kenal manfaat susu kambing. Sekarang, tiap minggu selalu ada langganan beli untuk anak-anak, lansia, sampai ibu hamil. Mereka bilang cocok karena enggak bikin alergi,” ungkap Fadliq.

Pria 29 tahun tersebut menjelaskan bahwa dari satu ekor kambing Etawa yang sehat, bisa diperoleh 1–1,5 liter susu per hari. Dengan harga jual berkisar Rp25.000–35.000 per liter, potensi omzet pun cukup menjanjikan.

Salah satu hal yang menarik dari geliat bisnis breeding kambing di Metro adalah masuknya generasi muda ke dunia peternakan. Fadliq menyebut bahwa saat ini mulai banyak milenial yang tertarik terjun ke usaha ternak berkat kemajuan teknologi dan keterbukaan akses informasi.

“Dulu peternakan kesannya kotor dan berat. Sekarang dengan kandang modern, manajemen pakan yang terjadwal, dan pemasaran digital, anak muda bisa masuk dengan nyaman,” jelasnya.

Lewat akun media sosial, Fadliq rutin membagikan edukasi seputar breeding kambing, perawatan harian, hingga tips bisnis peternakan.

“Jadi selain jualan, saya juga ingin ngasih jalan buat anak muda yang pengen punya peternakan sendiri. Minimal jadi reseller dulu, nanti bisa berkembang jadi peternak,” paparnya.

Meski menjanjikan, Fadliq tak menutup mata bahwa bisnis peternakan tetap punya tantangan, terutama soal penyakit hewan dan fluktuasi harga pakan. Namun ia yakin, dengan manajemen yang baik dan dukungan teknologi, breeding kambing bisa menjadi tulang punggung ekonomi berbasis agribisnis di Metro.

“Selama orang masih makan sate, minum susu, dan cari kambing buat aqiqah atau kurban, usaha ini nggak akan mati,” tandasnya.

Kini, dengan semangat peternak milenial dan pasar yang semakin terbuka, usaha breeding kambing bukan hanya peluang lokal, tapi juga potensi ekspansi regional. Metro tak lagi hanya kota pelajar, tetapi juga kota peternak muda yang tahan banting dan visioner. (*)