Sekolah Rakyat Lampung Terima 75 Siswa Pertama, Seluruh Biaya Ditanggung Pemerintah

Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi, saat menjadi narasumber Kupas Podcast yang dipandu Direktur Utama Kupas Tuntas Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, SE, MM, di Kantor Kupas Tuntas, Tanjung Senang, Bandar Lampung, pada Jumat (11/7/2025). Foto: Dok Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Tahun ini Sekolah Rakyat yang dibentuk
Pemerintah Provinsi Lampung baru menerima 75 siswa pertama. Seluruh biaya
keperluan siswa ditanggung pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi,
saat menjadi narasumber Kupas Podcast yang dipandu Direktur Utama Kupas Tuntas
Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, SE, MM, di Kantor Kupas Tuntas, Tanjung
Senang, Bandar Lampung, pada Jumat (11/7/2025). Podcast kali ini mengambil
tema “Menjaga Asa, Merawat Kepedulian Sosial
Lampung.”
Aswarodi mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memastikan salah
satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni Sekolah Rakyat, segera
beroperasi di wilayah Lampung pada akhir Juli 2025 mendatang.
Program Sekolah Rakyat akan menampung para siswa kurang mampu atau miskin,
terutama miskin ekstrem yang masuk kategori desil 1 dan desil 2.
“Presiden Prabowo menegaskan bahwa orang tua boleh miskin, tetapi
kemiskinan tidak boleh diwariskan kepada anaknya. Karena itu, anak-anak miskin
ini harus dididik dengan baik dan benar, kemudian disiapkan menjadi agen
perubahan,” kata Aswarodi.
Ia mengungkapkan, Provinsi Lampung termasuk ke dalam daftar 100 titik lokasi Sekolah Rakyat yang akan diluncurkan secara
nasional pada akhir Juli mendatang.
Sebanyak 100 titik Sekolah Rakyat tersebut terbagi dalam dua tahap, yakni
63 titik yang berlokasi di gedung milik Kementerian Sosial.
“Untuk Lampung masuk di sisanya, yakni 37 titik. Kami mengusulkan lokasi
Sekolah Rakyat berlokasi di kantor BPSDM Provinsi Lampung. Saat ini sedang
dalam proses renovasi oleh Kementerian PU. Kami sudah survei, dan ditargetkan
bisa diselesaikan pada akhir Juli,” kata Aswarodi.
Ia menerangkan, sebanyak 75 peserta didik Sekolah Rakyat, yang terdiri dari
48 laki-laki dan 27 perempuan, telah ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan
(SK) Gubernur Lampung.
Sementara untuk Sekolah Rakyat permanen, telah diusulkan pendiriannya di
atas lahan seluas 10 hektare di Kota Baru, Lampung Selatan, dan telah disetujui
oleh Kementerian PU. Proses pembangunan sudah dimulai tahun ini.
“Kita berharap Sekolah Rakyat ini segera dibangun di Kota Baru. Karena kalau
di Kota Baru memang sudah sesuai dengan kebutuhan. Nantinya Sekolah Rakyat ini
akan mencakup tiga jenjang, mulai SD, SMP, hingga SMA,” paparnya.
Aswarodi mengungkapkan, Sekolah Rakyat berbentuk boarding school atau sekolah berasrama. Sekolah ini dirancang untuk memberikan
pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin, terutama yang masuk
dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DT-SEN), dengan prioritas
pada desil 1 dan 2.
“Kriteria siswa adalah masyarakat miskin yang masuk ke dalam DT-SEN, dan
diutamakan desil 1 dan 2, yaitu masyarakat miskin
dan miskin ekstrem. Untuk memastikan ini, kami melakukan home visit dan melakukan asesmen,” ungkapnya.
Syarat lainnya adalah calon peserta didik harus mengikuti pemeriksaan
kesehatan yang akan dilakukan pada 14 Juli 2025.
“Peserta didik harus sehat. Nanti pada 14 Juli akan dilakukan cek
kesehatan. Kalau ada yang sakit, kita obati, sehingga selama belajar mereka
dalam kondisi sehat,” tuturnya.
Aswarodi mengatakan, operasional Sekolah Rakyat berbeda dengan sekolah
biasa, karena seluruh komponen, termasuk kepala sekolah dan para guru, tinggal
di asrama bersama siswa.
