• Kamis, 31 Juli 2025

‎Teror Auman Harimau, Bupati Parosil Kerahkan Camat Ambil Langkah dan Edukasi Warga

Rabu, 30 Juli 2025 - 19.30 WIB
319

‎Camat BNS Mat Rizal saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap konflik harimau yang terjadi di wilayah nya sesuai instruksi bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus. Foto: Ist.

‎Kupastuntas.co, Lampung Barat - Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus meminta seluruh camat di wilayahnya untuk mengimbau warga agar selalu waspada terhadap potensi serangan harimau.

Hal itu menindaklanjuti laporan warga yang mengaku mendengar suara auman harimau di Pemangku Kali Pasir, Pekon (Desa) Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, sejak beberapa hari terakhir.

‎Parosil mengatakan, kewaspadaan masyarakat sangat penting untuk mencegah terjadinya konflik antara manusia dan satwa liar yang dilindungi tersebut.

"Saya meminta seluruh camat segera mengimbau warganya, khususnya yang beraktivitas atau berkebun di sekitar kawasan perbatasan hutan, agar lebih berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan," ujar Parosil, Rabu (30/7/2025).

‎Menanggapi arahan tersebut, Camat Bandar Negeri Suoh (BNS), Mat Rizal, bergerak cepat turun ke Pekon Hantatai dan Pekon Tembelang.

Dua wilayah tersebut diketahui merupakan jalur jelajah satwa liar sekaligus lokasi terjadinya konflik antara warga dengan harimau beberapa bulan lalu untuk memberi edukasi sekaligus sosialisasi kepada warga.

‎"Kami langsung menindaklanjuti perintah Bupati dengan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga. Imbauan ini kami sampaikan agar masyarakat lebih waspada saat berkebun dan mengurangi risiko konflik dengan harimau," kata Mat Rizal kepada Kupastuntas.co, Rabu (30/7/2025).

‎Dalam kunjungannya, Mat Rizal bersama aparatur pekon mengingatkan warga untuk tidak beraktivitas seorang diri di kebun yang berbatasan langsung dengan hutan kawasan.

Selain itu, warga juga diminta segera melapor kepada pihak berwenang apabila melihat tanda-tanda keberadaan satwa liar di sekitar pemukiman atau kebun mereka.

‎Ia menambahkan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) dan instansi terkait lainnya untuk meningkatkan pengawasan di wilayah yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan.

‎"Langkah pencegahan ini penting agar masyarakat merasa aman saat beraktivitas, sekaligus menjaga kelestarian satwa liar yang dilindungi," tegas Mat Rizal.

‎Hal serupa juga disampaikan Camat Batu Brak, Agus Hadi Purnama. Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah Peratin khusunya yang memiliki wilayah kawasan TNBBS dengan hutan lindung.

‎"Hari kita sudah lakukan pertemuan dengan sejumlah Peratin. Untuk di wilayah Batu Brak, BKSDA sudah pasang jebakan di Pemangku kali pasir, Pekon Sukabumi. Hanya saja masih ada keresahan masyarakat karena lokasi jebakan yang terlalu dekat dengan permukiman. Sehingga atas kesepakan semua pihak, jebakan akan dipindahkan dari lokasi sebelumnya," ungkap Agus.

‎Agus menambahkan, lokasi jebakan tersebut dinilai tidak pas karena hampir setiap pagi dan sore masyarakat sekitar berupaya agar harimau tidak mendekat dan masuk kedalam pemukiman dengan membunyikan dentuman dari bambu.

‎Sebelumnya, warga Pemangku Kali Pasir, Pekon Sukabumi, mengaku mendengar suara auman harimau pada malam hari selama beberapa hari berturut-turut.

Kondisi tersebut membuat sebagian warga merasa khawatir untuk beraktivitas di kebun pada pagi dan sore hari.

"Sudah beberapa malam terdengar auman harimau dari arah hutan. Kami jadi takut ke kebun sendirian," ujar Sah, warga setempat. (*)