Forum Tanggamus Menyala Demo di Kantor DPRD, Bawa Lima Tuntutan

Puluhan massa dari FTM saat unjuk rasa di depan Kantor DPRD. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus - Suasana di halaman Gedung DPRD Kabupaten Tanggamus,
Kamis siang (31/7/2025), berubah riuh oleh suara orasi dan dentuman peluit.
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Tanggamus Menyala (FTM) menggelar
aksi demonstrasi dengan membawa lima tuntutan utama yang ditujukan kepada
Bupati dan DPRD Kabupaten Tanggamus.
Aksi yang dipimpin oleh Koordinator Lapangan, Berly Reastama, ini
menyuarakan keprihatinan atas kondisi pembangunan daerah yang dianggap stagnan.
Mahasiswa membawa spanduk, poster, dan menyampaikan pernyataan sikap secara
terbuka. Mereka menegaskan bahwa gerakan ini lahir dari hasil kajian ilmiah,
bukan sekadar emosi sesaat.
“Kami tidak datang hanya dengan teriakan. Kami hadir membawa data,
analisis, dan kesadaran publik. Tanggamus perlu diselamatkan dari ketimpangan
dan pembiaran. Ada masalah yang harus diselesaikan, bukan disembunyikan,” tegas
Berly di hadapan para wakil rakyat.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa membacakan lima poin tuntutan, yaitu:
Mengembalikan marwah dan fungsi pengawasan DPRD Kabupaten Tanggamus, yang
dinilai telah melemah dan kehilangan keberanian dalam menjalankan kontrol
terhadap eksekutif.
Mendesak Bupati Tanggamus serius menyelesaikan persoalan pendidikan, yang
hingga kini dianggap belum merata, kurangnya fasilitas di daerah pedalaman,
serta tidak optimalnya kualitas tenaga pendidik.
Mendesak perbaikan layanan kesehatan, khususnya di daerah terpencil yang
kesulitan akses terhadap fasilitas dasar dan tenaga medis.
Menuntut transparansi dan ketegasan Bupati dalam mengelola Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD), yang menurut mahasiswa belum menunjukkan kontribusi
signifikan terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
Mendorong lembaga penegak hukum seperti kepolisian dan kejaksaan untuk
serius dan independen dalam memberantas praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
(KKN) di lingkungan birokrasi dan pemerintahan daerah.
FTM juga menyampaikan nota kesepakatan yang mewajibkan seluruh anggota
DPRD untuk mengindahkan dan menyuarakan tuntutan tersebut kepada Bupati, aparat
penegak hukum, dan pihak terkait. Dalam dokumen tersebut tertulis bahwa apabila
tuntutan tidak ditindaklanjuti dalam waktu 1x5 hari, maka seluruh anggota DPRD harus
siap mengundurkan diri secara serentak.
“Saya selaku pimpinan dan seluruh 45 anggota dewan yang ada di sini, di
DPRD Kabupaten Tanggamus, akan mengundurkan diri secara serentak! Mengundurkan
diri secara serentak! Mengundurkan diri secara serentak!” seru Berly, yang
disambut teriakan solidaritas dari massa.
Aksi demonstrasi ini bukan berdiri sendiri, tetapi merupakan kelanjutan
dari kajian terbuka yang diselenggarakan oleh FTM pada Selasa malam, 29 Juli
2025, bertempat di Taman Terbuka Ir. Soekarno, Kotaagung. Kajian tersebut
mengangkat tema sentral: Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tanggamus.
Forum ini diprakarsai oleh aktivis muda Dauri Ruansyah, yang menyebut FTM
sebagai ruang diskusi lintas elemen masyarakat dan mahasiswa, sekaligus wadah
penyusunan gagasan untuk mendorong keterlibatan publik dalam mengawal
pembangunan daerah.
“Tanggamus Menyala hadir bukan sekadar tempat diskusi, tapi sebagai
katalis perubahan. Kami ingin menyumbangkan pikiran kritis dan karya ilmiah
untuk memperbaiki kondisi sosial dan pembangunan di daerah,” kata Dauri kepada
wartawan usai kajian.
Dalam forum tersebut, IPM Tanggamus disorot tajam. Berdasarkan data Badan
Pusat Statistik (BPS), IPM Tanggamus saat ini berada pada angka 68,2, yang
masuk dalam kategori sedang. Angka ini mengindikasikan tantangan serius dalam
tiga dimensi utama: pendidikan, kesehatan, dan daya beli masyarakat.
“IPM bukan sekadar angka statistik. Ia adalah refleksi dari kualitas
hidup masyarakat. Ketika IPM stagnan, itu pertanda ada kegagalan struktural
yang perlu segera diatasi,” jelas Dauri.
Dari hasil kajian tersebut, FTM menyusun rekomendasi dan pernyataan sikap
yang kemudian dijadikan dasar dalam aksi demonstrasi tanggal 31 Juli. Seluruh
proses ini, menurut Dauri, merupakan bagian dari ikhtiar mahasiswa untuk tidak
hanya bersuara, tapi juga bertindak secara terukur dan bertanggung jawab.
Forum Tanggamus Menyala menyatakan akan terus mengawal kelima tuntutan
tersebut dan tidak akan berhenti pada satu aksi. Mereka berkomitmen untuk
melakukan evaluasi berkala terhadap respons pemerintah, serta membuka ruang
partisipasi publik seluas-luasnya.
“Kami tidak ingin Tanggamus terus jalan di tempat. Sudah waktunya rakyat
bicara dengan data dan bertindak dengan keberanian,” tegas Berly menutup aksi.
(*)
Berita Lainnya
-
Ombak Besar dan Angin Kencang Hantam Pantai Kotaagung, Puluhan Kapal Nelayan Rusak
Jumat, 01 Agustus 2025 -
Sebanyak 340 KK di Atar Lebar Tanggamus Terisolir, Warga Seberangi Sungai Manual Setelah Jembatan Diterjang Banjir
Kamis, 31 Juli 2025 -
Gelar Aksi di Depan Kantor Bupati, GPN Tuntut Sekda Tanggamus Dicopot
Kamis, 31 Juli 2025 -
Jembatan Ambruk Diterjang Banjir, Warga Desa Sampang Turus di Tanggamus Terisolir
Kamis, 31 Juli 2025