Saat ini kepala Sekolah Rakyat telah ditetapkan dan telah mengikuti retreat, serta kini sudah berada di Kantor BPSDM Lampung. Sebanyak 17 guru yang
direkrut oleh Kementerian Dikdasmen melalui program PPG juga telah diangkat
sebagai PPPK dan siap bertugas.
“Tenaga kependidikan lainnya, seperti wali asuh, wali asrama, bendahara,
tenaga administrasi, penjaga malam, juru masak, hingga petugas kebersihan juga
sudah ditetapkan,” lanjutnya.
Aswarodi membeberkan, salah satu tantangan yang dihadapi adalah keberatan
dari sebagian orang tua terkait kewajiban siswa tinggal penuh di asrama.
Ia mengatakan, kebijakan boarding school tidak
membolehkan siswa sering keluar masuk asrama sembarangan.
“Ini bukan sekolah biasa. Siswa hanya diperbolehkan meninggalkan asrama
dalam momen-momen tertentu, seperti hari raya, tahun baru, atau Natal. Itu pun
dalam waktu terbatas sesuai kebijakan sekolah,” ujarnya.
Ia menerangkan, syarat lain adalah siswa yang diterima harus berdomisili
sesuai wilayah pengusul. Bila diusulkan oleh provinsi, maka siswa harus berasal
dari Provinsi Lampung. Sementara jika diusulkan oleh kabupaten/kota, maka siswa
wajib berdomisili di wilayah tersebut.
“Kabupaten/kota sudah semua mengusulkan lokasi Sekolah Rakyat. Awalnya
Pringsewu belum karena tidak ada lahan, tetapi saat ini mereka sudah
mengusulkan,” imbuhnya.
Aswarodi mengatakan, sebanyak 188 ribu anak di Provinsi Lampung berpotensi
menjadi siswa Sekolah Rakyat untuk jenjang SD, SMP, dan SMA.
Ia mengungkapkan, berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional
(DT-SEN), terdapat 188 ribu anak dari desil 1 dan 2 di
Provinsi Lampung yang berpotensi menjadi penerima manfaat program Sekolah
Rakyat.
“Anak-anak ini sejatinya sudah bersekolah. Namun dengan kebijakan baru dari
Pak Gubernur yang telah menggratiskan uang komite untuk jenjang SMA, mereka
kini punya akses lebih luas untuk menikmati pendidikan tanpa beban biaya
tambahan,” ujar Aswarodi.
Ia mengatakan, dalam rangka mendukung program Sekolah Rakyat, Kementerian
Pendidikan Dasar dan Menengah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah (Dikdasmen) telah merekrut 17 guru profesional dari lulusan Pendidikan
Profesi Guru (PPG).
Aswarodi menjelaskan, proses seleksi guru untuk program Sekolah Rakyat
tidak mudah. Salah satu syaratnya adalah kesediaan tinggal di asrama.
“Jadi, tidak hanya muridnya yang tinggal di asrama, tetapi semua guru dan
juga tenaga kependidikan harus tinggal di asrama,” paparnya.
Sementara untuk kepala sekolah, tercatat sebanyak 12 orang sudah ikut
mendaftar. Namun yang diterima adalah guru Bahasa Inggris dari SMA Negeri 1
Palas, Lampung Selatan, meskipun masih berpangkat III/c karena kefasihannya
berbahasa Inggris.
“Kemarin kepala sekolah yang ikut 12 orang, dan yang diterima itu golongannya masih rendah, III/c, tetapi dia fasih berbahasa Inggris karena berasal dari guru Bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Palas, Lampung Selatan,” pungkasnya. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Senin 14 Juli 2025 dengan judul "Sekolah Rakyat Lampung Terima 75 Siswa Pertama"
Berita Lainnya
-
Lampung Selatan Daerah Tertinggi Angka Kecelakaan dengan 187 Kejadian
Senin, 14 Juli 2025 -
MPLS Dimulai, Disdikbud Lampung Tekankan Materi Bahaya Narkoba, LGBT, dan Tawuran
Senin, 14 Juli 2025 -
75 Siswa Sekolah Rakyat Jalani Tes Kesehatan, Wagub Jihan: Ada yang Hipertensi
Senin, 14 Juli 2025 -
Baleg DPR RI Pantau Pabrik Pengolahan Singkong hingga Lahan Pertanian di Lampung
Senin, 14 Juli 2025