Prabowo Klaim Angka Pengangguran dan Kemiskinan Menurun

Prabowo saat dalam acara PSI dikutip dari channel YouTube Partai Solidaritas Indonesia, Senin (21/7/2025).
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Besarnya jumlah pengangguran
hingga masyarakat yang berada di garis kemiskinan disebut telah turun di Indonesia.
Hal ini diungkap langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Prabowo bilang berdasarkan data terakhir yang dilaporkan
Badan Pusat Statistik (BPS) kepadanya, tercatat angka kemiskinan absolut serta
pengangguran mengalami penurunan. Sayangnya, Prabowo tidak merinci besaran
angka penurunan pada kemiskinan dan pengangguran.
Yang jelas sampai saat ini BPS urung mengumumkan
data kemiskinan dan pengangguran terbaru. Meski sempat dijadwalkan beberapa
waktu, namun pengumuman itu tiba-tiba dibatalkan.
"Kepala BPS lapor ke saya angka
pengangguran menurun angka kemiskinan absolut menurun, ini BPS yang
bicara," kata Prabowo dikutip dari channel YouTube Partai Solidaritas
Indonesia, Senin (21/7/2025).
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga menepis
narasi Indonesia dalam kondisi yang sulit dan gelap. Menurutnya, ada
usaha-usaha yang menciptakan seolah-olah Indonesia mengalami masa sulit.
"Kita berada di jalan yang benar, usaha untuk
membuat seolah-olah Indonesia dalam keadaan susah Indonesia dalam keadaan
gelap, Indonesia ekonomi gagal. Itu adalah upaya menurunkan semangat kita dan
itu tidak benar saudara sekalian," terang Prabowo.
Sejauh ini data terakhir yang diungkapkan BPS per
15 Januari 2025, persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 8,57%,
menurun 0,46% poin terhadap Maret 2024 dan menurun 0,79% poin terhadap Maret
2023.
Sementara, jumlah penduduk miskin pada September
2024 sebesar 24,06 juta orang. Angka ini menurun 1,16 juta orang terhadap Maret
2024 dan menurun 1,84 juta orang terhadap Maret 2023.
Sebelumnya, BPS sempat akan mengumumkan data
kemiskinan terbaru rilis pada 15 Juli 2025. Sayangnya, agenda itu ditunda
secara tiba-tiba.
Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti
menegaskan, pihaknya akan terus menyampaikan data secara objektif. Hal tersebut
menjadi salah satu alasan pihaknya memutuskan untuk menunda penyampaian rilis
data kemiskinan pada 15 Juli lalu.
"BPS akan terus menyampaikan data seobjektif
mungkin. ini salah satu alasan kami yang tanggal 15 Juli kemarin kami menunda
karena ingin memastikan kualitas dan keakuratan data. Jadi tidak ada alasan
lain," kata Amalia dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi X DPR
RI di Senayan, Jakarta, Kamis (17/7/2025).
Selain itu, Amalia juga menekankan bahwa
pihaknya tidak pernah mendapatkan pesanan dari pihak manapun untuk melakukan
penyesuaian, apalagi manipulasi data. Pihaknya mengedepankan upaya memperbaiki
kualitas data. (*)
Berita Lainnya
-
Perubahan APBD Bandar Lampung 2025 Naik 14 Persen Jadi Rp3,3 Triliun
Selasa, 19 Agustus 2025 -
Pemprov-Korem 043/Gatam Pererat Jaga Ketahanan Pangan hingga Dukung Pembangunan Kodam XXI/Radin Inten
Selasa, 19 Agustus 2025 -
Indonesia Peringkat ke-99 di Indeks Persepsi Korupsi Dunia
Selasa, 19 Agustus 2025 -
Yuri Agustina Resmi Dilantik Sebagai Kepala Biro Kesra Provinsi Lampung
Selasa, 19 Agustus 2025