• Jumat, 01 Agustus 2025

Jembatan Ambruk Diterjang Banjir, Warga Desa Sampang Turus di Tanggamus Terisolir

Kamis, 31 Juli 2025 - 10.43 WIB
130

Tampak kondisi sungai di Pekon Sampang Turus yang tidak ada jembatan penyeberangan dengan arus yang masih deras semakin sulit untuk dilewati. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Tanggamus - Pekon (Desa) Sampang Turus, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, hingga Kamis (31/7/2025) masih terisolasi total. Warga tidak bisa keluar masuk pekon karena jembatan darurat satu-satunya hanyut diterjang banjir bandang, sementara sungai yang harus dilintasi belum surut dan arus air masih deras.

Jembatan darurat yang hanyut itu sebenarnya baru saja dibangun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada 22 Juli 2025 lalu. Jembatan tersebut membentang di salah satu dari tiga titik penyebrangan sungai yang menghubungkan Pekon Sampang Turus dengan wilayah luar.

Dua titik lainnya hingga kini belum memiliki jembatan dan masih mengandalkan jalur penyeberangan sungai secara manual.

Kepala Pekon Sampang Turus, Marhami menyatakan, kondisi ini sudah berlangsung selama puluhan tahun. Warga selalu mengandalkan sungai sebagai jalur utama keluar masuk desa. Namun jika hujan deras turun dan air sungai meluap, maka warga benar-benar terisolasi dan tidak bisa beraktivitas.

“Jembatan darurat baru satu yang dibangun BNPB dan sekarang hanyut. Dua titik lainnya belum ada jembatan. Kami sangat berharap pemerintah daerah segera membangun jembatan yang permanen. Ini menyangkut keselamatan dan masa depan warga,” ujar Marhami.

Pantauan di lapangan menunjukkan air sungai masih tinggi dan arus sangat deras. Akses jalan berlumpur dan licin. Beberapa anak-anak sekolah memilih tidak berangkat karena khawatir keselamatan mereka saat menyeberang. Seragam sekolah mereka juga sering basah dan kotor akibat harus menerjang sungai.

Selain itu, mayoritas warga yang bekerja sebagai petani turut terdampak. Mereka tidak bisa menjual hasil pertanian ke pasar karena akses distribusi tertutup. Aktivitas ekonomi pun lumpuh.

Suasana pekon tampak lengang, hanya terlihat beberapa warga yang berjaga di tepi sungai menunggu air surut.

Cuaca yang masih mendung dengan potensi hujan juga membuat kekhawatiran warga meningkat.

Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Tanggamus dan instansi terkait segera mengambil langkah cepat dan tanggap, terutama dengan membangun jembatan permanen di seluruh titik penyeberangan.

“Kami sudah terlalu lama hidup dengan kondisi seperti ini. Harus menyeberang sungai setiap hari untuk sekolah, ke pasar, bahkan saat darurat sakit pun tidak bisa cepat ke puskesmas,” kata Nurhayati (43), warga setempat.

Pekon Sampang Turus menjadi salah satu wilayah paling tertinggal dari sisi infrastruktur jalan dan jembatan di Kabupaten Tanggamus.

Dengan jumlah penduduk ratusan jiwa, kebutuhan akan jembatan dan jalan yang layak menjadi tuntutan mendesak yang tak bisa lagi diabaikan. (*)