• Jumat, 01 Agustus 2025

Warga Keluhkan Jalan Rusak Parah di Desa Pariaman Tanggamus: Bak Kubangan Kerbau

Kamis, 31 Juli 2025 - 09.06 WIB
137

Bukan di kolam, tapi di jalan poros Limau. Warga memancing di tengah kubangan sebagai sindiran atas janji perbaikan jalan yang tak kunjung terbukti. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Tanggamus – Kondisi jalan poros yang melintasi Pekon (Desa) Pariaman, Kecamatan Limau, Kabupaten Tanggamus, semakin memprihatinkan. Jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Lampung ini kini rusak parah, dipenuhi lubang besar, dan setiap kali hujan, genangan air berlumpur membuat jalanan serupa kubangan kerbau. Sorotan terhadap kerusakan ini muncul pada Kamis (31/7/2025), seiring dengan semakin buruknya kondisi jalan yang mengganggu aktivitas masyarakat setempat.

Warga setempat pun tak tinggal diam, mereka meluapkan kekecewaan melalui aksi unik. Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan seorang pria berdiri di tengah jalan dengan membawa alat pancing, seolah-olah sedang memancing ikan di tengah "kolam keruh" yang terbentuk akibat genangan air. Aksi ini menjadi sindiran tajam atas lambannya perbaikan jalan tersebut, yang telah bertahun-tahun rusak namun belum ada perhatian serius dari pemerintah daerah maupun provinsi.

“Jalan ini sudah rusak bertahun-tahun, semakin dalam lubangnya, dan kalau hujan, kondisinya seperti kubangan kerbau. Kami lelah menunggu janji-janji perbaikan,” ungkap Ridwan, salah seorang warga, pada Kamis (31/7/2025).

Kerusakan jalan ini tidak hanya mengganggu kenyamanan warga, tetapi juga berdampak besar terhadap aktivitas anak-anak sekolah. Aisyah, seorang siswi SMP Negeri di Kecamatan Limau, mengungkapkan keluhannya. “Setiap kali hujan, kami harus ekstra hati-hati saat naik sepeda motor. Jalan yang licin dan berlubang sering menyebabkan kami jatuh. Seragam sekolah jadi basah dan kotor, bahkan sering terlambat sampai sekolah,” ujarnya.

Selain itu, orang tua juga merasa khawatir. Marlina, ibu dari dua anak, mengatakan, “Saya sering antar anak saya ke sekolah dengan menggunakan jas hujan dan sepatu ganti. Kadang kalau hujan deras, saya lebih memilih untuk tidak menyekolahkan mereka daripada mengambil risiko kecelakaan.”

Jalan ini merupakan akses vital yang menghubungkan beberapa pekon di Kecamatan Limau hingga Cukuhbalak, dan juga menjadi jalur utama menuju pusat pelayanan publik serta perekonomian. Meski begitu, hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan signifikan. Pemerintah Kabupaten Tanggamus sendiri tidak bisa berbuat banyak karena status jalan tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Lampung.

Namun, warga berharap pemerintah daerah dapat lebih aktif dalam mendesak Pemerintah Provinsi Lampung untuk segera menangani kerusakan ini. "Kami butuh jalan yang layak, bukan kubangan kerbau. Jangan tunggu ada korban dulu baru bertindak," ujar Busroni, salah satu warga lainnya, dengan nada kecewa.

Kondisi ini mengingatkan kita bahwa pemerataan pembangunan infrastruktur, khususnya di wilayah pedesaan dan perbatasan, masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi pemerintah. (*)