Ratusan Juta Rupiah Retribusi Pasar Tematik Lumbok Seminung Diduga Bocor, Pengelola Bungkam

Pasar Tematik Wisata Lumbok Seminung. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Perputaran uang di Pasar Tematik Wisata Lumbok Seminung Jelajah Danau Ranau di Lampung Barat diketahui mencapai puluhan juta rupiah per bulan dan ditaksir mencapai ratusan juta sejak diresmikan pada 14 Juni 2025 lalu.
Sayangnya, objek wisata baru yang digadang-gadang mampu mendongkrak ekonomi masyarakat tersebut, yang dibangun dengan anggaran lebih dari 70 miliar rupiah, belum terkelola dengan baik.
Berdasarkan data yang dihimpun, hingga saat ini setoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang masuk ke kas daerah melalui Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) setempat baru sebesar Rp23 juta. Angka itu jauh dari jumlah pendapatan yang diterima pengelola beberapa bulan terakhir.
"Setoran PAD dari Pasar Tematik Wisata Lumbok Seminung sampai sekarang baru Rp23 juta yang masuk ke kas daerah,” kata Kabid Destinasi pada Disporapar Lampung Barat, Himaya, saat dihubungi Kupastuntas.co melalui sambungan seluler, Rabu (30/7/2025).
Himaya bahkan menunjukkan bukti berupa foto kwitansi penerimaan PAD, yaitu sebesar Rp5 juta pembayaran pertama tertanggal 1 Juli 2025 dengan keterangan pembayaran retribusi pelayanan tempat retribusi pariwisata dan olahraga, kemudian pembayaran kedua dilakukan tertanggal 30 Juli 2025 dengan jumlah setoran Rp18 juta. Sehingga totalnya menjadi Rp23 juta.
Ia menyebutkan, pembayaran retribusi daerah tersebut melalui nomor rekening atas nama RKUD Kabupaten Lampung Barat.
Selain pariwisata, pihak Pokdarwis juga dikabarkan akan melakukan penyetoran ke kas daerah berupa retribusi parkir, namun belum terealisasi.
Dugaan bocornya retribusi Pasar Tematik tersebut kian menguat setelah sejumlah masyarakat sekitar dan pengunjung menyebut kunjungan Pasar Tematik tidak pernah sepi setiap harinya. Bahkan sebelum diresmikan oleh Wakil Gubernur Lampung pertengahan Juni lalu. Retribusi wisata dan parkir pengunjung Pasar Tematik pun sudah dipungut jauh sebelum peresmian.
"Kalau hanya setor PAD Rp23 juta, itu tidak masuk akal. Coba tanya lagi dengan pengelolanya atau minta rincian pengeluaran mereka. Kami rasa mereka pasti tidak mau karena sisa uangnya banyak. Yang tidak kalah penting dan harus dicari tahu adalah sisa duit itu kemana, siapa saja yang menerimanya? Apakah hanya pengelola yang disebut Pokdarwis atau mengalir ke mana-mana. Jangan-jangan ada oknum-oknum pejabat yang juga menikmatinya,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Sumber juga menyebut, secara logika Pokdarwis tidak mungkin berani main sendiri kalau tidak ada yang mendukung mereka.
"Pokdarwis kan hanya mengelola, tentu ada orang-orang selain mereka yang berada di belakang layar. Jadi silakan dicari tahu, karena kami selaku masyarakat juga ingin tahu uang itu kemana dan diperuntukkan untuk apa,” tutup sumber.
Sumber lain menyebut, retribusi bulan April dan Mei juga tidak kalah menarik untuk dipertanyakan. Jika dikalkulasi, tentu mencapai ratusan juta juga karena pada dua bulan pertama itu pengunjung juga ramai.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Pokdarwis, jumlah kunjungan wisata pada bulan April 2025 mencapai 30.000 orang.
Jika dihitung rata-rata retribusi masuk dan parkir sebesar Rp5.000 per orang, maka perputaran uang di Pasar Tematik Wisata pada bulan April mencapai Rp150 juta.
Sedangkan saat itu belum ada PAD yang masuk dari Pasar Tematik Wisata Lumbok Seminung ke kas daerah melalui Disporapar.
Pokdarwis pun berdalih retribusi yang masuk digunakan untuk membayar honor pengelola. Sedangkan pengelola yang bekerja saat ini hanya 39 orang dengan gaji rata-rata Rp1–1,5 juta.
Jika dikalkulasikan, untuk gaji 39 orang dengan rata-rata Rp1,5 juta, maka total pengeluaran untuk gaji hanya sebesar Rp58,5 juta. Artinya tidak lebih dari setengah retribusi yang masuk.
Kemudian pada bulan Juni, jumlah kunjungan mencapai 18.421 orang. Jika dikalkulasikan dengan asumsi perhitungan retribusi masuk Rp5.000 dan parkir motor Rp3.000, maka retribusi yang masuk untuk bulan Juni mencapai Rp147.368.000.
Jika penggunaannya untuk membayar gaji 39 pengelola Pasar Tematik Wisata dengan asumsi Rp1,5 juta per bulan, total anggaran untuk gaji hanya Rp58,5 juta, sehingga masih ada sisa anggaran yang tersimpan sebesar Rp88.868.000.
Kemudian per tanggal 26 Juli 2025, jumlah kunjungan wisata mencapai 8.574 orang. Jika dikalkulasikan dengan jumlah asumsi yang sama, retribusi yang masuk sebesar Rp68.592.000. Jika dipotong untuk honor pengelola sebesar Rp58,5 juta, masih tersisa Rp10.092.000.
Jika dikalkulasikan total pendapatan retribusi dua bulan terakhir sebesar Rp215.960.000, dan untuk gaji pengelola dua bulan dikalkulasikan sebesar Rp117.000.000 serta dipotong PAD yang sudah disetorkan Rp23 juta, maka sisa retribusi sebesar Rp75.960.000.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Pokdarwis masih bungkam dan enggan membeberkan secara rinci pemasukan dan pengeluaran dari objek wisata Pasar Tematik tersebut. Pesan yang dikirimkan melalui aplikasi WhatsApp belum direspons. (*)
Berita Lainnya
-
Awas, Marak Penipuan Modus Aktivasi IKD Minta Data Pribadi
Kamis, 31 Juli 2025 -
Dapur MBG di Balik Bukit Lampung Barat Sediakan 3.634 Porsi Makan Bergizi Gratis Setiap Hari
Kamis, 31 Juli 2025 -
Teror Auman Harimau, Bupati Parosil Kerahkan Camat Ambil Langkah dan Edukasi Warga
Rabu, 30 Juli 2025 -
Longsor Tutup Sebagian Badan Jalan di Batu Ketulis Lampung Barat
Rabu, 30 Juli 2025