Curi Motor Sambil Todong Senpi, Junaidi Tewas Diamuk Massa

Curi Motor Sambil Todong Senpi, Junaidi Tewas Diamuk Massa. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Di balik jalanan yang lengang di Kecamatan Candipuro, Lampung Selatan, tragedi mengenaskan meletup di sebuah sore yang biasa. Hari itu, seorang pria bernama Junaidi mencoba mengadu nasibnya di jalan gelap kejahatan.
Dengan sepucuk senjata api (Senpi) di tangan dan keberanian yang tampak seperti kenekatan, ia dan rekannya mencoba merampas sepeda motor milik seorang warga. Namun, ia tak pernah menyangka bahwa hari itu akan menjadi perjalanan terakhir dalam hidupnya.
Semuanya bermula sederhana. Seorang pemuda dan temannya datang ke sebuah klinik gigi. Tak ada yang mencurigakan, hanya dua orang biasa yang hendak memeriksakan diri.
Teman si pasien menunggu di luar, tak menyadari bahwa sebentar lagi ia akan menyaksikan adegan menegangkan, nyaris seperti potongan film laga.
Dari arah lain, dua pria yakni Junaidi dan seorang rekannya datang mendekat. Mereka bukan pasien. Mereka mendekati motor korban, kemudian mengajak bicara.
Detik berikutnya, satu di antara mereka mengacungkan senjata api. Ancaman itu cukup untuk membuat korban mundur dan membiarkan motornya dibawa.
Namun keberuntungan tak berpihak pada Junaidi. Korban yang gemetar tetap mampu berteriak, menarik perhatian warga dan temannya yang masih menunggu.
Dalam hitungan detik, suasana berubah menjadi kacau. Teman korban menendang motor pelaku hingga membuat Junaidi terjatuh. Itulah awal dari akhir.
Massa pun berdatangan. Kemarahan memuncak dan Junaidi menjadi sasaran pelampiasan. Tak ada lagi senjata yang bisa melindunginya.
Ia dihajar habis-habisan di tengah jalan, di bawah sorotan mata warga yang marah dan tak mau lagi menjadi korban ketidakamanan. Rekannya melarikan diri, menyisakan Junaidi seorang diri menghadapi murka massa.
Polisi datang tak lama kemudian. Junaidi yang tergeletak lemah dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun luka-luka yang ia alami terlalu parah.
Di meja perawatan darurat, napasnya terhenti. Ia meninggal dunia, menyisakan banyak pertanyaan dan getir bagi keluarganya yang tinggal di Kecamatan Jabung, Lampung Timur.
Kasatreskrim Polres Lampung Selatan, AKP Indik Rusmono, membenarkan insiden tersebut. Ia mengatakan bahwa pelaku sempat membawa senjata api dan mencoba melarikan diri dengan motor korban. Namun tindakan cepat warga membuat rencana itu gagal total.
"Jika memang terbukti menggunakan senjata api, tentu ini akan kami dalami asal-usulnya,” ujar AKP Indik.
Ironisnya, Junaidi bukan pelaku yang asing di telinga aparat. Beberapa informasi menyebutkan bahwa ia telah beberapa kali tersandung perkara hukum.
Kini, hidupnya berakhir tanpa proses pengadilan dan hanya diadili oleh kemarahan warga yang sudah lama jengah dengan maraknya aksi kejahatan.
Tragedi ini menyisakan pelajaran kelam. Di satu sisi, warga Candipuro menunjukkan reaksi terhadap rasa takut dan marah yang selama ini terpendam. Di sisi lain, peristiwa ini menyisakan pertanyaan tentang hukum, keadilan, dan batas antara pembelaan diri dan aksi main hakim sendiri.
Junaidi mungkin telah memilih jalan yang salah, namun kematiannya juga menjadi cermin bahwa di balik setiap kejahatan, selalu ada tragedi manusia. (*)
Berita Lainnya
-
Dua Pemuda Terseret Arus di Pantai Lamsel, Satu Tewas, Satu Dalam Pencarian
Minggu, 27 Juli 2025 -
Warga Geruduk Kantor Bupati Lampung Selatan, Tuntut Kades Sinar Palembang Dinonaktifkan karena Diduga Korupsi Dana Desa
Kamis, 24 Juli 2025 -
Pembangunan ZoSS Mandek, BPTD Lampung Minta Pemda Bergerak
Rabu, 23 Juli 2025 -
Polisi dan Dinas Pendidikan Siap Tindaklanjuti Keluhan Minimnya Zona Selamat Sekolah di Lampung Selatan
Selasa, 22 Juli 2025